Assassin's Creed
Synopsis
KLovers, siapa yang masih ingat masa-masa main game Assassin’s Creed dan merasakan sensasi jadi pembunuh bertudung dengan kemampuan parkour di atap kota kuno? Nah, pada tahun 2016 lalu, game legendaris dari Ubisoft ini akhirnya diangkat ke layar lebar lewat film berjudul sama, Assassin’s Creed.
Film yang disutradarai oleh Justin Kurzel ini dibintangi oleh Michael Fassbender, Marion Cotillard, Jeremy Irons, Brendan Gleeson, Charlotte Rampling, dan Michael K. Williams. Walau bukan adaptasi langsung dari salah satu game-nya, film ini tetap berada di semesta yang sama dan menambah lapisan baru dalam kisah panjang konflik antara Assassin dan Templar.
Film ini memadukan aksi futuristik, sejarah kuno, dan drama psikologis dengan balutan sinematografi yang keren banget. Buat kamu yang belum sempat nonton, Assassin’s Creed mengikuti perjalanan seorang pria bernama Callum 'Cal' Lynch, yang ternyata punya garis keturunan Assassin dari masa lalu.
Cerita dimulai di Andalusia tahun 1492, saat perang besar Granada tengah berlangsung. Kita dikenalkan pada Aguilar de Nerha, seorang pejuang muda yang baru saja diterima dalam Persaudaraan Assassin. Tugas pertamanya langsung berat, melindungi Pangeran Ahmed de Granada dari upaya penculikan yang dilakukan oleh Ordo Templar, kelompok rahasia yang ingin menguasai dunia dengan menghapus kehendak bebas manusia. Misi ini menjadi awal dari warisan panjang pertarungan antara dua kelompok yang punya visi berbeda tentang kebebasan dan kekuasaan.
Lalu, kisah berpindah ke tahun 1986. Seorang anak laki-laki bernama Cal Lynch menyaksikan tragedi yang akan mengubah hidupnya selamanya. Ibunya, Mary, ditemukan tewas di tangan ayahnya sendiri, Joseph, yang ternyata juga seorang Assassin. Saat Cal kebingungan, pasukan bersenjata milik Alan Rikkin—CEO Abstergo Foundation, organisasi modern milik Templar— datang untuk menangkap Joseph. Dalam situasi genting itu, Joseph menyuruh anaknya melarikan diri.
Tiga dekade berlalu, di tahun 2016, Cal dewasa dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang mucikari. Tapi eksekusi itu ternyata hanya kedok. Abstergo memalsukannya dan membawa Cal ke markas penelitian mereka di Madrid. Di sanalah Cal bertemu dengan Dr. Sofia Rikkin, putri Alan Rikkin, yang sedang menjalankan proyek ambisius bernama Animus.
Melalui mesin canggih ini, seseorang bisa mengakses memori genetik leluhurnya. Tujuannya bukan sekadar nostalgia sejarah, tapi untuk menemukan lokasi Apple of Eden, artefak kuno yang konon menyimpan rahasia genetik untuk mengendalikan kehendak bebas manusia. Dan ya, Cal adalah keturunan langsung dari Aguilar, Assassin terakhir yang diketahui memiliki Apple tersebut.
Sesi simulasi di Animus pun dimulai, dan Cal 'hidup kembali' sebagai Aguilar di masa lalu. Adegan-adegan di bagian ini adalah sajian visual paling memukau dari filmnya. Dari lompatan atap, duel berdarah, hingga misi penyelamatan Pangeran Ahmed, semuanya dikemas dengan koreografi dan sinematografi yang apik. Aguilar bersama rekannya, MarÃa, berusaha menggagalkan rencana jahat Grand Master Templar Tomas de Torquemada, yang ingin menguasai Apple demi tujuan politik dan spiritualnya.
Namun misi itu gagal, Aguilar tertangkap, dan simulasi membuat Cal kelelahan hingga Sofia harus menghentikan sesi Animus. Dalam jeda itu, Cal mulai mengalami efek samping aneh yang disebut Bleeding Effect—fenomena di mana ingatan dan kemampuan leluhurnya mulai menyatu dalam tubuhnya sendiri. Ia mulai bisa bertarung seperti Assassin, bahkan tanpa menggunakan Animus.
Cal juga mulai mengenal tahanan lain yang sama-sama keturunan Assassin, seperti Lin, yang berasal dari garis keturunan Shao Jun dari Tiongkok, dan Moussa, keturunan Baptiste dari Haiti. Awalnya mereka mencurigai Cal, tapi lambat laun ia mendapat kepercayaan mereka dan mulai sadar bahwa dirinya ada di sisi yang salah.
Konflik makin dalam ketika Sofia mengungkap bahwa ibunya juga tewas dibunuh oleh seorang Assassin, membuatnya membenci Persaudaraan. Tapi kemudian Cal mengetahui kebenaran sebenarnya, ibunya adalah Assassin sejati dan memilih mati agar tidak dijadikan bahan eksperimen Abstergo. Dari sinilah Cal mulai memahami perjuangan leluhurnya dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan takdir mereka.
Dalam sesi terakhir Animus, Cal menyaksikan Aguilar dan MarÃa berhasil membunuh Torquemada dan merebut kembali Apple of Eden. MarÃa rela mengorbankan diri demi menjaga rahasia itu, dan Aguilar mempercayakan Apple kepada Christopher Columbus agar artefak tersebut disembunyikan sampai akhir hayatnya. Adegan ini menandai puncak emosi dalam film, di mana keberanian dan pengorbanan menjadi inti dari filosofi Assassin.
Setelah simulasi berakhir, kekacauan melanda fasilitas Abstergo. Moussa dan para Assassin lain memberontak, menyebabkan pertumpahan darah besar. Di tengah kerusuhan, Cal mengalami visi spiritual dan bertemu dengan roh Aguilar, ibunya, serta ayahnya sendiri. Ketiganya membuat Cal menerima identitasnya sepenuhnya sebagai Assassin sejati.
Di akhir film, Templar berhasil menemukan Apple of Eden di makam Columbus dan menggelar upacara di London. Tapi Cal dan sekutunya datang diam-diam untuk mengambilnya kembali. Dalam momen dramatis, Cal membunuh Alan Rikkin, sementara Sofia—yang kini mulai menyadari kebusukan ayahnya—berjanji akan membalas dendam. Para Assassin kemudian bersumpah untuk terus melindungi Apple dari tangan Templar, apa pun risikonya.
Syuting Assassin’s Creed berlangsung di Spanyol, Inggris, dan Malta antara Agustus 2015 hingga Januari 2016. Film ini resmi dirilis pada 21 Desember 2016 oleh 20th Century Fox. Meski visual dan koreografi pertarungannya dipuji, banyak kritikus menilai plot-nya terlalu rumit dan emosinya kurang terasa. Dengan anggaran sekitar 125 juta dolar AS dan pendapatan global 240 juta dolar, film ini akhirnya gagal memenuhi ekspektasi studio dan rencana sekuelnya dibatalkan setelah Disney mengakuisisi 21st Century Fox pada 2019.
Meski begitu, KLovers, Assassin’s Creed tetap punya tempat tersendiri di hati para penggemar game-nya. Film ini berhasil membawa atmosfer misterius, teknologi futuristik, dan elemen sejarah khas seri game ke layar lebar. Michael Fassbender tampil total sebagai Cal Lynch sekaligus Aguilar, menciptakan dua karakter dengan kepribadian berbeda namun terhubung oleh garis darah dan takdir.
Buat kamu yang suka film aksi dengan visual megah, tema sejarah yang dibalut sains fiksi, dan filosofi tentang kebebasan, Assassin’s Creed masih layak buat ditonton ulang.
Pemeran
Jadwal Film
Wicked
My Boo
Tak Kenal Maka Taaruf
Pesugihan Sate Gagak
Sampai Titik Terakhirmu
Dopamin
J-hope Tour - Hope On The Stage The Movie
The Running Man
Now You See Me: Now You Don't
Pangku
Kuncen
Solata
Sosok Ketiga: Lintrik
The First Ride
Boss
Predator: Badlands
Caught Stealing
G-DRAGON IN CINEMA: UBERMENSCH
Shutter
Si Paling Aktor
Pengin Hijrah
Stolen Girl
Badik
Tumbal Darah
Cyberbullying (2025)
Abadi Nan Jaya
Air Mata Di Ujung Sajadah 2
Maju Serem Mundur Horor
Murderer Report
Rosario
Getih Ireng
Rangga & Cinta
Black Phone 2
Tron: Ares
No Other Choice
The Woman in Cabin 10
Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung
One Battle After Another
Wicked: For Good
19 November 2025
Keeper
19 November 2025
Leak 2 (Jimat Dadong)
20 November 2025
Danyang Wingit Jumat Kliwon
20 November 2025
Belum Ada Judul
20 November 2025
Keadilan (2025)
20 November 2025
Deliver Me from Nowhere
21 November 2025
Legenda Kelam Malin Kundang
25 November 2025
Zootopia 2
26 November 2025
Agak Laen: Menyala Pantiku!
27 November 2025
Air Mata Mualaf
27 November 2025
Legenda Kelam Malin Kundang
27 November 2025
MONSTA X: CONNECT X IN CINEMAS
03 Desember 2025
Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel
04 Desember 2025
Riba
04 Desember 2025
NIA
04 Desember 2025
Mengejar Restu
11 Desember 2025
Mertua Ngeri Kali
11 Desember 2025
Timur
18 Desember 2025
Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel
24 Desember 2025
Dusun Mayit
31 Desember 2025
Musuh Dalam Selimut
08 Januari 2026