SELEBRITI

Akhirnya Terbongkar, Ternyata Seperti Ini Kronologi Awal Mula Kerja Sama Ruben Onsu dengan I Am Geprek Bensu

Sabtu, 13 Juni 2020 08:31 Penulis: Sanjaya Ferryanto

Kapanlagi/Muhammad Akrom Sukarya

Kapanlagi.com - Stefani Livinus sebagai salah satu pemilik I Am Geprek Bensu akhirnya angkat bicara mengenai sengketa kepemilikan merek dengan Ruben Onsu. Didampingi kuasa hukumnya, Eddie Kusuma mengungkap bagaimana awal mula kerja samanya dengan Ruben Onsu.

Saat ditemui di kawasan Pancenongan, Jakarta Pusat, (12/6) Jumat sore, Stefani dan kuasa hukumnya menuturkan kronologi awal kerja sama versi mereka. Awalnya, kliennya diminta kerjasama oleh Jordi Onsu, adik kandung Ruben Onsu dan dari situ, Jordi menjabat sebagai manajer operasional.

"Jordi, adiknya Ruben Onsu, sahabat Stefani ini ngajak kerjasama. Akhirnya dia bersedia menjadi manajer operasional. Dikasihlah ke dia jabatan itu," ungkap Eddie Kusuma.

 

1. Ajak Ruben Jadi Brand Ambassador

Setelah berjalan beberapa bulan, Jordi Onsu kemudian meminta kepada Stefani untuk mengajak Ruben Onsu menjadi brand ambasador dari I Am Geprek Bensu. Dari situ, bisnis penjualan I Am Geprek Bensu ini berkembang pesat.

"Kami kasih kesempatan (Ruben Onsu untuk jadi brand ambassador). Tahu-tahu tiga bulan itu naik pesat, berkembang. Dari pertama sampai bulan Agustus sudah akhirnya ada 40 outlet," lanjut Eddie

Melihat keuntungan naik drastis, pihak Ruben Onsu pun meminta mundur dari kerja sama tersebut. Awalnya pihak Ruben meminta untuk bagi hasil 50-50, meski pihak Stefani sempat mengiyakan hal tersebut, Ruben Onsu bersikukuh pada pendiriannya untuk berhenti kerjasama kemudian mendirikan perusahaan sendiri bersama Jordi Onsu.

2. Putuskan Kontrak Kerja Sepihak

Ruben Onsu memutuskan kontrak kerja sepihak dan memberikan surat somasi kepada Stefani agar menutup usaha kulinernya atau mengganti nama gerai itu. Padahal Ruben sama sekali tak punya modal atas usaha I Am Geprek Bensu.

"Terus Ruben Onsu klaim tidak mau bersama kami lagi. Jadi kami menawarkan, kenapa? Apa kurang kami. Kemudian kami tawarkan harga tinggi. Akhirnya boleh bagi 50-50. Akhirnya maulah kami. Eh dua hari kemudian datanglah somasi, punya dia (nama Bensu) nggak boleh dipakai," ujarnya.

"Dia putuskan sepihak, dia bilang kalau (nama Bensu) itu punya dia, kami kagetlah. Keterlaluan, sudah dikasih kesempatan malah mengakui. Di situ dia minta semua toko tutup dan nggak boleh pakai nama Geprek Bensu," sambung Eddie.


REKOMENDASI
TRENDING