Gerilya Para Pejuang Film Indonesia dan Kehadiran Syahrini di Red Carpet Cannes Film Festival 2025

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diperbarui: Diterbitkan:

Gerilya Para Pejuang Film Indonesia dan Kehadiran Syahrini di Red Carpet Cannes Film Festival 2025
(Credit: instagram.com/aldiphotoofficial dan instagram/filmpangku)

Kapanlagi.com - Cannes Film Festival dirancang pertama kali pada 1939 sebagai reaksi terhadap dominasi politik dalam ajang film Venice Mostra yang kala itu dipengaruhi kuat oleh rezim Nazi dan fasis Italia. Pemicu utamanya adalah saat film propaganda Nazi OLYMPIA dan film Italia LUCIANO SERRA, PILOT mendapat penghargaan tertinggi, mengalahkan film Amerika yang sebenarnya lebih unggul secara kualitas.

Merasa festival telah menjadi alat propaganda, negara-negara seperti Prancis, Amerika, dan Inggris pun memboikotnya. Seorang diplomat Prancis bernama Philippe Erlanger kemudian mengusulkan dibentuknya festival baru yang benar-benar bebas dari campur tangan politik.

Ide ini didukung oleh Menteri Pendidikan Prancis saat itu, Jean Zay. Kota Cannes akhirnya terpilih karena daya tarik pariwisata serta kesiapan infrastrukturnya. Setelah resmi diselenggarakan pada 20 September 1946, Cannes langsung menyedot perhatian dunia film.

1. Festival Film Bergengsi

Dengan partisipasi 18 hingga 19 negara dan juri internasional, ajang ini menjadi panggung film internasional yang kredibel. Di era 1950-an, festival ini makin disorot karena kehadiran para ikon seperti Grace Kelly, Kirk Douglas, Sophia Loren, hingga Pablo Picasso. Bisa dibilang, Cannes Film Festival sama bergengsinya dengan Academy Awards.

Bersama Festival Film Venesia dan Festival Film Internasional Berlin, Cannes masuk dalam kategori 'Big Three', yaitu tiga festival film paling bergengsi di dunia. Ketiganya pun menetapkan standar tinggi untuk perfilman internasional. Tak heran jika banyak sineas yang menargetkan film mereka memenangkan penghargaan dalam ajang tersebut.

Cannes Film Festival selalu mencuri perhatian dunia setiap bulan Mei. Untuk itu, banyak sineas yang memanfaatkan momen tersebut untuk menyebarkan pesan-pesan positif seperti memberikan perhatian pada Gaza, hingga pesan tentang kekuatan film yang merangkul keberagaman.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Syahrini di Red Carpet

Salah satu yang menarik dari spotlight Cannes Film Festival sendiri adalah red carpet. Selebriti yang melenggang di red carpet mendapat banyak sorotan mulai dari kiprah hingga penampilannya. Syahrini belum lama ini turut melenggang di red carpet Cannes Film Festival.

Kehadirannya di festival film bergengsi ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, karena tidak ada proyek film atau karya musik baru yang ia promosikan. Ia tampil memukau dalam balutan gaun mewah berwarna silver dengan aksen brokat dan perhiasan berlian yang berkilauan.

Rupanya, Syahrini menerima penghargaan bergengsi dari UNESCO. Penghargaan ini diberikan melalui platform Listen To Her Parole, sebuah inisiatif internasional yang bertujuan mengangkat suara dan kisah perempuan dari seluruh dunia.

3. Keterlibatan Sineas Indonesia

Bisa dibilang, Syahrini bukan lah satu-satunya sosok dari Indonesia yang pernah terlibat dalam festival tersebut. Christine Hakim tercatat pernah ditunjuk menjadi anggota juri pada Festival Film Cannes 2002.

Ada juga film PRENJAK karya sutradara dari Yogyakarta, Wregas Bhanuteja, yang terpilih sebagai film pendek terbaik di Festival Film Cannes, Semaine de la Critique 2016. Pencapaian PRENJAK adalah pertama kalinya dalam sejarah perfilman Indonesia.

Nyaris setiap tahun Indonesia tak pernah absen mengirimkan delegasi ke Cannes Film Festival. Tahun ini ada sederet film yang akan tayang di sana antara lain JUMBO, PANGKU, IKATAN DARAH, MONSTER PABRIK RAMBUT, THE MORNING JOURNEY, serta RENOIR.

4. Mendapat Dukungan dari Kementerian

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia pun memberikan apresiasi dan dukungan bagi para sineas yang akan mengukir sejarah perfilman Indonesia di ajang Cannes karena telah membantu membangun jembatan antara budaya bangsa dengan jejaring global.

Keikutsertaan Indonesia di Cannes tahun ini tidak hanya memperluas jejaring internasional, tapi juga membuka peluang kerja sama strategis yang berdampak nyata bagi penguatan ekosistem perfilman nasional.

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

Rekomendasi
Trending