Soal 'LASTRI', Christine Hakim Minta Masyarakat Berpikir Positif

Kapanlagi.com - Pembuatan film baru yang diarahkan Eros Djarot, LASTRI baru-baru ini mendapat protes keras dari Ormas Islam di Surakarta. Menurut masyarakat, film yang mengambil lokasi di Surakarta ini dianggap menyebarkan ajaran komunis. Lantaran demo yang makin meluas ini, LASTRI terancam batal dibuat. Menanggapi demo soal film ini, aktris kawakan tanah air, Christine Hakim meminta masyarakat berpikir lebih positif lagi.Christine yang pernah kerja bareng Eros Djarot menganggap kalau rekannya ini seorang profesional yang tidak sembarangan dalam membuat film. "Saya pikir dalam situasi sekarang orang yang punya keberanian mengangkat sejarah bangsa seharusnya ditanggapi positif. Itu akan memperkaya penulisan ataupun dokumentasi dari sejarah itu sendiri. Saya sendiri belum baca skenario LASTRI. Dari pengalaman saya kerja sama dengan dia, Eros bukan orang yang sembarangan dalam membuat sesuatu, apalagi ini soal sejarah. Saya selalu berpikir positif, mungkin temen-teman saya belum banyak yang tahu atau belum cukup informasi tentang film ini. Setahu saya film LASTRI itu bercerita soal percintaan. Jadi akan bijak temen-temen pendemo itu mengetahui logika film itu dulu," ungkap Christine yang ditemui di acara premiere film PENCARIAN TERAKHIR di Jakarta Theater, Minggu (17/11).Christine berharap para demonstran yang melarang dibuatnya film ini mau berpikir ulang dengan melihat ceritanya demi kemajuan dunia seni tanah air. "Kalau teman-teman udah tahu ceritanya, teman-teman pendemo juga tidak berhak menghentikan proses pembuatan film. Kecuali setelah film itu selesai dibuat dan ada hal-hal yang dianggap menimbulkan sesuatu yang efeknya membuat ambruk negeri ini. Tapi kan semua itu ada badan sensor yang berwenang," tambah bintang kawakan ini.Film LASTRI, yang sedianya dibuat di Surakarta, mendapat protes dari Ormas Islam Surakarta lantaran dianggap bermuatan membawa ajaran komunis, karena di tahun 1965 terjadi tragedi PKI di Solo. Sedang menurut Eros film ini hanyalah sebuah kisah cinta yang dilatarbelakangi sejarah di tahun 1965 tanpa ada maksud menyebarkan ideologi komunis.  

(kpl/ang/erl)

Editor:

Erlin

Rekomendasi
Trending