Lola Amaria: 'NEGERI TANPA TELINGA' Baik Untuk Calon Politisi
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Tahun 2014 menjadi tahun politik bagi Indonesia, karena sejumlah proses demokrasi dilalui oleh negeri ini, di antaranya Pemilu Legislatif dan Presiden. Keduanya sudah dilalui dengan tingkat partisipasi masyarakat yang cukup tinggi.
Melihat fenomena tersebut, produser sekaligus sutradara NEGERI TANPA TELINGA, Lola Amaria berharap besar film garapannya bisa menjadi bahan renungan para penonton. NEGERI TANPA TELINGA mengangkat fakta politik negeri ini, yang bisa dijadikan pelajaran penting.
"Setiap film tentu memiliki benang merah dan pesan positif di dalamnya yang bisa dipetik oleh para penontonnya. Secara pribadi, tentu saja saya ingin film ini bisa ditonton oleh anak-anak sekolah dan juga mahasiswa luas, agar bisa menjadi sebuah ingatan kuat di pemikiran mereka ke depannya," kata Lola Amaria melalui email, Sabtu (9/8).
Tindak dan tanduk para politisi bisa diambil baiknya dan polah mereka yang buruk bisa ditinggalkan bahkan dilawan. Sajian ceritanya baik untuk para calon politisi maupun politisi masa depan.
"Agar nantinya menolak segala praktek dan cara-cara tidak baik dalam berpolitik. Sehingga generasi muda ke depannya bisa memperbaiki bangsa ini secara utuh, jujur dan bersih," lanjutnya.
Fitriawan Ginting, Ketua Ikatan Alumni SMK Yadika 2, Jakarta, menilai NEGERI TANPA TELINGA bisa membuka mata pemuda tentang suhu politik di Indonesia. Sangat penting film seperti ini disaksikan dan diputar di sekolah maupun universitas di tanah air.
"Film yang sangat baik. Kita mengambil sisi positifnya, bahwa film ini bisa memberikan pelajaran dan pengetahuan penting pada masyarakat luas. Siswa-siswi serta mahasiswa sebagai penerus bangsa, bisa memperbaiki negeri tercintanya dengan berpolitik secara cerdas untuk kemajuan bangsa," tandas Ginting.
Melihat fenomena tersebut, produser sekaligus sutradara NEGERI TANPA TELINGA, Lola Amaria berharap besar film garapannya bisa menjadi bahan renungan para penonton. NEGERI TANPA TELINGA mengangkat fakta politik negeri ini, yang bisa dijadikan pelajaran penting.
"Setiap film tentu memiliki benang merah dan pesan positif di dalamnya yang bisa dipetik oleh para penontonnya. Secara pribadi, tentu saja saya ingin film ini bisa ditonton oleh anak-anak sekolah dan juga mahasiswa luas, agar bisa menjadi sebuah ingatan kuat di pemikiran mereka ke depannya," kata Lola Amaria melalui email, Sabtu (9/8).
Tindak dan tanduk para politisi bisa diambil baiknya dan polah mereka yang buruk bisa ditinggalkan bahkan dilawan. Sajian ceritanya baik untuk para calon politisi maupun politisi masa depan.
"Agar nantinya menolak segala praktek dan cara-cara tidak baik dalam berpolitik. Sehingga generasi muda ke depannya bisa memperbaiki bangsa ini secara utuh, jujur dan bersih," lanjutnya.
Fitriawan Ginting, Ketua Ikatan Alumni SMK Yadika 2, Jakarta, menilai NEGERI TANPA TELINGA bisa membuka mata pemuda tentang suhu politik di Indonesia. Sangat penting film seperti ini disaksikan dan diputar di sekolah maupun universitas di tanah air.
"Film yang sangat baik. Kita mengambil sisi positifnya, bahwa film ini bisa memberikan pelajaran dan pengetahuan penting pada masyarakat luas. Siswa-siswi serta mahasiswa sebagai penerus bangsa, bisa memperbaiki negeri tercintanya dengan berpolitik secara cerdas untuk kemajuan bangsa," tandas Ginting.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/hen/dar)
Editor:
Darmadi Sasongko
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement