Kapanlagi.com - Ashanty sedang gerah dengan pemberitaan mengenai produk kecantikannya Ashanty Beauty Cream. Bersama dengan kuasa hukumnya Minola Sebayang, istri Anang Hermansyah itu pun memberikan klarifikasi tentang rumor yang menyebutkan kalau produk kecantikannya berbahaya.

Sebuah situs mengklaim kalau krim wajah produk Ashanty termasuk dalam 20 krim berbahaya menurut BPPOM tahun 2016 sehingga ditarik peredarannya dari pasaran. Informasi ini didapat Ashanty dari pelanggan dan reseller-nya di daerah-daerah yang merasa terganggu dengan pemberitaan ini.

Minola sebut ada situs yang mencemarkan nama baik produk Ashanty © KapanLagi.com®/Muhammad Akrom Sukarya

"Setelah kami melakukan penelitian penyelidikan dan identifikasi, maka kami menemukan bahwa ada sebuah situs gluteracare.com itu yang menulis rilisnya. Jadi kami ingin mencari tahu lebih jauh siapa sih gluteracare.com ini. Ternyata kami menemukan kalau ini berkaitan dengan produk kecantikan juga, sehingga kami melihat adanya satu indikasi persaingan usaha," kata Minola ditemui saat jumpa pers soal pencemaran nama baik Ashanty Beauty Cream di kediaman Ashanty, Cinere, Depok, Sabtu (10/9) malam.

Ashanty memastikan kalau produknya sudah melalui proses panjang di BPPOM, jadi dia memastikan tidak melakukan yang aneh-aneh dengan produknya. Dengan adanya pemberitaan produknya mengalami penarikan Ashanty pun jadi khawatir banyak konsumen setianya yang berpikir macam-macam.

Ashanty pastikan krim malamnya aman © KapanLagi.com®/Muhammad Akrom Sukarya

"Orang kan mikirnya, 'Wah produknya macem-macem nih', karena sebelumnya nggak ada masalah eh ada-ada aja. Dia bilang BPPOM menarik krim malam aku. Sedangkan nggak pernah ditarik, yang ada aku yang tarik untuk menambahkan kandungan (dalam produk)," jelas wanita yang tengah hamil 8 bulan ini.

Gara-gara adanya pemberitaan ini, Ashanty mengakui produknya mengalami penjualan cukup drastis. Bahkan kabarnya, Ashanty mengalami kerugian hingga Rp 5 miliar.

"Sebelum ada postingan itu, penjualan produk aku rata-rata mencapai 10.000 pack per bulan, tapi sekarang jadi sekitar 3.000 pack aja. Satu pack seharga 750 ribu. Kalau kerugian aku nggak tahu sih ya pastinya berapa, itu orang keuangan yang tahu. Tapi lumayan bikin pusing," pungkas Ashanty.