Daftar Presiden Korea Selatan yang Pernah Terlibat Skandal, Termasuk Yoon Suk Yeol yang Dimakzulkan
Yoon Suk Yeol (Credit: Instagram @sukyeol.yoon)
Kapanlagi.com - Pada Sabtu, 14 Desember 2024, Presiden Yoon Suk Yeol resmi diberhentikan sementara setelah parlemen mengambil langkah berani dengan menyetujui pemakzulannya dengan suara mayoritas 204-85. Keputusan ini muncul setelah Yoon mengeluarkan dekrit darurat militer yang hanya bertahan enam jam, namun cukup untuk mengguncang kepercayaan publik.
Pemakzulan ini mencerminkan krisis kepercayaan yang semakin dalam terhadap kepemimpinan Yoon. Sebuah survei mengungkapkan bahwa lebih dari 70% rakyat Korea Selatan mendukung langkah ini, sementara tingkat persetujuan terhadap Yoon terjun bebas hingga hanya 11%, angka terendah sejak ia menjabat pada 2022. Ketua Majelis Nasional, Woo Won Shik, menegaskan bahwa keputusan ini merupakan upaya untuk melindungi demokrasi negara.
Namun, Yoon Suk Yeol bukanlah presiden pertama yang menghadapi akhir pemerintahan yang penuh skandal di Korea Selatan. Negara ini memiliki sejarah panjang presiden-presidennya yang terjerat dalam pelanggaran hukum, korupsi, dan tragedi politik. Mari kita simak kronologi perjalanan Yoon Suk Yeol serta daftar pemimpin lainnya yang pernah menghadapi nasib serupa, dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Senin (16/12).
Advertisement
1. Yoon Suk Yeol: Dari Darurat Militer hingga Pemakzulan
Pada 3 Desember 2024, Yoon Suk Yeol mengeluarkan dekrit darurat militer yang menjadi pemicu gejolak politik terburuk dalam sejarah kepemimpinannya.
Dengan dalih menghadapi ancaman dari Korea Utara, langkah kontroversial ini justru mengundang gelombang kritik tajam dari berbagai kalangan.
Yoon menuduh oposisi bersekongkol dengan "kekuatan anti-negara" tanpa menyertakan bukti yang jelas, namun itu tak menghentikan ratusan ribu warga yang berbondong-bondong ke jalan untuk menuntut pemakzulan, mencerminkan ketidakpuasan yang meluap.
Hanya enam jam setelah dikeluarkan, dekrit tersebut dibatalkan oleh parlemen yang bergerak cepat, dan pada 14 Desember, pemakzulan resmi pun disahkan, menandai momen penting dalam dinamika politik negara.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
2. Presiden Park Geun-hye: Skandal Korupsi yang Mengguncang Korea Selatan
Park Geun-hye, presiden perempuan pertama Korea Selatan, mengalami nasib tragis ketika dimakzulkan pada Desember 2016 akibat skandal korupsi yang mengguncang negeri itu.
Mahkamah Konstitusi menegaskan keputusan tersebut pada Maret 2017, mengantarkan Park ke balik jeruji besi setelah terbukti menerima suap dari raksasa bisnis seperti Samsung, serta menyalahgunakan kekuasaan dengan membocorkan dokumen rahasia dan menyingkirkan pejabat yang berseberangan.
Meskipun dijatuhi hukuman 20 tahun penjara pada 2021, ia mendapatkan amnesti pada akhir tahun yang sama. Kini, dengan Yoon Suk Yeol, mantan jaksa yang memimpin penyelidikan kasus Park, menghadapi ancaman pemakzulan, dinamika politik Korea Selatan semakin menarik untuk disimak, menggambarkan perjalanan yang berkelok-kelok dan penuh kejutan.
3. Lee Myung-bak dan Roh Moo-hyun: Dari Korupsi hingga Tragedi Bunuh Diri
Lee Myung-bak, yang pernah memimpin Korea Selatan dari 2008 hingga 2013, juga merasakan pahitnya skandal korupsi ketika dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada 2018 akibat menerima suap dari raksasa konglomerat, Samsung.
Namun, jalan tak terduga menghampirinya pada 2022 ketika Presiden Yoon Suk Yeol memberikan amnesti, mengubah nasibnya.
Di sisi lain, kisah tragis mantan Presiden Roh Moo-hyun, yang menjabat antara 2003 hingga 2008, mengguncang negara ketika ia memilih mengakhiri hidupnya pada Mei 2009 setelah terjerat dalam penyelidikan suap.
Peristiwa-peristiwa ini menciptakan bayang-bayang kelam yang mengingatkan kita akan tekanan politik yang luar biasa di Korea Selatan.
4. Presiden Militer: Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo
Dua presiden militer, Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo, menutup perjalanan mereka dengan kontroversi yang mengguncang sejarah.
Chun, yang dijuluki "Tukang Jagal dari Gwangju," harus menerima vonis hukuman mati akibat tindakan brutalnya dalam menumpas pemberontakan di Gwangju pada tahun 1980, meski kemudian hukumannya diringankan menjadi penjara seumur hidup.
Di sisi lain, Roh Tae-woo, yang melanjutkan kursi kepresidenan setelah Chun, juga terjerat masalah dan dijatuhi hukuman 17 tahun penjara karena keterlibatannya dalam kudeta militer dan skandal korupsi.
Namun, keduanya akhirnya memperoleh amnesti setelah menjalani hukuman penjara yang relatif singkat, menandai akhir yang penuh tanda tanya dalam era pemerintahan mereka.
5. Sejarah Panjang Pemakzulan di Korea Selatan
Sejak era kepemimpinan Syngman Rhee, presiden pertama Korea Selatan, panggung politik negeri ginseng ini tak pernah sepi dari gejolak.
Rhee terpaksa angkat kaki ke Hawaii setelah dimakzulkan akibat skandal pemilu pada tahun 1960, sementara tragedi kelam menimpa Park Chung-hee, ayah dari Park Geun-hye, yang tewas di tangan kepala intelijennya sendiri pada 1979.
Kekacauan yang melanda membuka jalan bagi kudeta militer oleh Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo.
Dengan tujuh presiden yang terjerat skandal atau harus menghadapi hukuman, pemakzulan Yoon Suk Yeol pun menambah lembaran baru dalam kisah panjang dinamika politik yang penuh liku di Korea Selatan.
6. Apa alasan utama pemakzulan Yoon Suk Yeol?
Pemakzulan Yoon mencuat setelah ia menerbitkan dekrit darurat militer yang menuai kontroversi, meskipun hanya bertahan enam jam, langkah tersebut telah mengguncang jagat politik dan memicu gejolak yang tak terduga.
7. Apakah Yoon Suk Yeol akan diberhentikan secara permanen?
Mahkamah Konstitusi kini berada di persimpangan penting, dengan waktu 180 hari yang ditetapkan untuk menentukan nasib Yoon—apakah ia akan dicopot dari jabatannya atau justru dipulihkan kembali ke posisi semula.
8. Bagaimana sejarah pemakzulan presiden di Korea Selatan?
Sejak era kepemimpinan Syngman Rhee hingga Yoon Suk Yeol, Korea Selatan telah menyaksikan perjalanan politik yang penuh gejolak, di mana tujuh presiden terpaksa menghadapi pemakzulan, pengunduran diri, atau terjerat dalam skandal besar yang mengguncang negeri.
(kpl/rmt)
Advertisement
