'GARUDA DI DADAKU' Menghibur dan Penuh Inspirasi

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Film GARUDA DI DADAKU merupakan suguhan film keluarga berkualitas yang membumi, menyentuh, menghibur dan menginspirasi. Demikian hal itu dikatakan oleh Produser Eksekutifnya, Putut Widjanarko, di bioskop 21 Tamini Square Jakarta, Jumat (26/6). "Hal ini terlihat dengan banyak masyarakat yang menonton film pada beberapa bioskop yang kita pantau di daerah," kata nya. Para pemain GARUDA DI DADAKU sejak pemutaran film perdana pada 18 Juni 2009, sudah melaksanakan road show lima kota di Indonesia yakni Banjarmasin, Yogyakarta, Bandung, Medan, dan Makassar. "Antusiasme terhadap film ini terlihat dengan banyaknya penonton yang memesan tiket beberapa hari sebelum, agar dapat menyaksikan film keluarga sekaligus sebagai pengisi hari libur," katanya. Film GARUDA DI DADAKU merupakan film inspiratif yang menggambarkan nilai persahabatan, kekeluargaan dan nasionalisme, kata Putut, menjelaskan. Film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah di bawah bendera SBO Films dan Mizan Productions yang telah sukses sebagai Co-Produser LASKAR PELANGI.Putut menceritakan bahwa GARUDA DI DADAKU bercerita tentang kerja keras Bayu yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar mewujudkan satu mimpi dalam hidupnya yakni sebagi pemain sepak bola yang baik dan berhasil, sehingga bisa membanggakan keluarga terutama ibu dan kakeknya. Dibantu kedua sahabatnya Heri yang penggila bola dan Zahra yang misterius, Bayu berupaya untuk dapat masuk menjadi Tim Sepak Bola Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional untuk membela nama harum bangsa."Namun berbagai hambatan menghadang Bayu, termasuk kakeknya yang sangat keras melarang Bayu menjadi pemain sepakbola," katanya. Film drama keluarga untuk semua umur ini mengetengahkan berbagai nilai dalam kehidupan lewat kacamata anak-anak, mengetengahkan kembali soal persahabatan, kerja keras, perjuangan, dan semangat mencapai cita-cita, kejujuran, kasih sayang, dan kebanggaan untuk menjadi anak Indonesia. Inspirasi cerita film ini didapat oleh Salman Aristo, sang penulis skenario, lewat dua kejadian penting yaitu kecintaan para pendukung sepak bola Indonesia dengan terus menyanyikan lagu GARUDA DI DADAKU. "Garuda Kebanggaanku. Ku yakin, hari ini pasti menang? meskipun tim nasional jarang menang, dan kemenangan tim Indonesia," kata Putut. Sementara itu Maudy Koesnadi sebagai Wahyuni (ibu Bayu) dalam film ini mengatakan bahwa, dengan latar belakang seperti itu, tidak heran cerita film sangat inspiring (memberi semangat), karakter anak-anaknya juga sangat inspiring. "Bayu sudah jelas menggambarkan anak yang punya impian tinggi dan bekerja keras penuh semangat demi cita-citanya. Heri adalah motivator gila bola berotak cerdas yang banyak mendukung Bayu soal ketahanan mental dan keahlian teknis," katanya. Sementara Zahra adalah representasi anak perempuan yang kuat dalam mengatasi cobaan dan kesulitan hidup. Tiap karakter memiliki latar belakang yang berbeda, namun kekayaan perbedaan itu justru menginspirasi satu sama lain dan hal ini yang menjadi dasar persahabatan ketiganya. Selain itu aktor senior lainnya adalah Ramzi bertransformasi sebagai Bang Duloh yang kocak mengocok perut penonton, Ikranagara sebagai Usman (kakek Bayu) membuat penonton geregetan dengan keras kepalanya. Sementara Maudy Koesnadi sebagai ibu Bayu yang merupakan orang tua tunggal menarik penonton bersimpati dan Ari Sihasale sebagai Pak Johan yang instruktur pelatih sepak bola membangkitkan kepercayaan dan penghargaan penonton pada orang-orang di balik layar bidang olah raga yang masih banyak menjunjung sportivitas, idealisme dan kejujuran.    

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(kpl/dar)

Rekomendasi
Trending