Kapanlagi.com - Beberapa waktu terakhir publik disibukkan dengan berita artis Indonesia yang terlibat dalam berbagai kasus narkoba dan psikotropika. Bahkan secara tegas Kepala BNN yaitu Budi Waseso mengingatkan jika sampai ada artis yang masih berada di jaringan narkoba, jangan sampai mereka jadi contoh karena harus ditembak.

Terkait komentar Kepala BNN, Adjie Pangestu menganggap hal itu berlebihan. Namun ia mendukung tindakan penembakan jika terbukti artis yang terlibat adalah bandar besar.

"Kalau menurut gue agak berlebihan ya secara pribadi. Kecuali memang artis itu merupakan bandar atau pemasok narkoba terbesar di Indonesia dan sangat berbahaya, silakan aja ditembak," ujar Adjie Pangestu di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).

Adjie berharap BNN tidak keluar dari koridor ketika melakukan penindakan kepada artis. Di tahun 2017 ini sudah puluhan artis terjaring kasus narkoba dan psikotropika dengan kesalahan yang berbeda-beda.

Adjie Pangestu merasa sedih karena banyak artis yang jadi sasaran penegakan hukum. ©KapanLagi.com/Budy Santoso

"Tapi kalau nggak pakai spesifikasi yang jelas nggak detail, artis ditembak, kan nggak bisa semena-mena main ditembak. Harus ada barang bukti. Harus ada membuktian bahwa dia memang membahayakan," tuturnya.

Adjie juga berharap dalam penegakan hukum tidak menyalahkan satu profesi. Ia menyoroti para artis yang dijadikan sasaran, misalnya saja terkait pajak dan juga narkoba yang banyak menyudutkan artis.

"Yang gue sedihin sekarang semua dilabelin artis. Seperti pajak kendaraan, artis. Narkoba, artis. Padahal banyak profesi-profesi lain. Kenapa yang dicontohin artis. Pajak kendaraan Raffi, kenapa yang didatengin Raffi? Padahal pengusaha-pengusaha besar atau siapa itu semua banyak yang nunggak pajak mungkin. Tapi kalian datengnya ke artis. Kami artis sebenarnya dalam posisi sulit. Selalu di pihak yang disalahkan padahal kami sudah taat hukum kami enggak narkobaan tapi tetep kami disorot atau dijadiin contoh yang buruk," tutupnya.