Nic kemudian kembali menjalani rehabilitasi dan mengakui bahwa ia telah mengonsumsi berbagai jenis obat, termasuk metamfetamina. Setelah menyelesaikan programnya, Nic mendapat kesempatan baru untuk memulai hidup baru di perguruan tinggi demi mengejar cita-citanya menjadi penulis. Awalnya semua berjalan baik. Nic menjadi mahasiswa yang disiplin dan menjalin hubungan dengan teman sekelasnya, Julia. Tetapi setelah menemukan sebotol pil di lemari obat rumah keluarga Julia, Nic kembali menenggak obat terlarang itu. Perlahan-lahan kecanduannya muncul lagi, hubungan cintanya hancur, dan Nic mulai memakai narkotika secara rutin hingga akhirnya beralih membeli heroin.

Sementara itu David, yang mulai curiga dengan perubahan perilaku Nic, membaca buku harian putranya. Ia terkejut melihat setengah isi buku dipenuhi tulisan dan gambar yang menggambarkan betapa kuat dan gelapnya ketergantungan Nic. Dalam salah satu halaman terakhir, Nic menulis tentang bagaimana ia kesulitan mendapatkan sabu-sabu di kampus tetapi berhasil menemukan heroin sebagai gantinya.

Ketika kembali ke rumah, David melihat tanda-tanda bahwa Nic menggunakan narkotika lagi. Merasa tidak sanggup menghadapi kecurigaan ayahnya, Nic memilih pergi. Mereka akhirnya bertemu kembali, dan Nic meminta uang agar ia bisa kabur ke New York. Di tengah konflik antara harapan seorang ayah dan kehancuran yang perlahan menguasai hidup putranya, apakah keputusan yang akan diambil David selanjutnya?

Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.