Dewi Hughes Juga Ikuti Kursus Anti Trafiking di AS
Kapanlagi.com - Duta anti-perdagangan perempuan dan anak Indonesia, Desak Made Hughesia Dewi (34) yang akrab disapa Dewi Hughes akan berangkat ke Amerika Serikat untuk menerima penghargaan Heroes Acting to End Modern-Day Slavery atas upayanya dalam pemberantasan kejahatan tersebut.
"Saya berangkat ke AS menerima penghargaan dan akan mengikuti kursus singkat mengenai anti trafficking selama tiga pekan," kata Hughes yang menjadi Duta Nasional anti-perdagangan perempuan dan anak Indonesia sejak tahun 2003 itu di Jakarta, Kamis (14/7).
Hughes dijadwalkan meninggalkan Indonesia pada Kamis malam pukul 20.00 WIB menggunakan pesawat Singapura Airlines (SQ) menuju Washington untuk menerima penghargaan anti-perdagangan manusia yang akan diserahkan oleh Menlu AS Condoleeza Rice di ibukota Amerika Serikat itu.
Selain Hughes, terdapat 10 orang dari berbagai negara sebagai penerima penghargaan dari Pemerintah AS itu antara lain penyanyi Latin Ricky Martin, Ratu Silvia dari Swedia, mantan Senator AS Nancy Kassebaum dan jurnalis dari Tajikistan Adiba Umarova.
Advertisement
Setelah itu, ia akan mengikuti program khusus dari Pemerintah AS International Visitor Leadership Program" berupa kursus singkat selama tiga pekan mengenai anti perdagangan manusia.
Pada pagi harinya, di Kantor Kedubes AS, Dubes AS untuk Indonesia, B. Lynn Pascoe menyerahkan sertifikat penghargaan Hero Acting to End Modern-Day Slavery kepada Hughes.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah AS menyatakan perdagangan manusia merupakan bentuk perbudakan modern, dan Hughes yang menjadi Duta Nasional untuk Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak sejak tahun 2003 itu dinilai telah mendedikasikan dirinya dalam meningkatkan kesadaran publik mengenai tindak kejahatan tersebut serta membuat perubahan, termasuk mendesak disahkannya Rancangan Undang-Undang anti perdagangan manusia.
Beberapa bulan terakhir ini, Hughes mengemban gelar sebagai Duta Nasional dengan mengunjungi Aceh untuk menekankan kebutuhan perempuan dan anak korban gempa dan tsunami yang rawan menjadi korban perdagangan manusia, serta mengunjungi pedalaman Kalimantan melihat langsung kondisi tenaga kerja wanita (TKW) di Entikong.
Hughes yang terkenal di layar kaca sebagai presenter itu menyatakan penghargaan yang diterimanya tersebut membuat ia menjadi lebih bertanggungjawab terhadap gelar Duta Nasional Pemberantasan Perdagangan Manusia yang diembannya.
Maraknya bentuk perdagangan gelap dengan 'komoditas' perempuan dan anak Indonesia membuat perempuan kelahiran Tabanan, Bali itu semakin prihatin.
"Modusnya macam-macam, mulai dari buruh anak hingga pengantin pesanan, dimana di dalamnya terdapat unsur migrasi seseorang dari akar atau asalnya dengan iming-iming uang atau fasilitas yang berujung pada eksploitasi dimana nantinya si korban itu tidak mendapat apa-apa," kata Hughes.
Lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Atma Jaya, Jakarta itu menambahkan, masalah perdagangan perempuan dan anak tidak akan terselesaikan dengan tunjuk hidung saling menyalahkan.
"Pemberantasan perdagangan manusia merupakan proyek jangka panjang, tidak bisa dalam satu dua tahun. Ini butuh kerjasama semua orang terutama media untuk menyadarkan publik mengenai pemberantasan perbudakan modern ini," ujarnya.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
(*/dar)
Advertisement
