Kapanlagi.com - Aktor Jupiter Fortissimo Selasa tersandung kasus narkoba pada bulan Mei lalu.  Ia digerebek di satu tempat karaoke di Lokasari, Mangga Besar, dan didapati memiliki narkoba jenis sabu-sabu. Sidang untuk kasus narkoba Jupiter ini pun digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (8/9). Jupiter datang dalam kondisi sehat dengan didampingi oleh kuasa hukumnya Fransisca Indrasari.

Agenda sidang pada Kamis lalu agenda pembacaan dakwaan juga menghadirkan barang bukti, saksi, dan tanggapan dari terdakwa. Bukti yang dihadirkan jaksa antara lain alat untuk menghisap dan sabu seberat 0,15 gram. Menurut Fransisca, tidak semua barang itu sudah digunakan saat penangkapan karena ketika digerebek Jupiter baru memegang.

"Barangnya ada, tetapi belum digunakan dan belum dibayar sama Jupiter. Pada tanggal sekitar Mei itu, Jupiter kan di-assesment oleh BNN sejauh mana sih pemakaiannya, tapi tadi dibacakan, bahwa Jupiter menggunakannya karena depresi. Kalau itu dari jaksa penuntut umum tapi yang pasti dari akhir Juli, Jupiter keluar dari lido dan dilimpahkan ke pengadilan Jakarta Barat. Rehabnya sudah," kata Fransisca.

Jupiter berharap kena pasal sebagai pengguna © KapanLagi.com®/Budy Santoso

"Tadi hakim memberikan kami untuk menanggapi dakwaan dari jaksa penuntut umum. Jupiter tidak akan menggunakan hak untuk eksepsi tapi akan  menanggapi dalam pembelaan sidang selanjutnya. Saksi dari jaksa penuntut umum tapi kita belum tahu siapa, tapi yang pasti saksi yang ada di sana dan mungkin nanti juga ada saksi dari polisi," lanjut sang kuasa hukum.

Untuk kasus ini Jupiter bisa saja bakal kena Pasal 112 yang artinya dia bisa dihukum di atas 5 tahun. Tapi pihak sang aktor berharap dirinya dikenakan Pasal 127 karena dia hanya pengguna. Jupiter memang sebelumnya menyatakan dia kembali menggunakan narkoba karena depresi ringan akibat sepi job serta salah pergaulan.

"Sebelumnya memang sudah pernah, tapi memakainya memang baru 2 tahun belakangan ini. Sebelumnya memang sudah tidak pernah pakai lagi, tapi karena teman-teman, depresi pekerjaan dan lingkungan," pungkas Fransisca.