Fakta Makam Kerajaan Dinasti Joseon, Terdiri dari 40 Makam Raja & Ratu - Harus Ada Sungai dan Gunung

Fakta Makam Kerajaan Dinasti Joseon, Terdiri dari 40 Makam Raja & Ratu - Harus Ada Sungai dan Gunung
Makam Kerajaan Dinasti Joseon © visitkorea.or.kr

Kapanlagi.com - Sebagian dari kamu pasti sering mendengar Dinasti Joseon dari drama ataupun film Korea. Joseon sendiri merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh Taejo Daewangyang dan berlangsung dari tahun 1392 hingga 1897. Kerajaan ini didirikan setelah runtuhnya Dinatis Goryeo yang berakhir setelah hampir 500 tahun pemerintahan.

Salah satu peninggalan Kerajaan Dinasti Joseon adalah makam kerajaan. Sangat jarang memiliki makam dinasti kerajaan di seluruh dunia yang terpelihara dengan baik secara keseluruhan setelah melewati waktu yang berabad-abad. Inilah yang membuat UNESCO menunjuk area dan upacara leluhur yang diadakan di situs tersebut untuk menjadi Warisan Budaya Dunia agar dapat diingat dan untuk menghargai keindahan budayanya.

1. Terdapat 40 Unit Makam

Makam Kerajaan Dinasti Joseon adalah tempat peninggalan berupa makam raja dan ratu Dinasti Joseon yang memiliki sejarah selama 500-an tahun. Seperti yang dikutip dari KBS World, keberadaan makam kerajaan dengan sejarah lebih dari 500 tahun tanpa dihancurkan sulit ditemukan padanannya di dunia.

Total makam yang tercatat yakni mencapai 40 unit makam. Makam-makam ini kemudian didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Namun sayangnya, ada dua unit makam yang tidak bisa catat dikarenakan berada di Korea Utara. Makam ini merupakan makam raja dan ratu yang mendapatkan gelarnya setelah meninggal.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Berdasarkan Paham Konfusianisme dan Feng Shui

Makam Kerajaan Dinasti Joseon © Badan Urusan Warisan Seni Budaya via KBS World

Situs makam ini terletak di ruang hijau yang subur di pinggiran kota Seoul. Hal ini membuat pengunjung bisa menikmati suasana alam sekaligus perkotaan dalam waktu yang bersamaan.

Makam ini dibuat untuk menghormati para leluhur, menunjukkan rasa hormat atas prestasi mereka, melindungi roh leluhur dari kejahatan dan memberikan perlindungan dari vandalisme.

Makam Kerajaan ini dibuat berdasarkan paham konfusianisme dan feng shui. Menurut feng shui, makam kerajaan harus berlokasi di wilayah yang tepat dengan prinsip Baesanimsu, di mana harus ada sungai di bagian depan dan gunung di belakang. Lokasi itu dikelilingi oleh gunung-gunung agar terpisah dari wilayah sekitarnya. Selain itu, sebagaian besar makam kerajaan berlokasi di sekitar ibukota Hanyang agar raja bisa berziarah ke sana dalam satu hari.

Itulah mengapa, seperti yang dikutip dari whc.unesco.org, 40 makam tersebut tersebar di 18 lokasi. Makam-makam ini dibangun dari tahun 1408 hingga 1966. Makam ini kebanyakan bagian belakangnya dilindungi oleh bukit serta menghadap ke selatan dan air. Tak hanya itu, di kejauhan juga tampak pegunungan.

3. Struktur Makam Kerajaan

Untuk struktur pada makam kerajaan sendiri memiliki tiga bagian, antara lain ruang masuk yang memiliki arti ruang dunia fana (ruang untuk pemeliharaan makam Jaesil, kolam, Jembatan Geuncheongyo), ruang bagi orang yang masih hidup untuk upacara pemujaan bagi yang sudah meninggal (gerbang Hongsalmun, paviliun Jeongjagak, kamar persiapan sesajen Subokbang), sedangkan bagian terakhir adalah ruang sakral bagi orang yang meninggal (paviliun untuk monumen prasasti Bigak, tempat tidur raja dan ratu di dalam makam).

Tak hanya itu saja, setelah jembatan Geumcheongyo yang memisahkan dunia fana dan ruang sakral, terdapat gerbang Hongsalmun berwarna merah yang berarti tempat sakral. Di depan gerbang itu, terbentang jalan dinamakan Chamdo. Jalan Chamdo terbagi menjadi dua, yaitu jalan yang digunakan oleh raja yang meninggal yakni Sindo, dan jalan yang digunakan oleh raja yang masih hidup dinamakan Eodo. Di depan makam pun juga ada berbagai patung dan figur batu.

4.

Makam Seolleung (kiri) dan Makam Yungneung (kanan) © visitkorea.or.kr

Seonjeongneung, nama situs yang terdiri dari Makam Kerajaan Seolleung dan Jeongneun. Makam di area ini dikenal dengan tempat yang tenang dan menyenangkan. Bahkan banyak pekerja kantor di pusat kota Seoul sering mengunjungi area ini untuk bersantgai karena tempatnya yang damai. Mereka pun menyebutnya dengan Taman Samneung yang memiliki arti sebagai Taman Makam.

Makam Changneung yang merupakan bagian dari Seooreung (kiri) dan Makam Gyeongneung bagian dari Donggureung (kanan) © visitkorea.or.kr

Seooreung adalah situs pemakaman kerajaan terbesar kedua dari Dinasti Joseon setelah Donggureung, yang memiliki arti lima makam yang terletak di barat Seoul. Ini merupakan makam yang penuh kenangan dari Pangeran Mahkota Uigyeong yang meninggal muda karena penyakit dan disemayamkan di makam Gyeongneung.

Donggureung merupakan tempat bersejarah yang terletak di bagian Timur Seoul. Situs ini memiliki sembilan makam kerajaan dan terlihat lebih besar dibandingkan yang lainnya di mana ada total 17 raja dan ratu dikuburkan di sini.

Pintu masuk Hongsalmun (kiri) dan Makam Jangneung di Yeongwol (kanan) © visitkorea.or.kr

Sedangkan yang terakhir adalah Jangneung yang merupakan makam dari raja ke-6 Joseon, Danjong. Raja Danjong memiliki sejarah di mana tahtanya diturunkan oleh pamannya. Ia meninggalkan istana untuk diasingkan dan ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam hidup di Yeongwol sampai kematiannya. Untuk meratapi kemalangan, makam itu pun dibangun. Namun, makamnya pun tidak seperti kebanyakan makam kerajaan lainnya, makamnya berada di titik terjauh dari pusat. Namun meski begitu, letaknya ternyata membuat makam ini dikelilingi oleh tanaman hijau dan dijaga oleh gerbang suci yang disebut Hongsalmun (gerbang dengan panah merah).

Uigwe © Catatan Badan Urusan Upacara Pemakaman Nasional Raja Sukjong via KBS World

Sementara itu, Dinasti Joseon meninggalkan buku yang mencatat segala proses upacara kenegaraan. Buku itu adalah Uigwe yang isinya terkait tentang upacara pemakaman nasional yang mencatat tata cara penentuan situs makam, perhitungan biaya yang dibutuhkan, bahan yang digunakan untuk makam, waktu penggelaran upacara pemakaman, dan lainnya. Dalam buku tersebut juga terdapat ilustrasi yang sangat bermanfaat untuk menjaga dan memulihkan pemakaman mendiang raja tanpa masalah apapun.

(kpl/mit)

Rekomendasi
Trending