Cara Menanam Porang: Panduan Lengkap untuk Pemula
Cara Menanam Porang (c) Ilustrasi AI
Kapanlagi.com - Porang atau iles-iles menjadi komoditas pertanian yang semakin diminati petani Indonesia. Tanaman umbi dengan nama ilmiah Amorphophallus muelleri ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena kandungan glukomanan yang bermanfaat untuk berbagai industri.
Permintaan ekspor porang terus meningkat ke negara-negara seperti Jepang, China, Vietnam, dan Australia. Berdasarkan data Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, ekspor porang pada tahun 2020 mencapai 32.000 ton dengan nilai hingga 1,42 triliun rupiah, meningkat 160% dari tahun sebelumnya.
Menariknya, cara menanam porang tergolong mudah karena tanaman ini memiliki daya tahan kuat dan dapat tumbuh di berbagai kondisi lahan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah budidaya porang secara lengkap untuk menghasilkan panen berkualitas.
Advertisement
1. Mengenal Tanaman Porang dan Potensinya
Porang merupakan tanaman umbi-umbian dari keluarga Araceae yang tumbuh sebagai tumbuhan semak (herba). Tanaman ini memiliki keunikan tersendiri dengan adanya bulbil atau katak pada setiap pertemuan cabang daun, yang membedakannya dari tanaman serupa seperti suweg, walur, dan iles-iles putih.
Umbi porang mengandung glukomanan, yaitu serat alami yang larut dalam air dan memiliki banyak kegunaan. Kandungan ini dimanfaatkan sebagai bahan aditif makanan, pengental, emulsifier, bahkan untuk pembuatan lem ramah lingkungan dan komponen pesawat terbang. Dalam industri kuliner, porang diolah menjadi berbagai produk seperti mie shirataki yang populer untuk program diet.
Menurut Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si, seperti dilansir Kompas.com, tanaman porang termasuk tanaman yang sangat mudah untuk ditanam. Porang dapat tumbuh baik di tempat teduh maupun di bawah sinar matahari langsung, menjadikannya pilihan ideal untuk diversifikasi usaha pertanian.
Nilai jual porang yang tinggi di pasar ekspor membuat budidaya tanaman ini menjadi peluang bisnis menjanjikan. Tepung porang berkualitas memiliki harga jual yang menguntungkan, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan farmasi di berbagai negara.
2. Syarat Tumbuh Tanaman Porang
Sebelum memulai cara menanam porang, penting memahami syarat tumbuh optimal agar menghasilkan umbi berkualitas maksimal.
Kondisi Tanah yang Ideal
Porang memiliki daya tahan relatif kuat dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Namun untuk hasil optimal, tanah harus gembur, tidak tergenang air, dengan pH berkisar 6 hingga 7. Struktur tanah ideal adalah campuran lempung berpasir yang terbebas dari gulma, terutama alang-alang yang dapat menembus dan merusak umbi.
Ketinggian dan Iklim
Tanaman porang tumbuh paling baik di dataran dengan ketinggian 100-600 mdpl. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan berkisar 60-70%, sehingga porang cocok ditanam di area yang teduh atau di bawah naungan pohon besar seperti jati, mahoni, atau sonokeling.
Kebutuhan Lingkungan
Porang membutuhkan tanaman inang atau pohon pelindung untuk bernaung. Jenis tanaman yang baik untuk menaungi porang antara lain pisang, jahe, pinang, mahoni, jati, dan sonokeling. Kelembaban tanah harus dijaga cukup, namun sistem drainase harus baik agar air tidak menggenang yang dapat merusak pertumbuhan umbi.
3. Persiapan Lahan dan Bibit Porang
Tahap persiapan merupakan kunci keberhasilan dalam cara menanam porang yang menghasilkan panen berkualitas.
Pengolahan Lahan
Pada lahan datar, bersihkan area dari gulma kemudian buat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm. Jarak antar guludan adalah 50 cm, dengan panjang disesuaikan luas lahan. Untuk lahan miring, cukup bersihkan area dan buat lubang tanam tanpa perlu membuat guludan. Pengolahan tanah yang baik sangat penting karena tanah keras akan menghasilkan umbi gepeng, sedangkan tanah gembur menghasilkan umbi bulat besar.
Melansir Kompas.com, Prof Dr Edi Santosa menjelaskan bahwa tanah harus diolah dengan baik. Jika tanah keras, umbi akan tumbuh gepeng dan memanjang ke atas. Sebaliknya, tanah gembur dengan kandungan pasir tinggi akan menghasilkan umbi yang membulat besar ke samping.
Pemilihan Bibit Berkualitas
Porang dapat diperbanyak secara vegetatif menggunakan umbi dan bulbil, serta secara generatif melalui biji. Bibit yang dipilih harus sehat dan bebas dari penyakit. Untuk bibit dari umbi, pilih anakan berumur 1 tahun yang pertumbuhannya subur. Bongkar tanaman, bersihkan umbi dari akar dan tanah, lalu simpan di tempat teduh sebelum ditanam.
Kebutuhan bibit per hektar dengan jarak tanam 0,5 meter dan prosentase tumbuh di atas 90% adalah: umbi sebanyak 1.500 kg (20-30 buah/kg), biji 300 kg, atau bulbil 350 kg (170-175 buah/kg). Satu umbi porang hanya menghasilkan satu tanaman, sehingga perhitungan kebutuhan bibit harus tepat.
4. Teknik Penanaman Porang yang Tepat
Waktu terbaik untuk menanam porang adalah saat musim hujan, sekitar bulan November hingga Desember. Proses penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit satu per satu ke dalam lubang tanam dengan posisi bakal tunas menghadap ke atas. Setiap lubang diisi satu bibit dengan jarak tanam sesuai kebutuhan, kemudian tutup dengan tanah halus setebal 3 cm.
Kedalaman tanam sangat mempengaruhi bentuk umbi yang dihasilkan. Kedalaman ideal adalah 10-15 cm di bawah permukaan tanah. Jika ditanam terlalu dalam, umbi akan memanjang seperti singkong dengan sekat-sekat di antaranya. Jarak tanam juga tidak boleh terlalu rapat agar umbi memiliki ruang cukup untuk tumbuh membulat maksimal.
Untuk lahan terbuka, sistem penanaman dapat menggunakan pola guludan atau lubang tanam langsung. Pastikan setiap bibit mendapat ruang tumbuh yang cukup dan tidak bersaing dengan tanaman lain dalam mendapatkan nutrisi dan air. Meskipun porang dapat tumbuh di bawah naungan, hindari sistem tumpang sari yang terlalu rapat karena dapat menyebabkan rebutan nutrisi.
5. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Porang
Perawatan intensif diperlukan untuk mendapatkan hasil panen porang yang maksimal, meskipun tanaman ini relatif mudah tumbuh tanpa perawatan khusus.
Penyiangan Gulma
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan rumput liar yang menjadi pesaing tanaman porang dalam kebutuhan air dan unsur hara. Lakukan penyiangan pertama sebulan setelah penanaman, kemudian ulangi saat gulma muncul kembali. Gulma yang terkumpul dapat ditimbun dalam lubang untuk dijadikan kompos. Perhatikan khusus untuk membersihkan alang-alang karena akarnya dapat menembus dan merusak umbi porang.
Pemupukan Berkala
Pemupukan pertama diberikan sebelum penanaman menggunakan pupuk organik kompos yang difermentasi. Untuk hasil maksimal, berikan minimal 1 kg pupuk kandang per tanaman sekali selama masa tanam. Pupuk kandang sangat baik untuk kondisi tanah secara fisika, kimia, dan biologis. Pemupukan berikutnya dilakukan setahun sekali di awal musim hujan menggunakan pupuk urea 10 gram per lubang dan SP 36 sebanyak 5 gram per lubang, ditanam di sekitar batang porang.
Pengairan dan Penyiraman
Kelembaban tanah harus dijaga selama pertumbuhan porang dengan penyiraman yang cukup, terutama saat musim kemarau. Namun hindari penyiraman berlebihan yang menyebabkan genangan air. Sistem irigasi yang baik dapat membantu menjaga kelembaban optimal. Pantau kelembaban tanah secara rutin dan sesuaikan frekuensi penyiraman dengan kondisi cuaca dan kebutuhan tanaman.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman porang tidak memerlukan penyemprotan pestisida rutin. Penyemprotan hanya dilakukan jika tanah terlalu lembab dan diserang jamur, atau saat tanah terinfeksi yang dapat menyebar ke umbi. Jika terjadi infeksi, bersihkan tanaman yang terinfeksi dan berikan fungisida pada area yang terdampak. Pengawasan berkala terhadap kondisi tanaman sangat penting untuk deteksi dini serangan hama atau penyakit.
6. Waktu Panen dan Pasca Panen Porang
Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah berumur 3 tahun. Setelah panen pertama, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa perlu menanam ulang umbinya. Porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan setiap tahun pada musim penghujan, kemudian memasuki masa dorman dengan daun yang layu seolah mati.
Waktu panen dilakukan pada bulan April hingga Juli saat masa dorman. Umumnya panen dapat dilakukan setelah 8-12 bulan penanaman, tergantung kondisi pertumbuhan dan varietas. Tanda porang siap panen adalah ketika daun mulai menguning dan layu. Umbi yang dipanen adalah umbi besar dengan berat lebih dari 2 kg per umbi, sedangkan umbi kecil ditinggalkan untuk dipanen tahun berikutnya.
Proses panen harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan cangkul atau sekop untuk menggali umbi secara perlahan agar tidak rusak. Setelah dipanen, bersihkan umbi dari tanah dan akar dengan air bersih. Umbi kemudian harus dikeringkan dengan baik sebelum disimpan atau dijual, bisa dengan dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering. Simpan umbi di tempat sejuk, kering, dan berventilasi baik untuk menjaga kualitas dan daya tahan.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen porang?
Tanaman porang dapat dipanen pertama kali setelah berumur 3 tahun sejak penanaman. Setelah panen pertama, porang dapat dipanen setahun sekali tanpa perlu menanam ulang. Untuk penanaman dari bibit kecil, panen dapat dilakukan setelah 8-12 bulan tergantung kondisi pertumbuhan.
2. Apakah porang bisa ditanam di pekarangan rumah?
Ya, porang dapat ditanam di pekarangan rumah asalkan memenuhi syarat tumbuh dasar seperti tanah gembur, tidak tergenang, dan memiliki naungan yang cukup. Porang cocok ditanam di bawah pohon besar atau di area yang mendapat intensitas cahaya 60-70%.
3. Bagaimana cara membedakan porang dengan tanaman serupa?
Ciri khas porang adalah adanya bulbil atau katak pada setiap pertemuan cabang daun. Selain itu, batang porang memiliki kulit halus berwarna belang hijau putih, daun lebar dengan ujung lancip berwarna hijau muda, dan umbi tidak memiliki bintil dengan serat halus berwarna kuning.
4. Berapa jarak tanam ideal untuk porang?
Jarak tanam ideal untuk porang adalah sekitar 50 cm antar tanaman. Jarak ini memberikan ruang cukup bagi umbi untuk tumbuh membulat maksimal. Jarak tanam yang terlalu rapat akan membuat umbi sulit tumbuh besar dan cenderung memanjang.
5. Pupuk apa yang paling baik untuk tanaman porang?
Pupuk terbaik untuk porang adalah pupuk kandang atau kompos organik yang difermentasi. Berikan minimal 1 kg pupuk kandang per tanaman sekali selama masa tanam. Pupuk kandang baik untuk kondisi fisika, kimia, dan biologis tanah. Pupuk kimia NPK dapat diberikan sebagai tambahan namun cukup sekali saja selama masa tanam.
6. Apakah porang memerlukan penyiraman rutin?
Porang memerlukan kelembaban tanah yang cukup terutama saat musim kemarau, namun tidak memerlukan penyiraman berlebihan. Pastikan tanah selalu lembap tetapi tidak tergenang air. Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca dan kelembaban tanah yang dipantau secara rutin.
7. Apa yang harus dilakukan jika tanaman porang terserang hama?
Tanaman porang relatif tahan terhadap hama dan tidak memerlukan penyemprotan pestisida rutin. Jika terjadi serangan jamur karena tanah terlalu lembab atau infeksi pada tanah, segera bersihkan tanaman yang terinfeksi dan aplikasikan fungisida pada area terdampak. Pengawasan berkala sangat penting untuk deteksi dini masalah hama atau penyakit.
Ikuti kabar terbaru selebriti hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Yuk baca artikel lainnya
Berita Foto
(kpl/nlw)
Advertisement