cara membedakan burung dara jantan dan betina
cara membedakan burung dara jantan dan betina
Cara Membedakan Burung Dara Jantan dan Betina
Mengenal Burung Dara dan Pentingnya Membedakan Jenis Kelamin
Burung dara atau merpati merupakan salah satu jenis burung yang populer dipelihara masyarakat Indonesia. Mengetahui cara membedakan burung dara jantan dan betina menjadi keterampilan penting bagi para pecinta burung.
Kemampuan membedakan jenis kelamin burung dara sangat berguna untuk berbagai keperluan, mulai dari perjodohan, pembiakan, hingga persiapan lomba. Perbedaan antara jantan dan betina dapat diamati melalui beberapa ciri fisik dan perilaku yang khas.
Melansir dari buku Cara Beternak Merpati karya Suparman, burung dara dibedakan menjadi empat jenis yaitu merpati hias, merpati pedaging, merpati pos, dan merpati balap. Pemahaman tentang cara membedakan burung dara jantan dan betina akan membantu peternak dalam mengembangbiakan burung berkualitas.
Advertisement
Perbedaan Fisik Burung Dara Jantan dan Betina
Perbedaan paling mendasar antara burung dara jantan dan betina dapat dilihat dari karakteristik fisik tubuhnya. Pengamatan yang teliti terhadap bagian-bagian tubuh tertentu akan memudahkan identifikasi jenis kelamin.
1. Ukuran dan Bentuk Tubuh
Burung dara jantan memiliki postur tubuh yang lebih besar, kekar, dan panjang dibandingkan betina. Bentuk tubuh jantan tampak lebih maskulin dengan otot dada yang lebih bidang dan besar. Sebaliknya, burung dara betina memiliki tubuh yang lebih kecil, ramping, dan bentuk dada yang lebih rata. Perbedaan ukuran ini semakin jelas terlihat ketika burung memasuki usia dewasa.
2. Bentuk Kepala dan Paruh
Kepala burung dara jantan berbentuk lebih besar, bidang, dan kokoh dengan permukaan yang terlihat kasar. Paruhnya lebih panjang, tebal, dan kuat terutama pada bagian pangkal. Sementara itu, kepala burung dara betina berbentuk lebih bulat, kecil, dan halus menyerupai kepala tikus dengan mata yang cenderung menjorok ke dalam. Paruh betina lebih tipis, panjang, dan ujungnya melengkung ke bawah.
3. Karakteristik Leher
Leher burung dara jantan tampak lebih ramping, panjang, besar, dan cenderung kaku dengan warna bulu yang lebih berkilau. Cara mudah membedakannya adalah dengan memegang badan burung secara horizontal lalu meluruskan lehernya secara vertikal. Jika bentuk leher dari kepala sampai badan sama besar, dipastikan burung tersebut jantan. Sedangkan leher betina lebih kecil, lemas, dan agak menyempit di bagian tengah.
4. Bentuk Kaki dan Jari
Kaki burung dara jantan lebih besar, kuat, dan kekar dengan tulang yang kokoh. Jari-jari kakinya cenderung lebih panjang dan kuat untuk bertengger. Berbeda dengan jantan, kaki burung dara betina lebih kecil, halus, dan ramping dengan tulang yang tidak sekuat jantan. Jari-jari kakinya juga cenderung lebih pendek.
5. Pemeriksaan Supit Udang
Teknik supit udang merupakan metode yang akurat untuk membedakan burung dara dewasa. Caranya dengan meniup bagian dubur burung agar bulu halusnya terbuka, lalu meraba bagian supit udang yaitu jarak antara tulang pelvic yang terletak memanjang di bagian perut ke bawah mendekati ekor. Jika bagian tersebut terasa sempit, rapat, dan keras, burung tersebut jantan. Sebaliknya, jika terasa lebar dan lunak, burung tersebut betina.
6. Bentuk Anus pada Anakan
Pada burung dara anakan atau piyik yang berumur 23-24 hari, jenis kelamin dapat diidentifikasi melalui bentuk kloaka atau anusnya. Anus burung dara jantan berbentuk seperti tapal kuda dengan lengkungan mengarah ke bawah. Sementara anus burung dara betina memiliki lengkungan yang mengarah ke atas.
7. Warna dan Corak Bulu
Beberapa jenis burung dara jantan memiliki warna bulu yang lebih cerah, mencolok, dan berkilau dibandingkan betina. Warna bulu di bagian leher jantan tampak lebih mengkilap dan menarik perhatian. Burung dara betina cenderung memiliki warna bulu yang lebih kusam dan sederhana, meskipun tidak semua jenis menunjukkan perbedaan warna yang signifikan.
Perbedaan Perilaku dan Kebiasaan
Selain ciri fisik, cara membedakan burung dara jantan dan betina juga dapat dilakukan melalui pengamatan perilaku dan kebiasaan mereka sehari-hari.
1. Kebiasaan Membekur
Burung dara jantan memiliki kebiasaan membekur atau mengeluarkan suara bekur-bekur yang keras dan nyaring, terutama saat berada di dekat burung betina. Suara ini merupakan cara jantan untuk menarik perhatian dan menunjukkan dominasinya. Burung dara betina tidak memiliki kebiasaan membekur dan cenderung mengeluarkan suara yang lebih lembut dan singkat.
2. Sikap Bertengger
Burung dara jantan lebih aktif, agresif, dan dominan saat bertengger. Mereka cenderung mencari tempat yang lebih tinggi dan menunjukkan sikap dominan terhadap burung betina maupun jantan lainnya. Sebaliknya, burung dara betina lebih tenang, pendiam, dan cenderung menyendiri saat bertengger.
3. Perilaku Saat Musim Kawin
Ketika memasuki usia dewasa dan musim kawin, burung dara jantan akan menggiring betina untuk menjauhi burung jantan lain. Jantan juga sering menggerakkan kepala dan mengepakkan sayap dengan penuh semangat untuk menarik perhatian betina. Burung betina akan mengangguk-angguk, membungkuk, dan menekuk lututnya sebagai respons terhadap pendekatan jantan.
4. Posisi Saat Kawin
Posisi kawin menjadi pembeda yang jelas antara jantan dan betina. Burung dara jantan selalu berada di posisi atas dengan sayap yang mengapit saat kawin. Sementara burung dara betina berada di posisi bawah dengan sayap yang dibuka lebar. Karakteristik ini sangat konsisten dan mudah diamati.
Peran dalam Perawatan Sarang dan Telur
Perbedaan peran antara burung dara jantan dan betina juga terlihat jelas dalam aktivitas perawatan sarang dan telur. Pemahaman tentang peran masing-masing jenis kelamin membantu peternak dalam memfasilitasi proses reproduksi.
Burung dara jantan berperan aktif dalam mencari dan mengumpulkan bahan untuk membangun sarang. Mereka akan membantu betina dalam proses pembangunan sarang dan menunjukkan sifat protektif terhadap pasangan serta wilayahnya. Jantan juga turut menjaga sarang meskipun tidak mengerami telur secara intensif seperti betina.
Burung dara betina lebih fokus pada tugas mengerami telur dan merawat anak-anaknya. Betina akan menjaga telur dengan penuh kasih sayang dan mengalami perubahan hormonal yang membuat mereka sangat protektif. Kemampuan bertelur ini menjadi ciri khas yang hanya dimiliki betina, sehingga jika melihat burung yang sedang mengerami telur di sarang, dapat dipastikan burung tersebut betina.
Mengutip dari Pertanianku, betina yang baik sebagai indukan memiliki ciri khusus seperti kepala panjang menyerupai tikus, bulu sayap rapat dan rapi, serta mampu kawin di posisi atas maupun bawah. Betina dengan karakteristik seperti ini sangat dicari para pemain merpati balap karena dapat meningkatkan performa pasangannya.
Teknik Perjodohan Burung Dara
Setelah berhasil membedakan burung dara jantan dan betina, langkah selanjutnya adalah melakukan perjodohan untuk tujuan pembiakan. Proses perjodohan memerlukan kesabaran dan pemahaman tentang perilaku burung.
- Pemilihan Indukan - Pilih burung dara jantan dan betina yang sudah dewasa dan sehat. Pastikan keduanya memiliki kualitas fisik yang baik untuk menghasilkan keturunan unggul.
- Penempatan dalam Kandang - Tempatkan burung dara jantan dan betina dalam satu kandang selama tiga hari. Selama masa perjodohan, jangan mengeluarkan burung dari kandang, cukup berikan pakan dan minuman di dalam kandang.
- Penggunaan Merica - Untuk mempercepat proses perjodohan, dapat diberikan merica butiran dengan dosis tertentu langsung ke mulut merpati jantan dan betina. Merica berfungsi membuat burung menjadi lebih birahi sehingga proses perjodohan lebih cepat.
- Pengamatan Perilaku - Amati perilaku kedua burung seperti notol-notol, bercumbu, dan kawin sebagai tanda bahwa mereka sudah berjodoh.
- Uji Kecocokan - Setelah tiga hari, keluarkan kedua burung dari kandang. Jika mereka saling berdekatan dan jantan menghampiri betina saat betina dipegang, maka perjodohan berhasil.
- Siklus Giring-Bertelur - Setelah berjodoh, lakukan siklus giring selama satu minggu yang meliputi kegiatan memandikan, mengawinkan, hingga burung bertelur.
Tips Merawat Burung Dara untuk Pemula
Merawat burung dara memerlukan perhatian khusus terutama bagi pemula yang baru memulai hobi ini. Beberapa tips berikut dapat membantu dalam perawatan burung dara.
Pakan dan Nutrisi
Berikan pakan berkualitas yang mengandung nutrisi lengkap seperti jagung, beras merah, kacang hijau, dan biji-bijian lainnya. Burung dara juga memerlukan pasir untuk melancarkan pencernaannya, sehingga sediakan wadah berisi pasir di dalam kandang. Pastikan air minum selalu tersedia dan diganti setiap hari untuk menjaga kesehatan burung.
Kandang dan Kebersihan
Sediakan kandang yang cukup luas dengan ventilasi yang baik. Bersihkan kandang secara rutin minimal dua kali seminggu untuk mencegah penyakit. Sediakan tempat bertengger yang nyaman dan kotak sarang untuk burung yang akan bertelur. Jaga kebersihan tempat pakan dan minum agar burung terhindar dari infeksi.
Pelatihan dan Pembiasaan
Untuk burung dara yang akan diikutkan lomba, lakukan pelatihan secara rutin dan bertahap. Latih kemampuan terbang burung dengan melepaskannya dari jarak yang semakin jauh secara bertahap. Biasakan burung dengan lingkungan sekitar agar tidak mudah tersesat. Perlu diingat bahwa risiko kehilangan burung saat dilepas cukup tinggi, sehingga persiapan mental dan teknis sangat penting.
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan berikan vitamin sesuai kebutuhan. Pisahkan burung yang sakit dari burung sehat untuk mencegah penularan. Vaksinasi dapat dilakukan sesuai anjuran dokter hewan untuk mencegah penyakit tertentu. Perhatikan tanda-tanda burung tidak sehat seperti bulu kusam, nafsu makan menurun, atau perilaku yang tidak normal.
Pertimbangan Ekonomi dalam Pemeliharaan Burung Dara
Aspek ekonomi menjadi pertimbangan penting bagi mereka yang ingin memelihara atau berbisnis burung dara. Harga burung dara bervariasi tergantung kualitas, jenis, dan kemampuannya.
Burung dara dengan kualitas biasa dapat diperoleh dengan harga mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 500.000 per ekor. Sementara burung dara dengan kualitas unggul yang sudah terlatih dan memiliki prestasi lomba dapat mencapai harga Rp 1.000.000 hingga puluhan juta rupiah. Harga ini dipengaruhi oleh faktor genetik, kemampuan terbang, dan rekam jejak indukan.
Biaya perawatan bulanan untuk sepasang burung dara relatif terjangkau, berkisar Rp 100.000 hingga Rp 300.000 tergantung jenis pakan dan perawatan yang diberikan. Investasi awal untuk kandang dan perlengkapan berkisar Rp 500.000 hingga Rp 2.000.000 tergantung ukuran dan kualitas kandang yang diinginkan.
Bagi yang serius mengembangbiakan burung dara, potensi keuntungan cukup menjanjikan. Anakan burung dara dari indukan berkualitas dapat dijual dengan harga yang menguntungkan. Namun perlu diingat bahwa kesuksesan dalam budidaya burung dara memerlukan pengetahuan, kesabaran, dan dedikasi yang tinggi.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Pada usia berapa burung dara sudah bisa dibedakan jenis kelaminnya?
Burung dara anakan atau piyik sudah dapat dibedakan jenis kelaminnya pada usia 23-24 hari melalui pemeriksaan bentuk kloaka atau anus. Namun untuk identifikasi yang lebih akurat melalui ciri fisik lainnya, sebaiknya menunggu hingga burung berusia 2-3 bulan ketika karakteristik fisiknya sudah lebih jelas terlihat.
2. Apakah semua jenis burung dara memiliki perbedaan warna bulu antara jantan dan betina?
Tidak semua jenis burung dara menunjukkan perbedaan warna bulu yang signifikan antara jantan dan betina. Perbedaan warna lebih terlihat pada beberapa jenis tertentu seperti merpati hias, sedangkan pada jenis lain perbedaan warna tidak terlalu mencolok sehingga perlu menggunakan metode identifikasi lain seperti bentuk tubuh dan perilaku.
3. Bagaimana cara paling akurat untuk membedakan burung dara jantan dan betina?
Cara paling akurat adalah dengan menggunakan metode supit udang yaitu memeriksa jarak antara tulang pelvic di bagian perut bawah burung. Metode ini dapat dilakukan pada burung dewasa dengan meraba bagian tersebut setelah bulu halus dibuka. Kombinasi dengan pengamatan ciri fisik lain seperti bentuk kepala, ukuran tubuh, dan perilaku akan meningkatkan akurasi identifikasi.
4. Apakah burung dara betina bisa berkicau atau membekur seperti jantan?
Burung dara betina tidak memiliki kebiasaan membekur seperti jantan. Suara yang dikeluarkan betina cenderung lebih lembut, halus, dan dalam durasi yang lebih singkat. Kebiasaan membekur dengan suara keras dan nyaring merupakan karakteristik khas burung dara jantan yang digunakan untuk menarik perhatian betina dan menunjukkan dominasi.
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjodohkan burung dara?
Proses perjodohan burung dara umumnya memerlukan waktu sekitar 3 hari dengan menempatkan jantan dan betina dalam satu kandang. Namun waktu ini dapat bervariasi tergantung karakter masing-masing burung. Beberapa pasangan dapat berjodoh lebih cepat terutama jika diberikan stimulan seperti merica, sementara yang lain mungkin memerlukan waktu lebih lama hingga beberapa minggu.
6. Apakah burung dara jantan bisa bertelur?
Burung dara jantan tidak memiliki kemampuan untuk bertelur. Hanya burung dara betina yang dapat bertelur dan mengerami telur tersebut. Jika melihat burung dara yang sedang mengerami telur di dalam sarang, dapat dipastikan bahwa burung tersebut adalah betina. Ini merupakan salah satu cara paling mudah untuk membedakan jenis kelamin burung dara.
7. Bagaimana cara merawat burung dara agar cepat berjodoh?
Untuk mempercepat proses perjodohan, pastikan kedua burung dalam kondisi sehat dan sudah cukup umur untuk kawin. Tempatkan mereka dalam kandang yang nyaman dan tenang tanpa gangguan. Berikan pakan bergizi dan dapat ditambahkan merica butiran sebagai stimulan birahi. Lakukan pengamatan rutin terhadap perilaku kedua burung dan biarkan mereka berinteraksi secara alami tanpa terlalu banyak intervensi manusia.
(kpl/fed)
Advertisement