Bukan hanya dalam beberapa tahun ini saja, tetapi tradisi merilis sinetron religi saat Ramadan telah menjadi hal yang wajib setiap tahunnya. Bahkan semenjak generasi 90-an ada, sinetron Ramadan telah ditampilkan di beberapa stasiun TV swasta.
Tak jarang, rating yang didapatkan oleh sinetron religi saat Ramadan berhasil mencetak rekor yang memuaskan. Jika kamu bosan dengan sinetron Ramadan masa kini, nostalgia sejenak ke masa lalu yuk!
Jauh sebelum sinetron stripping Ramadan menguasai TV Indonesia di bulan suci, Doaku Harapanku (DH) bisa dibilang adalah nenek moyang itu semua. Sinetron yang tayang di layar RCTI pada tahun 1998 ini bisa dibilang begitu fenomenal dan masuk dalam katalog sinetron Indonesia terbaik sepanjang masa.
Melalui DH, Krisdayanti melejit sebagai pesinetron kelas A di Indonesia. Saat itu KD memang baru saja sukses sebagai penyanyi dengan lagu Menghitung Hari. Jika generasi masa kini mengenal KD sebagai penyanyi, maka dulu dia adalah ratu-nya sinetron karena popularitas DH. Sejatinya bukan hanya KD yang membuat DH begitu populer.
Ada nama Dicky Wahyudi yang sukses berubah dari bom seks menjadi pria idola wanita serta si culas Leli Sagita yang mengawali karakter antagonis di sinetron Indonesia begitu lekat dengan mata mendelik. DH adalah perintis sekaligus tolak ukur kesuksesan sinetron Ramadan sepanjang masa. Kisahnya yang begitu religius dan mengedepankan kekuatan doa tanpa episode berlebihan begitu disukai banyak penonton. Tak heran, KD sampai enggan membintangi sinetron meskipun dibayar fantastis karena imej-nya di DH terlalu abadi.
Berbeda dengan sinetron di Indonesia umumnya dan Ramadan khususnya, Lorong Waktu (LW) menjadi alternatif yang luar biasa. Di saat sinetron lain masih bergelut dengan kisah-kisah perseteruan rumah tangga, Lorong Waktu muncul dengan ide cerita manusia yang bisa berpetualang ke masa lalu untuk memperbaiki sebuah masalah sesuai dengan tata cara Islami.
Pertama kali dirilis pada tahun 1999 sampai tahun 2006, Lorong Waktu dicintai banyak orang sampai anak-anak kecil karena jalinan kisah pendidikan Islami yang sederhana. Tanpa terlalu banyak mengajari, Lorong Waktu adalah salah satu sinetron Ramadan Indonesia terbaik sepanjang masa.
Dalam sinetron ini ada tiga tokoh utama yakni Haji Husin (Deddy Mizwar), murid cilik bernama Zidan (Jourast Jordy) dan Ustaz Addin yang diperankan bergantian (Adjie Pangestu, Dicky Chandra, Hefri Olifian). Apakah kamu juga berharap memiliki mesin waktu dan bisa ke masa lalu seperti mereka?
Advertisement
Jika sebelumnya tokoh utama sinetron Ramadan adalah wanita-wanita yang selalu menderita, maka Titipan Ilahi (TI) dengan berani menyuguhkan hal berbeda. Trio Primus Yustisio, Anjasmara dan Ramzi mampu mengembangkan karakter mereka dalam sinetron yang tayang pada tahun 2004 ini dengan pas.
Bagaimana Primus si Panji Manusia Milenium bisa begitu menyebalkan lalu Anjasmara si pria Jawa yang medok dan Ramzi tampil tanpa beban. Inilah awal karir Ramzi hingga mampu bersaing sampai saat ini di tengah banyaknya pesinetron muda berbakat. Bisa dibilang ramuan sinetron yang berfokus pada kehidupan para pria dan OST yang dinyanyikan grup vokal Raihan, membuktikan kalau pakem yang berbeda mampu meraih sukses pula.
Advertisement
Jenuh dengan sinetron bertele-tele yang berkutat pada perebutan cinta dan harta, Rahasia Ilahi (RI) bak oase saat tayang pertama kali di tahun 2005. Menyuguhkan satu cerita setiap satu episode, membuat RI tidak membosankan. Hanya saja kisah di dalamnya yang mengedepankan azab membuat banyak orang menilai sinetron ini mengerikan dan menakut-nakuti.
Bayangkan saja, cerita seperti azab wanita penggosip yang jenazahnya tidak karuan atau menjadi gila menjelang ajal cukup membuat beberapa pihak terganggu dengan sinetron ini. Namun faktanya, penggemar sinetron trend azab-berkah ini justru meningkat hingga stasiun TV lain mencontek temanya dan merilis dalam judul berbeda.
Di tengah sinetron Ramadan yang menyuguhkan kisah lebay karena sudah berujung mistik, Kiamat Sudah Dekat (KSD) yang tayang pada tahun 2005 seperti sebuah obat. Berbeda dengan sinetron lain yang selalu memasang nama-nama besar, KSD yang merupakan buah pemikiran aktor besar Deddy Mizwar ini justru memajang nama-nama baru.
Saat itu Andre masih belum sepopuler saat ini menjadi komedian. Dengan peran wanita yang diganti dari Ayu Pertiwi (versi layar lebar) menjadi Zaskia Adya Mecca, justru membuat KSD segar. KSD memberikan pelajaran Islami yang sederhana dan apa adanya. Tanpa berlebihan dan tanpa menyalahkan.
Mengajarkan bahwa Islam itu tenang, sederhana, menyembuhkan dan membuat siapapun lebih damai jika percaya pada tuntunan-Nya.
Advertisement
'Hanya padaMu tempat kumengadu. Pahit yang kini menyiksaku. Aku percaya tiada yang sia-sia. Semua kan ada hikmahnya', sungguh, lirik lagu sekaligus OST sinetron Hikmah 2 ini adalah lagu kebangsaan bagi kisah cinta Ana (Tamara Bleszynski) dan Adrian (Gunawan).
Sebelumnya Tamara memang satu era dengan Krisdayanti dalam membintangi sinetron Ramadan. Bahkan sinetron Doa Membawa Berkah yang dia bintangi dengan Anjasmara cukup sukses dan (lagi-lagi) hanya kalah oleh sinetron KD. Dalam sinetron ini, Adrian bahkan rela hidup miskin demi merebut hati Ana. Bisa dibilang sinetron ini juga melahirkan nama-nama baru yang saat ini populer di industri sinetron Indonesia.
Belum lagi dikabarkan honor Tamara saat membintangi sinetron ini mencapai angka Rp 75 juta. Benarkah itu? Mungkin hanya Tamara yang mampu menjawabnya.
Fenomena sinetron religius berbau klenik benar-benar membuat Deddy Mizwar gerah. Pada tahun 2007, usai kesuksesan Lorong Waktu dan Kiamat Sudah Dekat, Deddy menelurkan satu lagi sinetron Ramadan yang unik, sederhana, tetapi begitu berkesan yakni Para Pencati Tuhan (PPT).
Ide ceritanya pun brilian. Tiga orang narapidana yakni Barong-Juki-Chelsea (tiga Trio Bajaj yakni Aden, Isa dan Melky) yang keluar dari penjara dan tidak diterima di komunitasnya lalu terdampar di mushola bang Jack (Deddy Mizwar). Dari situlah perjalanan ketiga anak manusia ini bergulir. Mencari pembenaran akan Islami yang begitu suci, bertemu dengan banyak orang, PPT seperti selalu mengajarkan ilmu baru bagi para penontonnya.
Bahkan sampai saat ini, PPT mampu bertahan dengan kisahnya yang makin berkembang serius dan tetap sederhana dalam penuturannya. Apakah kamu masih setia sebagai penonton PPT?
Advertisement
(kpl/aia)
Editor: Arai Amelya
Now that you are AWAKE, it's time for you to wake right now!