Terlihat Sempurna dari Luar tapi Retak di Dalam, 8 Kisah Keluarga Toxic dalam Drama Korea Ini Bikin Geregetan

Terlihat Sempurna dari Luar tapi Retak di Dalam, 8 Kisah Keluarga Toxic dalam Drama Korea Ini Bikin Geregetan
Little Women (Image by JustWatch.com).

Kapanlagi.com - Drama Korea tak hanya menyajikan kisah romantis atau aksi menegangkan, tetapi juga sering mengangkat tema keluarga yang kompleks. Salah satunya adalah drama Korea tentang orang tua toxic, yang menggambarkan betapa pola asuh yang salah bisa meninggalkan luka mendalam pada anak.

Mulai dari pengabaian, tekanan berlebihan, hingga manipulasi emosional, tema ini kerap muncul dalam berbagai judul drama yang sukses menyentuh emosi penonton. Lewat cerita-cerita yang menyentuh dan realistis, deretan drama ini memperlihatkan dampak buruk dari perilaku toxic parenting terhadap perkembangan mental anak.

Berikut daftar drama Korea tentang orang tua toxic yang mengangkat isu ini secara tajam dan menyentuh hati. Dilansir oleh KapanLagi.com dari berbagai sumber, Rabu (28/5/2025).

1. Ketika Cinta Menjadi Tekanan: When Life Gives You Tangerines (2025)

When Life Gives You Tangerines (Image by Netflix.com).

Drama berlatar Pulau Jeju ini menggambarkan bagaimana kasih sayang bisa berubah menjadi kontrol berlebihan. Karakter ibu Yeong Beom menjadi potret orang tua yang terlalu mencampuri kehidupan anaknya, hingga membuat sang anak tumbuh dengan kepribadian yang kurang mandiri.

Selain itu, konflik dalam rumah tangga Bu Sang Gil yang kerap bersikap kasar memperlihatkan bagaimana kekerasan dalam rumah juga bisa memengaruhi psikologis anak. Drama ini menghadirkan dinamika keluarga yang emosional dan realistis.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Obat dan Obsesi dalam Dunia Pendidikan: Undercover High School (2025)

Undercover High School (Image by JustWatch.com).

Pola asuh yang menekan dan tidak sehat tergambar jelas lewat karakter Seo Myeong Ju. Ia memaksa putrinya, Ye Na, untuk mencapai kesempurnaan akademis, bahkan dengan cara yang ekstrem seperti pemberian obat ADHD.

Drama ini mengeksplorasi bagaimana tekanan dari orang tua bisa mendorong anak menjadi pribadi yang penuh ambisi namun kehilangan arah. Karakter Ye Na menjadi gambaran anak yang akhirnya memakai cara licik demi memenuhi ekspektasi yang dibebankan kepadanya.

3. Tumbuh di Tengah Tuntutan: Doctor Slump (2024)

Doctor Slump (Image by JustWatch.com).

Doctor Slump menyentuh tema orang tua toxic melalui karakter Nam Ha Neul, yang sejak kecil ditekan untuk selalu berprestasi. Ia didorong untuk menjadi yang terbaik hingga harus belajar berjam-jam setiap hari demi ambisi keluarga.

Akibat tekanan terus-menerus, Ha Neul mengalami burnout dan gangguan kecemasan. Drama ini memberikan gambaran nyata tentang pentingnya ruang bagi anak untuk bernapas dan berkembang secara sehat, tanpa beban yang berlebihan.

4. Luka yang Diturunkan: Juvenile Justice (2022)

Juvenile Justice (Image by JustWatch.com).

Juvenile Justice tidak hanya berfokus pada sistem hukum, tetapi juga menggambarkan kerusakan dalam rumah tangga yang berkontribusi pada kenakalan remaja. Beberapa kasus menunjukkan anak yang melakukan tindak kriminal karena tumbuh di lingkungan penuh kekerasan dan pengabaian.

Dengan pendekatan yang kritis, drama ini menunjukkan bahwa banyak pelaku kejahatan remaja sebenarnya adalah korban dari orang tua yang toxic. Trauma masa kecil menjadi akar dari tindakan brutal yang terjadi kemudian.

5. Ketika Orang Tua Menghilang: Little Women (2022)

Little Women (Image by JustWatch.com).

Kisah tiga bersaudara dalam Little Women memperlihatkan bagaimana ketiadaan peran orang tua dapat membentuk karakter anak. Ibu mereka digambarkan sebagai sosok yang tidak bertanggung jawab, meninggalkan anak-anaknya demi kepentingan pribadi.

Drama ini juga menyoroti dampak buruk dari orang tua yang tidak hadir secara emosional maupun finansial. Ketiga saudara perempuan harus saling menguatkan di tengah krisis, tanpa dukungan dari sosok ibu yang seharusnya menjadi pelindung.

6. Kekerasan Tak Selalu Berwujud Fisik: Mother (2018)

Mother (Image by Justwatch.com).

Dalam drama ini, pola asuh toxic hadir dalam bentuk kekerasan fisik dan pengabaian terhadap anak. Karakter Soo Jin yang berprofesi sebagai guru akhirnya mengambil keputusan besar untuk menyelamatkan muridnya dari perlakuan kejam sang ibu kandung.

Mother menunjukkan bagaimana terkadang pihak luar perlu turun tangan ketika seorang anak tidak mendapatkan perlindungan dari keluarganya sendiri. Drama ini mengajak penonton untuk melihat bahwa kasih sayang bisa datang dari siapa saja, bukan hanya dari orang tua biologis.

7. Kekuasaan yang Menyesatkan: The Penthouse: War in Life (2020-2021)

he Penthouse: War in Life (Image by JustWatch.com).

Di balik kehidupan mewah para penghuni Hera Palace, tersimpan berbagai bentuk toxic parenting. Salah satunya terlihat dari sosok Jo Dan Tae yang kerap menyalahgunakan kekuasaan demi menutupi kesalahan anaknya.

Alih-alih mendidik, ia malah mengajarkan bahwa uang dan kekuasaan bisa menyelesaikan segalanya. Drama ini memperlihatkan bagaimana perilaku manipulatif orang tua justru memperparah karakter buruk anak-anak mereka.

8. Ambisi Orang Tua yang Merampas Masa Depan Anak: Sky Castle (2018-2019)

Sky Castle (Image by JustWatch.com).

Sky Castle adalah potret ekstrem dari orang tua toxic yang mengejar prestasi akademik anak dengan cara apa pun. Mereka bahkan tidak segan menggunakan jasa tutor eksklusif demi memastikan anak masuk universitas ternama.

Alih-alih mendukung, para orang tua justru menciptakan tekanan yang luar biasa pada anak-anak mereka. Drama ini memperlihatkan bagaimana ambisi dan tekanan bisa menghancurkan mental anak, meskipun niat awalnya adalah untuk kebaikan.

(kpl/cyk)

Rekomendasi
Trending