Davy Linggar Nggak Akan Kapok

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - "Nggak akan kapok dan akan bikin yang lebih bagus lagi," kata Fotografer Davy Linggar saat ditemui seusai jumpa pers di kantor pengacaranya, Jakarta, Rabu malam. Davy merupkan salah satu tersangka kasus susila terkait karya instalasi yang dipamerkan di CP Biennale II 2005. Ia dan enam rekannya termasuk Anjasmara dan Isabel Yahya dikenai pasal 282 KUHP, delik susila dengan ancaman dua tahun penjara.

Pria bertubuh kurus tinggi itu memang tidak kapok dalam berkarya. Bahkan ia baru saja meraih penghargaan fotografer terbaik dari Nokia Fashion Award 2005. Itu merupakan penghargaan keduanya, setelah sebelumnya mendapatkan penghargaan yang sama pada 2004.

Nama Davy memang sudah terkenal di dunia fotografi mode. Tak heran bila kemudian seniman asal Yogyakarta Agus Suwage melibatkannya dalam pembuatan seni instalasi Pink Swing Park yang kemudian bermasalah karena menampilkan foto dengan citra ketelanjangan pemain sinetron Anjasmara dan model profesional Izabel Jahja.

"Ya saya mau ikut ekspresi berkesenian. Hobi saya melukis, saya kuliah di ITB Senirupa, Jurusan Seni Lukis. Trus saya ngefans banget sama Mas Agus, dari tahun 96 atau 97 kenal, terus seneng aja dan harus ikut (pameran itu) apapun yang terjadi," katanya menjelaskan keterlibatannya sebagai fotografer dalam karya instalasi Agus itu.

Davy Linggar adalah seniman yang mengawali karirnya pada usia belia tahun 1988.

Saat itu ia meraih beberapa penghargaan atas karyanya. Ia sempat kuliah selama tiga tahun Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Seni Lukis di Institut Teknologi Bandung.

Sebelum menyelesaikan kuliahnya dia pindah ke Jerman untuk belajar fotografi di jurusan fotografi Universtaet Gesamthochscule Essen, selama tiga tahun. Tahun 2001 dia memutuskan untuk menjadi fotografer professional.

Kasus foto Anjas-Isabel dalam karya instalasi tersebut menimbulkan kehebohan dan kontroversi pada akhir Oktober 2005. Pihak Front Pembela Islam (FPI) melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya dan baru pada awal bulan ini enam orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka.

Hal tersebut, menurut Davy tidak berpengaruh banyak pada dirinya. Permintaan pemotretan masih berdatangan. "Nggak sih, sama sekali nggak. Tambah banyak kayanya iya," katanya saat ditanya apakah kasus tersebut mengganggu pekerjaannya.

Dalam jumpa pers yang dipenuhi wartawan berbagai media dan infotainment di kantor pengacaranya itu, Davy tampak tenang menjawab berbagai pertanyaan. Sesekali ia tertawa melihat ulah infotainment. Ia juga sempat asik mengambil gambar mereka dengan kamera saku digital.

Sementara, mengenai sikap Anjas yang mengambil jalan "sendiri" dengan mendatangi dan meminta maaf pihak FPI sebagai pelapor, ia mengatakan dapat mengerti posisi modelnya itu.

"Sebenernya dari awal kita udah ngajak untuk gabung. Tapi Anjas mungkin... Ya kita bisa ngerti lah ya, mungkin kawatir, mungkin panik. Dia punya keluarga juga. Ya udah, ngerti aja," ujarnya.

Mengenai pernyataan Anjas, melalui pengacaranya Yan Mustafa Amir, bahwa kliennya hanya sebagai korban dan berniat menggugat pihak Davy Linggar sebagai pihak yang memamerkan foto, Davy mengatakan belum mendengar hal tersebut.

"Kalo itu sih gue belom denger," ujarnya singkat.

Saat ditanya bagaimana kalau pernyataan itu akan memberatkan dirinya di pengadilan, Davy memilih untuk menyerahkan hal itu pada pengacara.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

(*/dar)

Rekomendasi
Trending