Nurul Arifin Tolak Pemisahan Kelas Siswa Putra Dan Putri
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Pemberlakukan kebijakan pemisahan kelas laki-laki dan perempuan di sekolah di Kabupaten Pandeglang banyak dikecam. Bahkan, artis kawasan Nurul Arifin tak segan-segan menantang sang bupati. Menurut Nurul, kebijakan itu dinilai tak efektif jika bertujuan meminimalisasi kerusakan moral generasi muda. Ia khawatir kebijakan itu justru bakal memasung interaksi sosial remaja.
”Kebijakan itu terlalu instan dan simbolik belaka. Saya khawatir jika siswa dipisah berdasarkan perbedaan jenis kelamin malah akan mengganggu interaksi sosial mereka,” kata Nurul di sela-sela penyuluhan kesehatan reproduksi remaja yang digelar Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) NU di Jakarta, Senin sore (14/8).
Belum lama ini, Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah mengeluarkan SK Bupati Nomor 421/Kep.198-Huk/2006 tentang pemberlakuan sistem satuan terpisah siswa dan siswi SMP/MTS, SMA/MA dan SMK. SK yang kabarnya bakal digolkan menjadi Perda tersebut rencananya dimulai pada tahun ajaran 2006/2007.
Hasil survey yang dilakukan Synovate Research di empat kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan) memang menunjukkan bahwa perilaku seksual remaja Indonesia saat ini memang cukup mengkhawatirkan. 44 persen responden mengaku sudah pernah memiliki pengalaman seks di usia 16-18 tahun. Bahkan ada 16 persen responden yang mengaku sudah berhubungan seksual di usia 13-15 tahun.
Advertisement
“Data-data tersebut memang mengkhawatirkan. Tapi mencari solusi dengan memisahkan ruang kelas mereka sama artinya dengan kita sudah berpikir jorok duluan. Kesannya yang tua-tua itu terlalu mencurigai anak muda,” jelas Nurul, politisi perempuan Partai Golkar ini.
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
(fia/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement