1. Sebut Harusnya Nikita Mirzani Bisa Merangkul Kembali Lolly

“Dan Lolly menolak,” lanjutnya singkat.

Menurut Razman, jika masih ada rasa kasih sayang antara keduanya, seharusnya Nikita bisa mencari cara untuk merangkul kembali sang anak. Namun, hingga saat ini, hal itu tidak terjadi.

“Sejahat-jahatnya seorang anak, kalau ibunya memeluk dan punya cara untuk membuat anak ini memaafkan, itu seharusnya bisa terjadi. Tapi ini tidak terjadi,” jelas Razman.

Ia menduga bahwa kebencian di antara mereka sudah mencapai tingkat yang mendalam, sehingga sulit bagi keduanya untuk memperbaiki hubungan.

2. Sebut Lolly Sudah Sangat Benci Nikita Mirzani

“Bisa jadi karena Lolly sudah sangat benci, dan NM juga sudah sangat benci tapi takut kalau secara terang-terangan menghancurkan Lolly,” tutupnya.

Razman juga membeberkan perlakuan yang diduga diterima Lolly selama masa kecilnya, yang menjadi salah satu alasan retaknya hubungan tersebut. Menurut Razman, Lolly sempat dipaksa melakukan hal-hal yang tidak ia inginkan, seperti siaran langsung selama berjam-jam, dan mendapatkan perlakuan kasar jika menolak.

“Mulai kecil dia sudah diperlakukan tidak adil, disuruh live. Kalau nggak mau live, berjam-jam dikurung di kamar, dipukuli. Dia ngomong, oleh omnya, ibunya. Laki-laki datang bergantian ke rumah, yang penting itulah dia,” beber Razman.

3. Razman dan Keluarga Mendampingi Lolly

Setelah Lolly dikabarkan dijemput oleh pengacara dan keluarganya dari RS Polri, Razman dan istrinya, Ade Suryani, mengaku tetap merasa khawatir dengan kondisi gadis tersebut. Ade, yang juga ikut mendampingi Lolly, menyatakan keprihatinannya terhadap pengaruh Nikita.

“Saya khawatir. Kita tahu kan ibunya rada-rada kan, malah Bang Razman bela Vadel, Nikita menyerang kan,” ujar Ade Suryani.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai kondisi Lolly setelah penjemputan tersebut. Namun, Razman berharap agar pihak-pihak yang terlibat dapat memberikan perhatian penuh kepada Lolly untuk memastikan keselamatannya.

Simak berita lainnya di KapanLagi. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?