Triawan Munaf: Bioskop Harus Beri Kesempatan Untuk Film Indonesia
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Setuju nggak sih kalau banyak dari kalian yang lebih milih nonton film barat daripada film Indonesia? Fenomena ternyata sangat dipahami oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf, Triawan Munaf, yang juga ayah dari penyanyi Sherina Munaf.
Ditemui di Plaza Senayan XXI, Jakarta Pusat, beliau menuturkan bagaimana perkembangan film Indonesia saat ini. “ Bagus. Artinya (sudah) diberi kesempatan oleh bioskop untuk film Indonesia menarik penonton. Memang mesti ada keseimbangan, baru kalau memang filmnya belum naik di hari ke 3-4 jangan diturunkan, beri kesempatan lebih. Seperti pas weekend bagus dapat 30.000-50.000 penonton, senin jadi 5000 aja jadi diturunkan. Kalau bisa jangan secepat itu,” ungkapnya.
Menurut Triawan yang juga aktif menyuarakan gerakan anti-korupsi di akun Twitternya ini, bioskop harusnya memberikan waktu lebih panjang untuk menayangkan film-film Indonesia. “ Harusnya lebih, minimal 2 minggu. Kasih kesempatan gitu. Saya akan ngomong sama pihak bioskop nanti,” tegasnya.
“Saya sudah ngobrol, sudah ada koordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Budaya, Pak Anies Baswedan, serta praktisi film untuk kita bagi peran. Kementrian Pendidikan menangani budaya film, kami dari Bekraf menangani konten, kualitas dan ekonomi,” lanjutnya. Beberapa waktu lalu kita memang dikejutkan oleh skandal Berlinale, di mana banyak orang yang tak berkepentingan ikut terbang menghadiri acara festival film Berlin. Booth negara Indonesia keadaannya juga sangat mengenaskan padahal telah dikucuri dana miliaran Rupiah.
Triawan bertindak cepat dengan berbagi tugas supaya perfilman Indonesia lebih berjaya di negerinya sendiri dan dihargai di luar negeri. Dengan ketegasannya ini, semoga kasus-kasus seperti di atas tak pernah terulang lagi.
Ia juga tak terlalu setuju dengan permintaan menteri sebelumnya, Marie Elka Pangestu, yang meminta sineas untuk lebih banyak memproduksi konten berciri Indonesia. “Saya rasa tak harus dipaksakan. Kalau kebudayaan atau konten relevan sama filmnya otomatis bagus. Kalau dipaksakan sudah jelas tidak bagus. Jangan ada pemaksaan lokal konten harus ada. Slow aja gitu. Seperti LASKAR PELANGI, PENDEKAR TONGKAT EMAS, SOKOLA RIMBA, itu perlu karena relevan,” tandasnya.
Jangan Lewatkan
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
Berita Foto
(kpl/abs/tch)
Adi Abbas Nugroho
Advertisement