Lukman Sardi Bangga Jadi Pejuang

Penulis: Yunita Rachmawati

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Main film bagi Lukman Sardi tak perlu dipertanyakan lagi. Sejumlah film bermutu pernah dilahapnya termasuk LASKAR PELANGI, GIE, dan QUICKIE EXPRESS. Namun, ia mengaku sangat tertantang memainkan peran barunya sebagai pejuang dalam film MERAH PUTIH."Sebenarnya, awalnya saya berperan sebagai seorang guru sampai akhirnya memutuskan menjadi tentara untuk berjuang. Senang sekali rasanya dan merasa sangat tertantang untuk main film berlatar belakang peperangan apalagi ini tentang perjuangan kemerdekaan," tuturnya di Semarang, Senin malam (9/3).Ia menjelaskan perannya dalam film tersebut sebagai Amir, seorang muslim yang taat, guru sekolah Islam yang berperilaku halus asal Jawa Tengah. Ia harus memimpin kawan-kawannya sesama kadet setelah Belanda membunuh teman-teman seangkatannya di pendidikan militer."Sudah lama kan film perjuangan menghilang dari perfilman Indonesia, makanya ketika ditawari main film ini aku merasa ini sebuah kehormatan, karena memang sebelumnya tidak pernah main film dengan adegan perang yang cukup banyak," ujar Lukman yang ikut membintangi film MAY (2008) ini.Film MERAH PUTIH adalah produksi dari PT Media Desa Indonesia bergabung dengan produser internasional Margate House. Mereka merencanakan film MERAH PUTIH dalam bentuk trilogi yang edisi pertamanya dapat ditayangkan pada Agustus mendatang.Selain Lukman, film yang dibesut Yadi Sugandi ini dibintangi sederet aktor dan aktris muda yakni Darius Sinathrya, Teuku Rifnu Wikana, Doni Alamsyah, Zumi Zola, Atiqah Hasiholan, dan Saraswati.Kisah film ini merentang di seluruh kepulauan Indonesia, sebuah saga tentang perjuangan pribadi, pertumpahan darah, cinta, benci, dan perang sipil yang terkait dengan isu-isu sensitif soal moral pada masa pertumpahan darah. Ini adalah kisah tentang konflik dan persatuan, agama dan moralitas, keberanian sejati dan tantangan sikap moral di antara kejahatan.Film MERAH PUTIH, jelas Lukman, memiliki unsur drama, aksi, roman, komedi, dan tragedi, yang di atas segalanya film ini merupakan kisah tentang persatuan yang telah berhasil memenangkan kemerdekaan."Gue merasakan banget pergolakan batin gue selama proses produksi film ini, menjalani peran dari seorang guru sekolah Islam lalu memutuskan menjadi tentara itu rasanya perlu mencerna lebih lama lagi, sungguh peran yang tidak mudah. Tapi lagi-lagi aku sangat bersyukur bisa bermain di film ini, semoga nanti hasilnya juga memuaskan penonton," pungkasnya mengakhiri wawancara. 

(kpl/boo)

Rekomendasi
Trending