Cara Menggunakan Cocopeat sebagai Media Tanam

Cara Menggunakan Cocopeat sebagai Media Tanam
Penggunaan Cocopeat untuk Berbagai Jenis Tanaman

Kapanlagi.com - Cocopeat merupakan media tanam organik yang semakin populer di kalangan petani dan hobiis tanaman. Media ini terbuat dari serbuk sabut kelapa yang telah diolah dan menawarkan berbagai keuntungan untuk pertumbuhan tanaman.

Cara menggunakan cocopeat sebagai media tanam sebenarnya cukup mudah dan praktis. Bahan organik ini dapat digunakan baik secara mandiri maupun dicampur dengan media tanam lainnya untuk hasil yang lebih optimal.

Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, cocopeat adalah media tanam organik yang terbuat dari serat sabut kelapa yang sudah hancur, sering disebut juga sebagai sabut gambut atau debu sabut. Media tanam ini memiliki warna coklat muda dan bisa menahan banyak air seperti spons.

1. Pengertian dan Karakteristik Cocopeat

Pengertian dan Karakteristik Cocopeat (c) Ilustrasi AI

Cocopeat atau yang dikenal sebagai cocopith adalah sabut kelapa yang diproses menjadi butiran gabus. Bahan ini diperoleh dari kulit ari atau sekam buah kelapa yang umumnya merupakan limbah industri pengolahan kelapa. Sabut kelapa mengandung senyawa kimia seperti selulosa, lignin, arang, tannin, dan potasium yang bermanfaat bagi tanaman.

Media tanam ini memiliki tekstur yang menyerupai tanah berupa butiran halus sehingga tanaman mudah beradaptasi. Cocopeat mempunyai pH antara 5,0 hingga 6,8 yang sangat baik untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Kisaran pH ini merupakan kondisi ideal yang diperlukan tanaman untuk menyerap unsur hara secara optimal.

Cocopeat mengandung unsur hara penting seperti fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), natrium (N), dan kalsium (Ca). Kandungan oksigen dalam cocopeat cukup banyak yakni sekitar 50%, jauh lebih tinggi dibandingkan tanah yang hanya 2-3%. Kemampuan menahan air cocopeat juga sangat baik, mampu menyimpan air 8-9 kali beratnya dan menahan sekitar 73% dari air yang diberikan.

Menurut penelitian Dr. Geoff Creswell dari Creswell Horticultural Service, Australia, dari 41 ml air yang dialirkan melewati lapisan cocopeat, yang terbuang hanya 11 ml. Jumlah ini jauh lebih tinggi daripada sphagnum moss yang hanya mampu menahan 41% air.

2. Persiapan Cocopeat Sebelum Digunakan

Persiapan Cocopeat Sebelum Digunakan (c) Ilustrasi AI

Sebelum menggunakan cocopeat sebagai media tanam, ada beberapa langkah persiapan yang perlu dilakukan. Langkah pertama adalah mencuci cocopeat dengan air bersih untuk membersihkan unsur kimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Proses pencucian ini sangat penting karena cocopeat mengandung tanin dan klor yang cukup tinggi.

Zat tanin merupakan unsur yang dapat menghambat penyerapan unsur hara oleh tanaman. Untuk menghilangkan tanin berlebihan, rendam cocopeat dalam air bersih selama beberapa jam, aduk hingga air berbusa putih, lalu buang air rendaman dan ganti dengan air bersih yang baru. Lakukan beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi.

Cocopeat mengandung klor cukup tinggi yang menjadi asam klorida jika bereaksi dengan hidrogen. Asam klorida bersifat korosif yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan tanaman. Karena itu, kadar klor pada cocopeat disyaratkan tidak boleh lebih dari 200 mg/liter. Pencucian bahan baku cocopeat sangat penting dilakukan sebelum digunakan sebagai media tanam.

Untuk cocopeat dalam bentuk balok atau briket, cara menggunakannya adalah dengan menuangkan sekitar 15 liter air ke dalamnya. Cocopeat balok akan langsung terurai menjadi media tanam mirip tanah yang bisa langsung digunakan. Cocopeat seberat 1 kg mampu terurai menjadi 15 liter cocopeat basah, sehingga sangat efisien dalam penggunaan.

3. Cara Mencampur Cocopeat dengan Media Lain

Cara Mencampur Cocopeat dengan Media Lain (c) Ilustrasi AI

Penggunaan cocopeat sebagai media tanam biasanya lebih optimal jika dicampur dengan bahan lain. Hal ini karena daya serap air cocopeat sangat tinggi sehingga dapat membuat akar menjadi busuk jika digunakan sendiri. Campuran cocopeat dengan pasir atau sekam sangat disarankan karena daya ikat keduanya tidak terlalu tinggi.

Perbandingan campuran yang ideal adalah 50:50 antara cocopeat dengan sekam bakar. Tujuan pencampuran ini adalah untuk memperbesar aerasi pada media tanam sehingga sirkulasi udara lebih baik. Pori-pori yang tidak terlalu padat membuat sirkulasi udara sangat baik untuk akar tanaman dan mendukung pertumbuhan yang optimal.

Untuk membuat media tanam dalam wadah, siapkan tanah gembur, pupuk organik atau kompos, dan cocopeat. Campurkan dengan perbandingan 2 bagian tanah, 1 bagian kompos, dan 1 bagian cocopeat. Aduk hingga tercampur rata, kemudian masukkan campuran media tanam ke dalam wadah yang disediakan.

Penambahan kompos atau pupuk organik lain serta sekam akan menjadi alternatif campuran media tanam yang baik. Hal ini karena kandungan nutrien di dalam cocopeat relatif rendah, sehingga perlu ditambahkan komponen lain sebagai media tanam pengganti tanah agar tanaman mendapat nutrisi yang cukup.

4. Teknik Penyiraman dan Pemupukan

Cara menggunakan cocopeat sebagai media tanam memerlukan perhatian khusus dalam hal penyiraman. Pemberian air sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit tapi terus menerus dengan cara irigasi tetes atau pengabutan. Metode hidroponik dengan sistem drip dan aeroponik sangat cocok untuk media cocopeat.

Hindari pemberian air berlebih karena jika cocopeat terlalu lembab dapat menyebabkan busuk akar. Pada beberapa jenis tanaman, media terlalu lembap dapat merusak sistem perakaran. Pengairan minimal juga berfaedah merangsang pertumbuhan akar, membuat akar lebih aktif mencari sumber air dan nutrisi sehingga daya jangkau akar semakin luas.

Tanaman yang menggunakan media cocopeat tidak perlu terlalu sering disiram atau dipupuk. Penyiraman hanya perlu dilakukan 3-4 hari sekali karena kemampuan cocopeat menahan air sangat baik. Saat kemarau, air dapat diberikan setiap hari dengan volume secukupnya, sedangkan saat musim hujan cukup 3 hari sekali.

Pada proses pemupukan, penggunaan pupuk slow release seperti dekastar sangat dianjurkan jika ingin menggunakan cocopeat sebagai media budidaya. Pupuk organik berupa butiran dapat dilarutkan dalam air dengan dosis 1:10 dengan interval pemupukan sekali sepekan. Untuk tambahan nutrisi, dapat ditambahkan urine sapi, kambing, kelinci, atau marmut yang telah difermentasi dengan dosis yang sama.

5. Penggunaan Cocopeat untuk Berbagai Jenis Tanaman

Penggunaan Cocopeat untuk Berbagai Jenis Tanaman (c) Ilustrasi AI

Cocopeat sangat cocok digunakan untuk berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman hias, sayuran, hingga buah-buahan. Untuk tanaman bunga, cocopeat sangat baik untuk tanaman anggrek-anggrekan dan aglonema karena mampu membantu menyuburkan tanaman dan membuat bunga yang dihasilkan lebih bagus.

Tanaman sayuran yang cocok ditanam menggunakan cocopeat meliputi asparagus, basil, bayam, brokoli, bunga kol, daun bawang, daun mint, kangkung, kemangi, kubis, pakcoy, sawi, selada, dan tomat. Media ini juga cocok untuk tanaman buah seperti stroberi. Pada budidaya jamur, cocopeat sangat cocok digunakan sebagai substrat karena mengandung selulosa dan lignin yang tinggi.

Untuk tanaman hidroponik, cocopeat berfungsi sebagai penahan air yang baik. Bahan ini mampu kembali basah dengan cepat jika ditambah air meskipun telah mengalami kekeringan. Kemampuan cocopeat menahan udara (oksigen) kurang lebih 1000 kali daripada media tanah, sangat bagus bagi metode hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam utama.

Pada tiap media tanam dapat dibuat 3 lubang tanam dengan diameter 6 cm dan jarak antarlubang 10 cm. Benih sayuran yang akan ditanam disemai dahulu pada campuran media tanah dan kompos. Sepuluh hari setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam polibag mini, kemudian setelah muncul 3-4 daun, pindahkan tanaman ke media cocopeat yang telah diberi larutan pupuk kandang.

6. Kelebihan dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Kelebihan dan Hal yang Perlu Diperhatikan (c) Ilustrasi AI

Cocopeat memiliki banyak kelebihan sebagai media tanam organik. Media ini ramah lingkungan dan dapat terdegradasi dalam tanah dengan baik jika sudah tidak digunakan. Cocopeat juga dapat didaur ulang kembali menjadi media tanam baru melalui proses tertentu, bahkan dapat digunakan ulang hingga 3 kali pemakaian.

Ketersediaan cocopeat melimpah karena merupakan limbah dari industri dan sisa tanaman kelapa. Media ini dapat menghindari serangan hama dan tumbuhnya gulma, serta lebih tahan terhadap hama dibandingkan media tanah. Cocopeat juga mampu meredam perbedaan suhu antara siang dan malam yang terlalu tinggi, menjaga stabilitas suhu media yang penting untuk aktivitas mikroorganisme.

Struktur cocopeat yang dikemas dalam bentuk kompres mampu membuat cocopeat terurai dalam jangka waktu 10 tahun pemakaian. Hal ini sangat menguntungkan karena pemanfaatan cocopeat dapat berlangsung lebih lama. Cocopeat secara alami masih mengandung fungi Trichoderma sp yang bersimbiosis melawan fungi patogen Pythium sp, memberikan perlindungan alami bagi tanaman.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan cocopeat. Jika menggunakan netpot hidroponik, media cocopeat kurang sesuai karena bahannya akan hanyut dengan nutrisi lainnya. Penting juga memilih cocopeat berkualitas baik yang telah melalui proses pencucian sempurna untuk menghilangkan kandungan garam, tanin, dan klor yang berlebihan.

7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

Apakah cocopeat bisa digunakan tanpa dicampur media lain?

Cocopeat bisa digunakan tanpa dicampur media lain, namun hasilnya tidak akan maksimal. Karena daya serap air cocopeat sangat tinggi, penggunaan tanpa campuran dapat menyebabkan akar tanaman busuk. Sebaiknya cocopeat dicampur dengan sekam atau pasir dengan perbandingan 50:50 untuk hasil yang lebih optimal dan mencegah kelembaban berlebih.

Berapa lama cocopeat bisa digunakan?

Cocopeat dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama, bahkan struktur cocopeat yang dikemas dalam bentuk kompres mampu terurai hingga 10 tahun pemakaian. Media ini juga dapat digunakan ulang (re-used) hingga 3 kali pemakaian, sehingga sangat ekonomis dan ramah lingkungan untuk budidaya tanaman jangka panjang.

Bagaimana cara membersihkan cocopeat dari tanin?

Untuk membersihkan cocopeat dari tanin, rendam dalam air bersih selama beberapa jam, kemudian aduk hingga air berbusa putih. Buang air rendaman dan ganti dengan air bersih yang baru. Lakukan proses ini beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi, yang menandakan kandungan tanin sudah berkurang dan aman untuk digunakan sebagai media tanam.

Apakah cocopeat cocok untuk semua jenis tanaman?

Cocopeat cocok untuk berbagai jenis tanaman termasuk tanaman hias seperti anggrek dan aglonema, sayuran seperti selada, tomat, kangkung, pakcoy, sawi, dan tanaman buah seperti stroberi. Media ini juga sangat baik untuk pembibitan karena dapat menunjang pertumbuhan akar dengan cepat. Namun perlu disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing tanaman.

Berapa perbandingan ideal cocopeat dengan media lain?

Perbandingan ideal cocopeat dengan media lain adalah 50:50 dengan sekam bakar untuk memperbesar aerasi. Untuk media tanam dalam wadah, gunakan perbandingan 2 bagian tanah, 1 bagian kompos, dan 1 bagian cocopeat. Perbandingan ini dapat disesuaikan tergantung jenis tanaman dan kondisi lingkungan budidaya yang diinginkan.

Seberapa sering tanaman dengan media cocopeat perlu disiram?

Tanaman dengan media cocopeat tidak perlu terlalu sering disiram karena kemampuan menahan airnya sangat baik. Penyiraman cukup dilakukan 3-4 hari sekali dalam kondisi normal. Saat musim kemarau dapat disiram setiap hari dengan volume secukupnya, sedangkan saat musim hujan cukup 3 hari sekali untuk menghindari kelembaban berlebih.

Apakah cocopeat perlu dipupuk secara rutin?

Cocopeat memiliki kandungan nutrien yang relatif rendah sehingga perlu ditambahkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Gunakan pupuk slow release atau pupuk organik yang dilarutkan dengan dosis 1:10 dengan interval pemupukan sekali sepekan. Dapat juga ditambahkan urine ternak yang telah difermentasi sebagai tambahan nutrisi untuk hasil yang lebih optimal.

(kpl/cmk)

Rekomendasi
Trending