5 Sajian Lezat yang Selalu Hadir di Perayaan Cap Go Meh, Mana yang Paling Kamu Suka?

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Cap Go Meh, yang jatuh pada hari ke-15 setelah Imlek, bukan hanya sekadar penutup rangkaian Tahun Baru Imlek, tetapi juga merupakan puncak perayaan yang penuh warna. Festival ini menjadi momen istimewa untuk berkumpul bersama keluarga, melaksanakan ritual tradisional, dan menikmati hidangan khas yang kaya akan makna filosofis.

Setiap sajian yang hadir di meja saat Cap Go Meh bukanlah sekadar makanan biasa. Di balik setiap hidangan tersimpan simbolisme yang mendalam, mencerminkan harapan akan keberuntungan, kesejahteraan, dan keharmonisan dalam keluarga. Tak heran jika beberapa makanan tertentu selalu menjadi bintang utama dalam perayaan ini dari tahun ke tahun.

Mari kita telusuri beberapa makanan khas yang wajib ada saat Cap Go Meh beserta makna di baliknya. Mulai dari lontong Cap Go Meh yang menggambarkan akulturasi budaya hingga wedang ronde yang disebut sebagai minuman para dewa, berikut adalah makanan khas yang wajib ada saat perayaan Cap Go Meh dan makna di baliknya.

1. Lontong Cap Go Meh: Perpaduan Budaya Tionghoa dan Jawa

Lontong Cap Go Meh bukan sekadar hidangan, melainkan simbol indah dari perpaduan budaya antara masyarakat Tionghoa dan Jawa yang kaya makna. Layaknya ketupat dan opor ayam yang menghiasi meja saat Lebaran, lontong ini disajikan dengan beragam lauk menggugah selera seperti opor ayam, telur pindang, sambal goreng hati, dan sayur lodeh.

Dalam tradisi masyarakat Tionghoa di Indonesia, lontong ini diyakini membawa keberuntungan dan kemakmuran; bentuknya yang panjang melambangkan harapan akan umur yang panjang, sementara kuah opor keemasan melambangkan kejayaan.

Seiring berjalannya waktu, Lontong Cap Go Meh telah menjadi hidangan wajib yang dinantikan dalam perayaan Cap Go Meh di berbagai penjuru, terutama di kalangan komunitas Tionghoa yang telah berakar di Pulau Jawa.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Kue Keranjang: Simbol Harapan dan Keberuntungan

Kue keranjang, atau yang dikenal dalam bahasa Mandarin sebagai Nian Gao, adalah sajian istimewa yang selalu menghiasi perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Dengan bentuk bulat dan tekstur kenyal yang menggoda, kue ini menawarkan rasa manis yang khas, melambangkan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.

Sering kali dijadikan sesaji dalam ritual sembahyang, kue keranjang dipercaya dapat menyenangkan Dewa Tungku agar membawa kabar baik ke surga. Tradisi menyajikan kue ini dimulai tujuh hari sebelum Tahun Baru Imlek, dan hanya boleh dinikmati saat Cap Go Meh, sebagai simbol kesabaran dalam menanti datangnya keberuntungan yang dinanti-nanti.

3. Onde-onde: Makna Keberuntungan dalam Bentuk Kue Bulat

Onde-onde, kudapan bulat nan menggoda, menjadi bintang dalam perayaan Cap Go Meh. Bentuknya yang bulat bukan sekadar estetika, melainkan simbol keberuntungan dan harapan untuk kehidupan yang lebih cerah.

Terbuat dari tepung ketan yang digoreng, onde-onde ini dilapisi taburan wijen dan diisi dengan kacang hijau manis yang menggugah selera. Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, menyantap onde-onde bersama keluarga saat Cap Go Meh diibaratkan sebagai reuni penuh kebahagiaan.

Tak hanya itu, kudapan ini juga sering menghiasi berbagai perayaan Tionghoa lainnya, melambangkan keharmonisan dan kesinambungan dalam keluarga.

4. Wedang Ronde: Minuman Para Dewa

Wedang ronde, atau yang dikenal sebagai Yuan Ziao dalam bahasa Mandarin, adalah minuman ikonik yang memegang peranan penting dalam perayaan Cap Go Meh. Dengan bola-bola ketan yang lembut terendam dalam kuah jahe hangat, minuman ini tak hanya menggugah selera, tetapi juga memikat mata dengan hiasan warna merah, hijau, dan putih yang ceria.

Dalam tradisi Tionghoa, wedang ronde bukan sekadar minuman, melainkan simbol berkah dari para dewa; warna hijau melambangkan harapan, merah membawa keberuntungan, dan putih mencerminkan kesejahteraan serta persatuan.

Selain makna mendalam yang terkandung di dalamnya, wedang ronde juga menjadi primadona berkat kehangatan dan cita rasa rempahnya yang khas, menjadikannya pilihan sempurna untuk merayakan momen istimewa Cap Go Meh.

5. Jeruk Mandarin: Simbol Keberuntungan dan Jodoh

Jeruk mandarin bukan sekadar hidangan segar yang menghiasi perayaan Imlek dan Cap Go Meh, tetapi juga sarat makna simbolis yang mendalam. Dalam tradisi Tionghoa, warna oranye cerahnya melambangkan emas, yang berarti kemakmuran dan keberuntungan.

Menariknya, di beberapa daerah masih terjaga tradisi melempar jeruk ke laut, yang sudah ada sejak abad ke-19. Konon, perempuan yang melakukan ritual ini diyakini akan segera menemukan jodoh.

Tak jarang, jeruk yang dilemparkan pun dilengkapi dengan nama dan nomor kontak, memberi kesempatan bagi pria yang menemukannya untuk menghubungi sang pemilik.

Tradisi unik ini masih hidup di berbagai tempat, termasuk Malaysia dan Indonesia, menambah warna pada perayaan yang penuh harapan ini.

6. Mengapa lontong Cap Go Meh selalu hadir saat perayaan ini?

Lontong Cap Go Meh merupakan hasil akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa, yang dipercaya melambangkan panjang umur dan keberuntungan.

7. Apa makna filosofis dari kue keranjang?

Kue keranjang melambangkan kesabaran dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.

8. Apakah wedang ronde hanya dikonsumsi saat Cap Go Meh?

Tidak, wedang ronde juga sering dikonsumsi dalam berbagai acara, tetapi saat Cap Go Meh, minuman ini dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan kesejahteraan.

9. Mengapa jeruk mandarin sering dikaitkan dengan kemakmuran?

Warna oranye dari jeruk mandarin menyerupai emas, yang dalam budaya Tionghoa melambangkan rezeki dan kemakmuran.

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending