Kanye West, Si Jenius yang Penuh Kontroversi - Comeback Namun Kecewakan Penonton

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diterbitkan:

Kanye West, Si Jenius yang Penuh Kontroversi - Comeback Namun Kecewakan Penonton
Kanye West © TPG Images

Kapanlagi.com - Nama Kanye West, atau yang kini dikenal sebagai Ye, kembali menjadi sorotan dunia musik setelah comeback-nya di Shanghai pada pertengahan Juli 2025. Setelah cukup lama tidak tampil live, konser tersebut diharapkan menjadi momentum kembalinya Kanye ke panggung besar.

Namun sayangnya, konser di Shanghai justru menuai kritik dan kekecewaan dari para penggemar. Banyak penonton mengeluhkan keterlambatan Kanye selama hampir 45 menit dari jadwal yang ditentukan.

Tidak hanya itu, selama pertunjukan berlangsung, Kanye diduga melakukan lipsync dan bahkan sempat meninggalkan panggung selama kurang lebih 20 menit ketika musik tetap diputar.

1. Penonton Minta Refund

Penonton pun dibuat bingung dan frustrasi, terutama mereka yang telah membeli tiket VIP dengan harga fantastis. Kekecewaan semakin memuncak ketika Kanye tampil mengenakan masker dan hanya memanfaatkan sebagian kecil area panggung, membuat banyak penonton sulit melihat penampilannya secara jelas.

Kondisi ini membuat para penonton di barisan depan meneriakkan “refund” secara massal sebagai bentuk protes. Menurut laporan dari Page Six, banyak penggemar merasa bahwa konser tersebut merupakan salah satu pertunjukan terburuk yang pernah mereka saksikan, dan mereka menuntut kompensasi atas pengalaman buruk tersebut.

Insiden di Shanghai bukan satu-satunya kegagalan Kanye dalam panggung musiknya tahun ini. Sebelumnya, ia juga dijadwalkan menjadi salah satu headliner di festival Rubicon di Bratislava, Slovakia, yang sedianya digelar pada 18–20 Juli 2025.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Lagu 'Heil Hitler'

Namun, festival tersebut dibatalkan setelah munculnya petisi online yang menolak kehadiran Kanye karena lagu kontroversial terbarunya berjudul “Heil Hitler”. Lagu tersebut, yang dirilis bertepatan dengan peringatan 80 tahun kekalahan Nazi, menyisipkan penggalan pidato Adolf Hitler dari tahun 1935 dalam liriknya.

Masyarakat Slovakia yang memiliki sejarah kelam terkait Holocaust merespons keras lagu tersebut. Petisi yang menolak penampilan Kanye ditandatangani oleh ribuan warga, dan tekanan publik menyebabkan sejumlah sponsor serta artis lainnya menarik diri dari festival. Akhirnya, panitia memutuskan untuk membatalkan acara tersebut demi menghormati sensitivitas historis masyarakat setempat.

Lagu “Heil Hitler” menjadi puncak dari rangkaian kontroversi yang terus menyelimuti Kanye dalam beberapa tahun terakhir. Dirilis pada Mei 2025, lagu tersebut langsung dilarang di sejumlah platform musik digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube, dan SoundCloud karena dianggap menyebarkan narasi antisemitisme dan glorifikasi Nazi.

3. Ditolak di Australia

Meskipun begitu, lagu ini tetap menyebar luas di media sosial, terutama X (dulu Twitter), yang masih mengizinkan lagu tersebut beredar. Platform milik Elon Musk itu bahkan dikritik keras oleh publik karena dianggap gagal menahan penyebaran konten yang berbahaya.

Menurut laporan Business Standard dan Times of India, lagu tersebut ditonton lebih dari 10 juta kali di X hanya dalam waktu satu minggu setelah dirilis, mencerminkan betapa viralnya meskipun banyak dikecam.

Kontroversi lagu “Heil Hitler” turut membawa konsekuensi hukum dan diplomatik bagi Kanye. Pemerintah Australia, misalnya, resmi membatalkan visa Kanye untuk tampil di negara tersebut karena lagu tersebut dianggap melanggar nilai kemanusiaan dan historis bangsa.

4. Novel Dramatis

Ini bukan pertama kalinya Kanye ditolak masuk ke Australia. Pada 2022, ia juga sempat ditolak karena pernyataan antisemitiknya yang membuat sejumlah brand besar seperti Adidas, Balenciaga, dan agensi CAA menghentikan kerja sama.

Sejumlah pengamat musik menyebut bahwa kontroversi Kanye tak hanya merusak citranya, tapi juga mengancam eksistensinya di industri hiburan global. Di sisi lain, kehidupan pribadi Kanye yang penuh lika-liku juga tak pernah lepas dari sorotan.

Perceraian dengan Kim Kardashian, pernikahan keduanya dengan Bianca Censori, hingga perilaku eksentriknya yang kerap menimbulkan kontroversi membuat kehidupan Kanye ibarat novel dramatis yang berjalan di dunia nyata.

5. Sukses Memberikan Pengaruh Besar

Namun di balik segala kontroversinya, tak bisa dipungkiri bahwa Kanye West merupakan salah satu sosok paling berpengaruh dalam dunia musik abad ke-21. Sejak merilis album debut The College Dropout pada 2004, Kanye telah mendobrak banyak batasan dalam genre hip-hop dan pop.

Ia dikenal karena kepiawaiannya dalam teknik sampling serta keberaniannya menggabungkan unsur musik soul, gospel, dan elektronik dalam karya-karyanya. Album seperti Late Registration, Graduation, 808s & Heartbreak, hingga My Beautiful Dark Twisted Fantasy tak hanya mendapat pujian kritis, tetapi juga membentuk selera musik generasi muda pada masanya.

Kanye juga telah memenangkan lebih dari 20 penghargaan Grammy dan menjual jutaan kopi album di seluruh dunia, menjadikannya salah satu artis terlaris dan paling berpengaruh sepanjang masa.

6. Sosok Visioner

Selain dunia musik, Kanye juga merambah ke dunia fashion dengan brand Yeezy yang sempat bekerja sama dengan Adidas dan menjadi fenomena global. Meski kini kerjasamanya dengan Adidas telah berakhir karena isu antisemitisme, pengaruh Yeezy terhadap tren streetwear dan sneaker culture tetap besar.

Kanye juga dikenal sebagai sosok yang visioner dalam hal estetika visual, produksi konser, dan eksperimen multimedia. Dalam banyak hal, Kanye adalah inovator yang mengubah lanskap industri hiburan modern.

Namun, sisi jeniusnya itu kerap tertutup oleh kontroversi demi kontroversi yang ia ciptakan sendiri, seolah-olah membuktikan bahwa dalam diri Kanye, kejeniusan dan kehancuran selalu berjalan beriringan.

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

Rekomendasi
Trending