Rayakan Ultah ke-40, Teater Koma Menyentil Lewat Lakon 'Warisan'
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Pementasan Teater Koma bertajuk Warisan baru saja digelar. Pementasan kali ini merupakan bagian rangkaian ulang tahun Teater Koma ke-40. Berbeda dengan sebelumnya, lakon ini disajikan tanpa iringan musik dan nyanyian.
Meski tanpa iringan musik seperti pertunjukan Teater Koma biasanya, namun lakon 'Warisan' tetap menarik untuk disimak. Penonton jadi lebih dekat dengan cerita yang ingin disampaikan sang sutradara. Totalitas para pemain untuk lakon ini pun tidak main-main. Bahkan mereka sampai harus melakukan riset ke berbagai panti jompo sampai ada yang menginap.
Lakon Warisan menampilkan sederet pemain senior Teater Koma, seperti Budi Ros, Ratna Riantiarno, Rita Matu Mona, Daisy Lantang, Dorias Pribadi, dan Rangga Riantiarno. Pementasan ini berlangsung setiap hari mulai dari tanggal 10 Agustus - 20 Agustus 2017 di Gedung Kesenian Jakarta, setiap pukul 19.30 WIB.
Advertisement
Berlatar di sebuah panti jompo yang begitu dikenal dan menjadi kebanggaan kota. Yang tua dan terlantar ditampung di panti itu, banyak orang dengan sukarela datang menyumbang. Namun, delapan tahun kemudian, panti jompo itu berubah.
Mereka mulai menampung orang-orang kaya yang mampu membayar mahal. Panti jompo itu dibagi dua, yaitu untuk orang-orang kaya dan untuk orang-orang miskin. Sebuah tembok tinggi memisahkan kedua tempat itu tanpa ada pintu yang menghubungkan.
Di tempat orang kaya, ada penulis terkenal yang mencari ilham, ada persahabatan, percintaan, sampai bahan diskusi politik yang membahas apakah warisan negeri hanya korupsi dan utang. Di sisi lain tembok, orang miskin sangat tidak terawat.
Ada yang pindah ke panti wedha lain, beberapa masih tetap tinggal di sana karena tak mampu pindah. Mereka hanya bisa pasrah. Biaya makin tinggi, area untuk orang miskin semakin sempit. Semua harus membayar, tentu saja membayar dengan harga yang sangat mahal.
Lakon 'Warisan' menyentil realitas yang terjadi dalam kehidupan negeri ini. Berbagai isu seperti korupsi dan utang luar negeri yang menjadi warisan dari generasi ke generasi dibahas oleh para penghuni panti jompo.
Nano Riantiarno selaku sutradara lakon ini sengaja mengambil latar panti jompo. Sebuah tempat di mana semua isu bisa dibicarakan, tapi tidak ada yang bisa dilakukan selain pasrah menanti umur.
Kondisi panti jompo yang dipisahkan tembok sebagai pembatas antara kaya dan miskin juga menggelitik nurani. Sejatinya panti jompo adalah sebagai lembaga sosial, tapi kini tidak ubahnya seperti lahan bisnis. Siapa yang mampu bayar lebih maka mendapatkan fasilitas, sedangkan mereka yang tidak mampu hanya bisa pasrah.
Terbaru dari Perfilman Tanah Air
Promo Raksasa 'JANGKRIK BOSS PART 2' Manfaatkan Simpang Semanggi
Pengalaman Baru Syuting, Fanny Ghassani Jadi 'Manusia Kucing'
Berperan Sebagai Nyai Ahmad Dahlan, Tika Bravani Sempat Galau
Ini Komentar Mira Lesmana Soal Drama Musikal PETUALANGAN SHERINA
Ada WARKOP dan Film Song Joong Ki Bulan Ini, Yuk ke Bioskop
(Lesti sedang hamil anak ketiga, dan saat ini sedang ngidam hal yang di luar nurul!)
(kpl/far/dka)
Fikri Alfi Rosyadi
Advertisement
-
Event Indonesia Liputan6.com Hadirkan 'LagiDiskon' Dalam Rangka Harbolnas