SOLIT4IRE, Film Horor Dengan Sound Effect Yang Berani Beda
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Melawan arus dalam penggarapan sebuah film menjadi tantangan tersendiri bagi sutradara film SOLIT4IRE, Rico Michael. Biasanya film bergenre horor selalu dilengkapi dengan sound effect yang mengagetkan menjelang adegan mencekam. Tak hanya itu, tata lampu yang minim cahaya juga menjadi ciri khas film-film bergenre horor.
Rico justru meniadakan unsur-unsur tersebut. Bukan hanya ingin beda, sutradara jebolan New York Film Academy ini punya alasan sendiri untuk tak menggunakan gaya tersebut.
"Namanya juga kan SOLIT4IRE, jadi artinya kesunyian, kesendirian. Biar jangan ada efek traumatik, kami kasih komedi sedikit. Terus terang suasananya memang terlalu dark," ujar Rico saat ramah tamah dan buka puasa bersama kru di Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).
Para pemain dan kru film SOLIT4AIRE antusias menyambut perilisan film tersebut | Foto: KapanLagi.com/Muhammad Rasyad
Selain menggunakan gaya penggarapan yang berbeda, Rico juga memperhatikan selera publik. Beragam cara orang menanggapi hal mistis juga diangkatnya ke dalam film ini.
"Kalau nggak masukin komedi, kan budaya Indonesia suka komedi. Ini kan reaksi, reaksi orang ketemu hantu beda-beda, ada yang ajak berantem, ada yang ngajak ngobrol," katanya.
Tampaknya bagi Rico, setiap tradisi masyarakat Indonesia dalam menghadapi dunia lain memang menarik. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan masyarakat pun tak luput dari perhatiannya.
"Seperti orang mau kencing kan minta izin dulu. Saya coba serealistik mungkin," pungkasnya. Akankah film yang dibintangi Karina Ranau ini sukses menghadirkan sesuatu yang menarik dan unik?
Rico justru meniadakan unsur-unsur tersebut. Bukan hanya ingin beda, sutradara jebolan New York Film Academy ini punya alasan sendiri untuk tak menggunakan gaya tersebut.
"Namanya juga kan SOLIT4IRE, jadi artinya kesunyian, kesendirian. Biar jangan ada efek traumatik, kami kasih komedi sedikit. Terus terang suasananya memang terlalu dark," ujar Rico saat ramah tamah dan buka puasa bersama kru di Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).

Selain menggunakan gaya penggarapan yang berbeda, Rico juga memperhatikan selera publik. Beragam cara orang menanggapi hal mistis juga diangkatnya ke dalam film ini.
"Kalau nggak masukin komedi, kan budaya Indonesia suka komedi. Ini kan reaksi, reaksi orang ketemu hantu beda-beda, ada yang ajak berantem, ada yang ngajak ngobrol," katanya.
Tampaknya bagi Rico, setiap tradisi masyarakat Indonesia dalam menghadapi dunia lain memang menarik. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan masyarakat pun tak luput dari perhatiannya.
"Seperti orang mau kencing kan minta izin dulu. Saya coba serealistik mungkin," pungkasnya. Akankah film yang dibintangi Karina Ranau ini sukses menghadirkan sesuatu yang menarik dan unik?
Seputar Film Horor Indonesia:
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/hen/rzm)
Editor:
Rizqi Zhairisma
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement