Kapanlagi.com - Beberapa waktu lalu Eko Patrio mendatangi Kantor Dewan Pers untuk meminta surat rekomendasi jika dirinya telah menjadi korban cyber crime atas pemberitaan miring dari media online abal-abal. Sebelumnya, Politisi dari PAN ini diberitakan menganggap penangkapan teroris sebagai upaya pengalihan isu dari kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, lewat akun Twitter yang mengatasnamakannya.

Namun Eko sendiri menegaskan kalau dirinya sama sekali tidak tahu apa motif yang membuat sejumlah media online abal-abal tersebut menuliskan pemberitaan miring tentang dirinya. Bukan cuma itu saja, ia pun berharap fokus masalah yang menyeret namanya saat ini tidak melebar lebih jauh.

"(Ada yang nggak senang juga) Saya gak tau ini masalahnya apa. Karena banyak (masalah) yang ada di pundak saya, jadi anggota dewan, tim sukses satu paslon, bidang seni juga, saya gak tau yang mana. Jangan jadi melebar masalahnya, saya yang pro-aktif mendatangi Kabareskrim," ujar Eko Patrio saat ditemui di gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (21/12).

Eko Patrio sama sekali tidak tahu apa motif yang membuat sejumlah media online abal-abal yang menulis pemberitaan miring tentang dirinya © KapanLagi.com/Mathias Purwanto

Sebagian masyarakat memang sempat mempercayai kabar yang beredar tersebut. Walau begitu Eko segera menegaskan kalau ia hanya memiliki satu akun social media yakni Instagram. Melalui platform social media inilah kemudian Eko memberikan klarifikasi pada masyarakat atas masalah yang beredar.

Lebih jauh, Eko juga mengungkapkan kalau kabar tersebut ia ketahui pertama kali dari DPW. Setelah menganalisa kabar tersebut dan mengantisipasi melebarnya masalah, Eko pun segera meluruskan pemberitaan miring tersebut dengan klarifikasi.

"(Tahu pertama kali) Dari DPW. Ada yang bilang juga hebat pernyataannya, berani. Setelah itu saya analisa ini bahaya. Saya diadu dengan kepolisian, diadu sama masyarakat yang anti dengan teroris," pungkasnya.

Berita Foto

+6

Eko Patrio Bahas Kontroversi Soal Kenaikan Harga Rokok