Ahmad Dhani: Twitter Palsu Jangan Dijadikan Sumber Berita
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Musisi Ahmad Dhani menengarai adanya modus baru untuk menjatuhkan seseorang lewat pemberitaan media. Beberapa kali pemberitaan dirasakan kerap berusaha menyerang dirinya, padahal tidak cukup memenuhi unsur pemberitaan.
"Saya berharap melalui Dewan Pers supaya media tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ada perbedaan cukup kelihatan dalam Twitter palsu. Dari spasi, huruf juga beda, pokoknya jangan lagi Twitter palsu dijadikan sumber berita," kata Ahmad Dhani di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (24/7/2014).
"Nama baik saya mudah-mudahan bisa pulih. Nggak pulih nggak apa-apa, yang penting pers bisa arif dan bijaksana," katanya menambahkan.
Sebelumnya Dhani mengadukan 17 media ke Dewan Pers atas pemberitaan mereka tentang janji potong kelamin jika Jokowi dan JK menang pilpres 2014. Berita-berita tersebut bersumber dari Twitter palsu yang tidak jelas sumbernya.

Dhani menegaskan bahwa Tweet yang tersebar ke masyarakat melalui media sosial, BBM, maupun Path sebagainya yang beredar adalah Tweet palsu. Pihak Dhani bukan sebagai pembuat, menghapus atau menghilangkannya.
"Apalagi kita dapat info kediaman Mas Dhani didatangi orang-orang yang menginginkan Mas Dhani melakukan apa yang dinazarkan. Ini kita anggap jadi bagian merusak citra Ahmad Dhani. Saya harap masyarakat bisa memahami mana tweet palsu, mana bukan," kata pengacara Ahmad Dhani, Ramdan Alamsyah.
Kamis (24/7/2014), Bos Republik Cinta Management (RCM) itu dan media teradu telah melakukan mediasi bersama Dewan Pers. Mereka meneken kesepakatan untuk memuat permintaan maaf dan hak jawab dari pelapor.
Proses mediasi dihadiri oleh 8 media itu dari 17 media yang diadukan. Delapan media tersebut, di antaranya Republika Online, Solopos.com, Okezone.com, Seru.com, Wartaharian.com, Kompasiana, Detikforum dan Kapanlagi.com.
Ketua Badan Hukum Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo meminta media agar membersihkan nama Ahmad Dhani melalui mekanisme yang sudah disepakati. Media harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial sebagai sumber berita, kecuali melalui klarifikasi kepada yang bersangkutan.
"Karena akibat Tweet tersebut, setelah diumumkan Jokowi - Jk (sebagai pemenang) banyak yang menagih ke Dhani (potong kemaluan). Padahal itu nggak lain cuma screen print dan disebarkan lewat media," kata Yoseph.
Baca Juga:
(Lesti sedang hamil anak ketiga, dan saat ini sedang ngidam hal yang di luar nurul!)
(kpl/aal/dar)
Sahal Fadhli
Advertisement
-
Event Indonesia Liputan6.com Hadirkan 'LagiDiskon' Dalam Rangka Harbolnas