Kronologi Lengkap Kasus Pemasungan Versi Marshanda

Penulis: Darmadi Sasongko

Diperbarui: Diterbitkan:

Kronologi Lengkap Kasus Pemasungan Versi Marshanda Marshanda © KapanLagi.com

Kapanlagi.com - Pemasungan Marshanda atau Chaca yang diduga dilakukan oleh ibunya sendiri, Riyanti Sofyan, tidak terjadi begitu saja. Pihak Chaca, melalui pengacaranya membeberkan beberapa bukti, salah satunya kronologi peristiwa yang dialaminya mulai 22 Juli 2014 hingga 28 Juli 2014.
Lewat lembaran kronologi yang disebarkan di kantor pengacaranya, OC Kaligis, Jl Majapahit, Jakarta Pusat, Rabu (6/8) itu bisa ditangkap bahwa perseteruan Marshanda dan ibunya sudah sangat memuncak. Berikut kronologi lengkapnya;
Tanggal 22 Juli 2014:
Marshanda mendapat laporan dari Lia (personal asistennya) bahwa ada pertemuan keluarga dengan dokter dari RS Abdi Waluyo. Lalu adiknya, Adrian Hasfi mengajaknya untuk bertemu dan bicara. Namun setelah diajak bertemu, adiknya menolak dengan alasan ada Sandy dan Eko (supir pribadi), walaupun sudah dijelaskan bahwa mereka bisa dipercaya.
Chaca menjelaskan kalau Sandy sudah membantu Adrian keluar dari kantor Polres Jakarta Selatan, saat tertangkap di rumah bandar narkoba dan positif menggunakan ganja pada 21 Juni 2014, namun dia tetap tidak percaya. Dia justru menjawab pernyataan Chaca, bahwa hal itu dianggapnya sepele dan Adrian balik bertanya, berapa uang yang minta diganti sebagai balas jasa Sandy yang membantunya keluar dari tuntutan penjara.
Setelah mendapat informasi demikian, Marshanda merasa terancam, karena tidak menginginkan dijemput paksa atau dijebak untuk dirawat di RS. Karena menurut keterangan Marshanda, hal tersebut pernah dilakukan oleh keluarganya.
Marshanda memutuskan untuk tinggal sementara di Apartemen Puri Casablanca, dengan terlebih dahulu menjemput Sienna (anaknya), Lia, Mbak Halimah dan juga Putri Mbak Halimah untuk kemudian stay di Apartemen Puri Casablanca.
Pukul l18.00; Riyanti Sofyan (ibunda Marshanda) secara berkala menelpon Lia dan Eko, serta mengirim pesan menanyakan keberadaan putrinya. Sedangkan HP Marshanda tetap aktif, tetapi tidak ada satu pun panggilan maupun pesan dari ibunya.
Tanggal 24 Juli 2014
Pukul 11.00: Marshanda menemui Ibunya, Adrian dan Alyssa Ramadhani (adiknya) di Mal Kota Casablanca, untuk meminta izin dan menjelaskan tujuan tinggal sendiri. Setelah pertemuan itu, Adrian mengirim pesan, yang mengatakan bahwa Ibunya terkena stroke dan akan dirawat di RS. Abdi Waluyo. Namun hal tersebut tidak digubris Marshanda.
Tanggal 25 Juli 2014
Pukul 15.00: Marshanda menemui teman lamanya bernama Vachry Widianto, yang kemudian menanyakan posisi tinggal Marshanda saat ini. Chaca memberi tahu, kalau saat itu bersama Sienna, beserta Mbak Halimah sedang tinggal di Puri Casablanca. Vachry sempat memaksa untuk ikut ke unit apartemen Marshanda dengan alasan untuk melihat latihan vokal dengan tim musik. Namun Marshanda tidak mengizinkan.
Sesaat sebelum berpisah, Vachry menyampaikan bahwa, Bapak Tianto Sofyan (kakak Riyanti Sofyan) sudah meminta tolong ke Kapolri untuk mengetahui keberadaannya dengan menggunakan alat lacak komunikasi HP.
Tanggal 26 Juli 2014
Pukul 11.00: Marshanda berencana untuk mengantar putrinya Sienna,  yang akan dijemput Ben Kasyafani suaminya di mal Kota Casablanca. Dia  keluar satu mobil bersama Sandy dan Lia.
Saat di basement tempat menaruh mobil, Sandy, Marshanda, Sienna, Lia, diberhentikan oleh orang yang mengaku dari Polsek Tebet. Mereka berasumsi adanya laporan dari masyarakat bahwa mobil yang mereka naiki dicurigai kepemilikannya. Marshanda diminta untuk memberikan laporan dan bukti bahwa mobil tersebut adalah miliknya.
Pukul 13.00: Pihak Polsek Tebet menghampiri apartemen dan berbicara dengan Marshanda ditemani dengan Lia di ruang meeting lantai 2 apartemen Puri Casablanca.
Pukul 16.00: Pintu apartemen Puri Casablanca kamar 30-08, tempat tinggal Chaca di bel. Tampak beberapa orang pekerja dari RSJ Dharmawangsa, Management Puri Casablanca, pihak kepolisian dan juga suruhan dari keluarga Marshanda datang dengan alasan untuk berbicara dengan Marshanda.
Marshanda menanyakan kepentingan kedatangan mereka, dan mereka menjelaskan hanya untuk berbicara dengan Marshanda yang kemudian mengajaknya bicara di lobby. Tetapi mereka menolak dan langsung masuk ruang tamu apartemen 30-08.
Marshanda mempersilakan masuk dan mendengarkan alasan mereka datang. Mereka menegaskan bahwa diperintahkan untuk menjemput Marshanda berkonsultasi dengan Dr. Richard. Alasannya, Marshanda sudah lama tidak berkonsultasi dan juga memesan obat yang biasa dikonsumsinya.
Dalam hal ini, Marshanda menjelaskan dengan tenang dan tanpa perlawanan. Dia mengatakan sudah cukup dewasa dan dalam keadaan sadar untuk berhak memutuskan mengenai konsultasi dan konsumsi obat terhadap dirinya. Marshanda menyadari bahwa hal ini dilakukan oleh pihak keluarga Marshanda yang panik dan tidak menerima keputusannya untuk mandiri dan tinggal di luar dari lingkungan keluarga di Jl. Lembang No. 62 (Kediaman dari ibu Marshanda)
Marshanda sempat mengatakan jika Dr. Richard ingin menemuinya dengan alasan konsultasi, hal tersebut bisa dilakukan di unit apartemen Puri Casablanca, bukan dengan cara menjemput paksa seperti yang sedang terjadi. Namun pihak RS dan suruhan dari keluarga tetap memaksanya ikut ke RS.
Lalu Marshanda menyetujui hal tersebut, namun lagi-lagi pihak RS menekankan, bahwa sebelum berangkat ke RS, Marshanda harus menerima terapi terlebih dahulu (yakni injeksi obat, di mana Marshanda tidak mendapat penjelasan mengenai obat yang disuntikkan dan juga persetujuan melalui tanda tangan pasien mengenai injeksi yang diberikan).
Sebelum terjadi penyuntikan, Marshanda meminta izin untuk menelpon pengacara untuk menanyakan langkah-langkah yang harus diambil. Mereka pada awalnya mengizinkan, tetapi dalam beberapa menit, pihak suruhan dari keluarga yang bernama Rony, menanyakan kepada Sandy, apakah ada jendela keluar di kamar, atau adakah kemungkinan Marshanda melakukan pelarian dengan cara melompat dari lantai 30.
Selang beberapa menit, pihak RS mengetuk pintu kamar dan juga mengajak dari pihak keluarga (adik Marshanda) untuk masuk ke dalam kamar, dan melakukan terapi (injeksi ke dua belah lengan kanan dan kiri).
Tanpa perlawanan, lalu Marshanda keluar kamar dan digiring menuju Rumah Sakit, dengan meminta Sandy dan Lia untuk menemani menuju kendaraan yang akan membawa mereka. Berkali-kali pihak suruhan keluarga, begitu mencurigai kalau Marshanda akan berusaha kabur atau melarikan diri. Padahal keadaannya setelah mendapatkan terapi langsung terlihat lemas dan tidak stabil dalam berjalan.
Akhirnya kami sampai di RS. Abdi Waluyo di Jl. HOS Cokroaminoto No. 31-33, Menteng. Sangat berbeda dengan surat jemput pasien yang diserahkan kepada management apartemen Puri Casablanca, yakni surat tugas jemput dari RSJ. Dharmawangsa (Surat terlampir, dan tidak diisi secara lengkap dan detail).
Sesampainya di RS. Abdi Waluya, Marshanda langsung digiring ke kamar perawatan Kirana 106, tanpa menerima konsultasi dengan Dr. Richard seperti yang dikatakan oleh petugas RS yang menjemput paksa.
Selang hampir 30 menit, Sandy diminta keluar dan dilarang di dalam ruang perawatan. Karena menurut perintah dokter yang disampaikan oleh perawat, keadaan Marshanda tidak stabil. Sebelum Sandy meninggalkan ruangan, Marshanda mengatakan, "Tolong lakukan hal terbaik dan tolong keluarkan aku dari sini".
Sandy sempat bertanya, apakah dia akan mengingat semua detail kejadian yang terjadi saat penjemputan paksa, maupun sebelumnya. Marshanda menjawab iya. Marshanda sempat juga meminta Sandy untuk menghubungi pengacara OC Kaligis, dan menceritakan semua kejadian yang terjadi dan penyebabnya.
Setelah Sandy keluar dari kamar perawatan, Lia masih menemani Marshanda di kamar perawatan. Saat waktu menunjukkan pukul 17.30, Riyanti memanggil Sandy dengan nada tinggi dan mengajak bicara, tetapi Sandy mengatakan kalau sedang menelpon.
Selang beberapa menit, Riyanti menghampiri Sandy, seraya berkata, "Telpon siapa kamu?" Sandy menjawab, "Menelpon ayah angkat saya, karena mau menghampiri kediaman rumah angkat saya, untuk acara buka puasa bersama" Riyanti tetap dengan nada ketus mengatakan, "Emangnya kamu puasa? Mana kunci Alphard?" Lalu Sandy menyerahkan kunci tersebut.
Seketika itu juga, Riyanti mengatakan, "Kenapa kalau saya telpon kamu, tidak pernah angkat?" Sandy menjawab, "Saya tidak punya kewajiban untuk mengangkat telpon dari, tante. Karena kalau tante ingin menanyakan mengenai persoalan pribadi Marshanda, silahkan tanya sendiri kepada Marshanda".
Riyanti menimpali dengan pernyataan, "Jangan kira karena kamu ada di dalam management, kamu bisa seenaknya mengacak-acak management" Sandy dengan sopan meminta izin untuk ke toilet, dan langsung meninggalkan Riyanti, yang kala itu didampingi orang suruhan keluarga bernama Roy.
Orang suruhan keluarga Marshanda bernama Rony dan Roy, menghampiri Sandy setelah selesai dari toilet untuk mengajak berbicara. Keduanya menerangkan bahwa untuk sementara Sandy diminta menahan semua kegiatan pekerjaan dari management Marshanda, sampai keadaan keluarga tenang.
Setelah beberapa saat Sandy menunggu Lia di depan lobby untuk pulang bersama. Saat waktu berbuka puasa tiba, Sandy membelikan Lia menu buka puasa, namun dilarang masuk oleh perawat. Dia menitipkan menu buka puasa kepada perawat.
Setelah beberapa menit kemudian, Lia menyusul ke lobby, karena diminta perawat untuk meninggalkan Marshanda. Beberapa saat kemudian, Riyanti menghampiri mereka, seraya berkata dengan nada ketus, "Ngapain kamu masih ada di dekat-dekat sini, pergi kamu!" Sandy menjawab, "Ini tempat umum tante, ini RS umum"
Lalu dengan ketus dan bersikap kasar, Riyanti mengambil paksa tas Marshanda yang ada di tangan Lia seraya berkata, "Ngapain kamu pegang-pegang tas Chaca, sini saya ambil"
Lalu Riyanti bertanya di mana HP dari Marshanda, dan Lia mengatakan kalau HP tertinggal di Apartemen Puri Casablanca. Riyanti berkata dengan nada ketus, "Saya tidak menyangka kamu tega berbuat ini sama saya"
Lalu dengan sedih Mbak Lia tetap menunduk, sambil Sandy mengajak untuk mencari taksi. Seketika ketika Sandy dan Lia hendak pergi, sekali lagi Riyanti berkata dengan nada mengancam, "Lihat saja ya kamu nanti". Sandy hanya menoleh dan melihat Riyanti sambil berlalu.
Ketika Sandy dan Lia sampai di Apartemen Puri Casablanca unit 30-08, Sandy menuju kantor management melaporkan bahwa kunci unit diambil pihak Marshanda dan meminta untuk kunci tersebut diterminasi.
Namun sebelum sempat kunci dinonaktifkan, ketika Sandy naik ke unit apartemen, terlihat dua adik Marshanda sudah masuk tanpa bicara ke Sandy. Mereka mengemas semua barang Marshanda. Lalu Sandy kembali ke kantor management dan menyampaikan keluhan, kenapa ada orang yang bisa masuk ke unit apartemen tanpa izin dari penyewa apartemen.
Adik Marshanda yakni Alyssa, datang ke kantor management dan menjelaskan alasan mereka masuk ke dalam unit untuk mengambil barang Marshanda. Mereka beralasan bahwa selama ini, Sandy, Lia dan management bisa keluar masuk kediaman Riyanti Sofyan tanpa harus izin. (Selama ini rumah Riyanti Sofyan merupakan tempat di mana kantor management Marshanda berada).
Lalu pada akhirnya, untuk menghindari perdebatan, Sandy mengizinkan mereka mengemas barang Marshanda, serta mengajak pembantu rumah tangga Marshanda, Mbak Halimah dengan putrinya untuk ikut kembali ke kediaman Riyanti.
Tanggal 28 Juli 2014
Sandy bersama dengan tim musik yakni Timur dan David, berangkat ke Rumah Sakit Abdi Waluyo untuk menjenguk Marshanda. Yang turun dan menuju kamar Kirana 106, yakni Timur dan David. Ketika sampai di depan kamar perawatan, Timur dan David dihentikan oleh pihak RS. Dijelaskan bahwa hanya beberapa orang saja yang diperbolehkan menjenguk Marshanda, dengan alasan kondisinya masih tidak stabil.
Setelah mendengar penjelasan itu, Timur dan David, kembali lagi ke mobil dan menyampaikan hal tersebut ke Sandy.
Daftar 11 orang yang boleh masuk menjenguk Chaca saat itu adalah Riyanto Sofyan (paman), Adrian Hasfi (adik), Alyssa Ramadhani (adik), Riyanti Sofyan (Ibu), Amalia (Tante), Walan (Tante), Ian (Supir), R. Hidayat (Paman), Lucy Soemiatno (Tante), Dr. Henry Riyanto (sepupu) dan Afdal.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

(kpl/rod/dar)

Rekomendasi
Trending