Cara Menanam Petai: Panduan Lengkap untuk Pemula
cara menanam petai (credit:Image by AI)
Kapanlagi.com - Petai merupakan tanaman dari suku polong-polongan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Tanaman ini memiliki aroma khas dan cita rasa yang unik sehingga sering dijadikan pelengkap berbagai masakan tradisional.
Menanam petai di halaman rumah ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan teknik yang tepat, siapa saja bisa membudidayakan tanaman ini bahkan tanpa memerlukan lahan yang terlalu luas.
Cara menanam petai yang benar akan menghasilkan pohon yang produktif dan berbuah lebat. Pemahaman tentang tahapan budidaya dari awal hingga panen sangat penting untuk keberhasilan penanaman.
Advertisement
1. Mengenal Tanaman Petai dan Syarat Tumbuhnya
Petai atau pete termasuk dalam keluarga Leguminosae dengan nama ilmiah Parkia speciosa. Pohon petai merupakan tanaman berkayu keras yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 10-20 meter dengan cabang yang relatif sedikit. Tanaman ini tergolong tanaman tahunan yang dapat berumur lebih dari 10 tahun dan terus menghasilkan buah secara berkala.
Menurut buku Kearifan Lokal Petai, Keluak, Tempoyak, dan Terasi karya F.G. Winarno, biji petai mengandung beragam kandungan yang berkhasiat baik bagi orang yang mengonsumsinya. Kandungan nutrisi ini menjadikan petai tidak hanya bernilai ekonomis tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
Tanaman petai dapat tumbuh optimal di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 500-1500 meter di atas permukaan laut. Kondisi iklim yang ideal adalah daerah dengan curah hujan cukup namun tidak terlalu basah. Petai lebih menyukai iklim basah hingga iklim kering, meskipun masing-masing kondisi memiliki tantangan tersendiri dalam pemeliharaan.
Jenis tanah yang cocok untuk budidaya petai adalah tanah latosol hingga tanah berlempung yang mengandung kapur dengan pH berkisar antara 5,5-6,5. Ketersediaan air yang cukup juga menjadi faktor penting karena tanaman ini membutuhkan pasokan air yang memadai terutama pada fase pertumbuhan awal. Lokasi penanaman sebaiknya tidak ternaungi oleh tanaman lain agar mendapat sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis.
2. Persiapan dan Pemilihan Bibit Petai Berkualitas
Pemilihan bibit merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan cara menanam petai. Bibit petai dapat diperoleh melalui dua metode yaitu secara generatif menggunakan biji atau secara vegetatif melalui teknik okulasi. Bibit hasil okulasi umumnya lebih direkomendasikan karena memiliki sifat yang sama dengan induknya dan waktu panen yang lebih cepat.
Bibit okulasi dapat dibeli di toko pertanian atau penangkar tanaman terpercaya. Pilihlah bibit yang sudah berumur minimal 6 bulan dengan tinggi sekitar 60-80 cm, memiliki daun berwarna hijau tua, batang kokoh, dan sistem perakaran yang baik. Pastikan bibit dalam kondisi sehat tanpa tanda-tanda serangan hama atau penyakit seperti bercak pada daun atau batang yang kering.
Jika memilih menanam dari biji, proses penyemaian harus dilakukan dengan benar. Pertama, pisahkan kulit luar biji petai dengan hati-hati agar biji tetap utuh dan tidak rusak. Kemudian kupas selaput tipis berwarna oranye yang menyelimuti biji karena lapisan ini dapat menghambat pertumbuhan tunas. Cuci bersih biji dengan air mengalir hingga tidak ada kotoran yang tersisa.
Setelah dibersihkan, rendam biji petai dalam wadah berisi air selama 24 jam agar biji menyerap cadangan air yang cukup. Proses perendaman ini akan membantu mempercepat proses perkecambahan. Siapkan media semai berupa campuran tanah pekarangan, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1 dalam polybag. Tancapkan biji dengan posisi sebagian biji masih terlihat di permukaan, tekan sedikit tanah agar posisi tidak bergeser, lalu siram perlahan dan letakkan di tempat teduh.
3. Persiapan Lahan dan Media Tanam
Persiapan lahan yang baik akan mendukung pertumbuhan optimal tanaman petai. Langkah pertama adalah membersihkan lahan dari gulma, rumput liar, dan sisa tanaman lain dengan cara dicangkul atau dibersihkan secara manual. Lahan yang bersih akan mengurangi kompetisi nutrisi dan air antara tanaman petai dengan tumbuhan pengganggu.
Setelah lahan bersih, lakukan pengolahan tanah hingga gembur dengan kedalaman sekitar 30-40 cm. Tanah yang gembur akan memudahkan penetrasi akar dan sirkulasi udara yang baik. Buat lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm tergantung ukuran bibit yang akan ditanam. Jika menanam lebih dari satu pohon, berikan jarak tanam sekitar 10 meter antar pohon agar tidak saling menaungi saat sudah besar.
Campurkan tanah galian dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang dengan perbandingan 3:1. Tambahkan sekitar 20-30 kg pupuk kandang per lubang tanam untuk menyediakan nutrisi awal yang cukup. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian secukupnya untuk menetralkan keasaman tanah. Masukkan kembali campuran tanah dan pupuk ke dalam lubang hingga setengah bagian, lalu diamkan selama 7-10 hari agar pupuk tercampur sempurna dengan tanah.
Media tanam yang baik akan menentukan keberhasilan pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi. Pastikan drainase lubang tanam baik agar tidak terjadi genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar. Sebelum penanaman, siram lubang tanam dengan air secukupnya agar tanah dalam kondisi lembap namun tidak becek.
4. Proses Penanaman Petai yang Benar
Waktu penanaman yang tepat adalah pada awal musim hujan atau saat cuaca tidak terlalu panas. Kondisi ini akan membantu bibit beradaptasi dengan lingkungan baru tanpa mengalami stres akibat kekurangan air. Cara menanam petai dimulai dengan mengeluarkan bibit dari polybag atau wadah pembibitan dengan hati-hati agar tidak merusak sistem perakaran.
Letakkan bibit di tengah lubang tanam dengan posisi tegak lurus. Pastikan leher akar berada sejajar dengan permukaan tanah, tidak terlalu dalam atau terlalu dangkal. Timbun dengan tanah secara perlahan sambil dipadatkan sedikit agar tidak ada rongga udara di sekitar akar yang dapat menghambat pertumbuhan. Buat cekungan di sekeliling batang untuk memudahkan penyiraman dan menampung air hujan.
Setelah penanaman selesai, lakukan penyiraman pertama dengan air secukupnya hingga tanah benar-benar lembap. Penyiraman awal ini sangat penting untuk membantu bibit beradaptasi dan mengurangi stres transplantasi. Pada minggu-minggu pertama, lakukan penyiraman secara rutin terutama jika tidak ada hujan, namun hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan akar membusuk.
Untuk melindungi bibit dari sinar matahari langsung dan angin kencang, dapat dipasang naungan sementara menggunakan paranet atau daun kelapa. Naungan ini dapat dibuka setelah bibit menunjukkan pertumbuhan yang baik dan sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar, biasanya setelah 2-3 bulan penanaman.
5. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Petai
Meskipun petai termasuk tanaman yang tidak membutuhkan perawatan khusus, pemeliharaan tetap perlu dilakukan agar pertumbuhan dan hasil panen maksimal. Penyiraman dilakukan secara teratur terutama pada musim kemarau, namun frekuensinya dapat dikurangi saat musim hujan. Tanaman petai membutuhkan kelembapan yang cukup tetapi tidak tahan terhadap genangan air.
Pemupukan merupakan aspek penting dalam cara menanam petai yang produktif. Berikan pupuk kandang atau kompos sebanyak 20-30 kg per pohon setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama. Setelah tanaman berumur lebih dari satu tahun, berikan pupuk NPK dengan dosis 50-300 gram per pohon setiap 4 bulan sekali. Pupuk diberikan dengan cara ditaburkan melingkari pohon pada jarak sekitar 50 cm dari batang atau dimasukkan ke dalam lubang-lubang kecil di sekitar pohon.
Penyiangan gulma harus dilakukan secara berkala agar tidak merebut nutrisi dan air yang dibutuhkan tanaman petai. Bersihkan area di sekitar pohon dengan radius minimal 1 meter dari batang. Gulma yang dibersihkan dapat dijadikan mulsa atau kompos untuk memperkaya kandungan bahan organik tanah. Lakukan penyiangan minimal sebulan sekali atau saat gulma sudah mulai tumbuh lebat.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk pohon dan merangsang pertumbuhan cabang produktif. Potong cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat, cabang yang sakit, atau cabang yang tumbuh ke arah dalam. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah dan menggunakan alat yang tajam dan steril untuk menghindari infeksi. Bersihkan juga lumut dan benalu yang menempel pada batang karena dapat mengganggu pertumbuhan pohon.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman petai relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit, namun tetap perlu dilakukan pengamatan rutin. Beberapa hama yang sering menyerang adalah ulat daun, kutu daun, dan penggerek batang. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang bagian tanaman yang terserang atau menggunakan pestisida nabati yang lebih aman bagi lingkungan.
Penyakit yang umum menyerang tanaman petai adalah busuk batang terutama di daerah beriklim kering dan serangan jamur di daerah beriklim basah. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun, memastikan drainase yang baik, dan tidak melakukan penyiraman berlebihan. Jika terjadi serangan penyakit, segera potong dan buang bagian yang terinfeksi lalu aplikasikan fungisida sesuai dosis anjuran.
Pohon petai yang tumbuh di daerah beriklim basah sering dihinggapi lumut dan benalu yang dapat menghambat pertumbuhan. Bersihkan lumut dengan cara menyikat batang menggunakan sikat kawat secara perlahan. Untuk benalu, cabut hingga ke akarnya agar tidak tumbuh kembali. Pembersihan ini sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 3-6 bulan sekali.
Pengendalian hama dan penyakit secara preventif lebih baik daripada kuratif. Lakukan monitoring rutin minimal seminggu sekali untuk mendeteksi gejala awal serangan. Jaga kebersihan kebun dengan membuang daun-daun kering dan sisa tanaman yang dapat menjadi sarang hama. Aplikasikan pupuk secara teratur untuk menjaga daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
7. Pemanenan dan Produktivitas Petai
Tanaman petai yang berasal dari bibit okulasi umumnya sudah mulai berbunga pada umur 3-5 tahun setelah tanam. Waktu panen bergantung pada lokasi penanaman, jenis varietas, dan kualitas perawatan yang diberikan. Tanaman yang ditanam dari biji membutuhkan waktu lebih lama yaitu sekitar 5-7 tahun untuk mulai berbuah, namun umur produktifnya bisa mencapai lebih dari 10 tahun.
Ciri-ciri petai yang siap panen adalah kulit polong berwarna hijau tua, ukuran polong sudah maksimal dengan panjang sekitar 25-30 cm, dan biji di dalamnya sudah berisi penuh. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan galah atau pisau tajam yang dipasang pada ujung bambu panjang. Potong tangkai buah dengan hati-hati agar tidak merusak cabang dan bunga yang masih muda.
Setelah tanaman mulai berbuah, berikan pupuk dengan dosis 300-500 gram per pohon setiap selesai panen untuk mengembalikan nutrisi tanah dan merangsang pembungaan berikutnya. Pohon petai yang produktif dapat menghasilkan 50-100 kg buah per pohon per tahun tergantung umur dan perawatan. Pemanenan dapat dilakukan 2-3 kali dalam setahun dengan interval sekitar 4-5 bulan.
Penanganan pasca panen yang baik akan menjaga kualitas petai. Simpan petai dalam kondisi polong utuh di tempat sejuk dan kering agar lebih tahan lama. Petai dalam polong dapat bertahan hingga 5-7 hari, sedangkan biji yang sudah dikupas sebaiknya segera dikonsumsi atau disimpan dalam lemari pendingin. Untuk pemasaran, sortasi buah berdasarkan ukuran dan kualitas akan meningkatkan nilai jual.
8. FAQ Seputar Cara Menanam Petai
Berapa lama waktu yang dibutuhkan petai untuk berbuah?
Tanaman petai dari bibit okulasi umumnya mulai berbuah pada umur 3-5 tahun setelah tanam, sedangkan petai yang ditanam dari biji membutuhkan waktu lebih lama yaitu sekitar 5-7 tahun. Waktu ini dapat bervariasi tergantung kondisi lingkungan, perawatan, dan jenis varietas yang ditanam.
Apakah petai bisa ditanam di dalam pot?
Petai dapat ditanam dalam pot untuk fase pembibitan, namun untuk pertumbuhan optimal dan produktif sebaiknya dipindah ke lahan terbuka. Pohon petai memiliki sistem perakaran yang dalam dan tajuk yang lebar sehingga membutuhkan ruang yang cukup. Jika tetap ingin menanam dalam pot, pilih pot berukuran sangat besar minimal 100 liter dan lakukan pemangkasan rutin.
Berapa jarak tanam ideal untuk petai?
Jarak tanam ideal untuk petai adalah sekitar 10 meter antar pohon. Jarak ini memberikan ruang yang cukup bagi tajuk pohon untuk berkembang tanpa saling menaungi dan memudahkan dalam perawatan serta pemanenan. Pada lahan yang terbatas, jarak minimal 8 meter masih dapat ditoleransi dengan pemangkasan yang teratur.
Pupuk apa yang paling baik untuk tanaman petai?
Kombinasi pupuk organik dan anorganik memberikan hasil terbaik untuk tanaman petai. Gunakan pupuk kandang atau kompos sebanyak 20-30 kg per pohon setiap 3 bulan sekali, ditambah pupuk NPK dengan dosis 50-300 gram per pohon setiap 4 bulan sekali. Setelah pohon berbuah, tingkatkan dosis pupuk menjadi 300-500 gram per pohon setiap selesai panen.
Bagaimana cara mengatasi petai yang tidak berbuah?
Petai yang tidak berbuah dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti umur pohon yang belum cukup, kekurangan nutrisi, atau kondisi lingkungan yang kurang sesuai. Pastikan pohon sudah berumur minimal 3-5 tahun untuk bibit okulasi, berikan pemupukan yang cukup terutama pupuk yang mengandung fosfor dan kalium untuk merangsang pembungaan, serta pastikan pohon mendapat sinar matahari yang cukup.
Apakah petai membutuhkan banyak air?
Petai membutuhkan pasokan air yang cukup terutama pada fase pertumbuhan awal dan saat pembungaan. Lakukan penyiraman rutin saat musim kemarau, namun hindari genangan air yang dapat menyebabkan busuk akar. Pada musim hujan, penyiraman dapat dikurangi atau dihentikan. Tanaman petai dewasa relatif tahan terhadap kekeringan dalam periode singkat.
Bagaimana cara mempercepat pertumbuhan bibit petai?
Untuk mempercepat pertumbuhan bibit petai, pastikan media tanam mengandung cukup bahan organik dengan perbandingan tanah, pupuk kandang, dan sekam 1:1:1. Lakukan penyiraman teratur agar media tetap lembap, letakkan di tempat yang mendapat cahaya cukup namun tidak terkena sinar matahari langsung. Berikan pupuk cair dengan dosis rendah setiap 2 minggu sekali dan lindungi dari serangan hama. Setelah tunas muncul sekitar 1 bulan, bibit dapat dipindah ke tempat yang lebih terang.
Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
(kpl/vna)
Advertisement