Chernobyl (miniseries) menjadi salah satu tayangan paling mengguncang hati dalam sejarah televisi modern, KLovers. Dibintangi oleh deretan aktor hebat seperti Jared Harris, Stellan Skarsgard, Emily Watson, Paul Ritter, Jessie Buckley, Adam Nagaitis, hingga Robert Emms, miniseri ini bukan hanya menyajikan drama, tapi juga rekonstruksi menegangkan dari tragedi nyata yang pernah terjadi di dunia.

Dari menit pertama, kita langsung diseret ke situasi genting, penuh kepanikan, dan penuh pertanyaan: bagaimana sebuah negara superpower bisa gagal mengendalikan salah satu bencana nuklir terbesar dalam sejarah umat manusia?

Serial ini mengangkat kisah nyata bencana nuklir di Chernobyl yang terjadi pada April 1986 di Republik Sosialis Soviet Ukraina. Saat itu, Uni Soviet sedang berada dalam masa kejayaan teknologi, tapi kecelakaan di Reaktor No. 4 justru menjadi titik balik yang mengubah dunia. Chernobyl (miniseries) menyoroti sisi manusia dari tragedi ini: para pemadam kebakaran yang jadi responden pertama, relawan yang tanpa pamrih mengorbankan hidupnya, hingga tim penambang yang menggali terowongan penting di bawah reaktor untuk mencegah bencana lebih besar. Semua ini disajikan secara dramatis, tajam, dan penuh emosi.

Inspirasi cerita miniseri ini banyak diambil dari ingatan para warga Pripyat, seperti yang diceritakan dalam buku Voices from Chernobyl karya Svetlana Alexievich, peraih Nobel asal Belarus. Namun, para peneliti menyebutkan bahwa sebagian isi buku tersebut tidak sepenuhnya verbatim dan mengandung revisi dari sang penulis. Hal ini menandakan bahwa serial ini bukan dokumenter mentah, melainkan representasi dramatis yang tetap berpegang pada fakta sejarah utama.

Episode 1 – "1:23:45": Saat Dunia Berubah Selamanya

KLovers, episode perdana dibuka dengan momen tragis. Tepat dua tahun setelah bencana, Valery Legasov — seorang ahli kimia Soviet — merekam isi hatinya sebelum akhirnya bunuh diri. Detik berikutnya kita dibawa kembali ke malam mengerikan: pada pukul 1:23:45 dini hari, 26 April 1986, Reaktor No. 4 meledak.

Di ruang kontrol, Anatoly Dyatlov menolak laporan bahwa inti reaktor terbuka. Ia tetap memerintahkan Aleksandr Akimov dan Leonid Toptunov untuk menambah air secara manual sambil memanggil layanan darurat. Vasily Ignatenko dan para pemadam kebakaran datang memadamkan api, tanpa tahu bahwa mereka sedang menghirup radiasi mematikan. Bahkan warga Pripyat menonton kebakaran dari jembatan terdekat — tidak sadar bahwa malam itu akan mengubah hidup mereka.

Dyatlov bertemu dengan manajer dan kepala insinyur pembangkit. Semua panik, namun mereka memutuskan untuk mengunci kota dan memutus telepon agar panik tidak menyebar. Dalam hitungan jam, puluhan orang mulai menunjukkan gejala Acute Radiation Syndrome (ARS). Legasov pun dipanggil ke Kremlin untuk memberi saran langsung kepada Presiden Mikhail Gorbachev.

Episode 2 – "Please Remain Calm": Kebohongan Mulai Terkuak

Tujuh jam setelah ledakan, fisikawan nuklir Ulana Khomyuk mendeteksi radiasi tinggi di Minsk. Ia langsung menyimpulkan bahwa sumbernya adalah Chernobyl. Sementara itu, di Pripyat, Lyudmilla Ignatenko diberi tahu bahwa suaminya, Vasily, dibawa ke Moskow dengan kondisi kritis.

Legasov meyakinkan Gorbachev bahwa inti reaktor benar-benar terbuka. Setelah bukti akurat ditunjukkan, dua pejabat puncak — Bryukhanov dan Fomin — langsung ditahan. Evakuasi Pripyat pun dilakukan terlambat, setelah banyak warga terkena dosis radiasi fatal.

Tim pemadam coba menutup reaktor dengan pasir dan boron, tetapi ternyata ada masalah besar: masih ada air di bawah reaktor. Jika pasir panas bertemu air, bisa terjadi ledakan uap yang lebih besar dari yang pertama. Gorbachev mengirim tiga pekerja berani untuk menguras tangki air itu. Dalam kegelapan total dan radiasi ekstrem, mereka bekerja demi menyelamatkan jutaan jiwa.

Episode 3 – "Open Wide, O Earth": Harga yang Harus Dibayar

Tiga pekerja berhasil menguras air secara manual. Pemerintah kemudian mengerahkan tim penambang dari Tula untuk menggali terowongan di bawah reaktor demi mencegah meltdown. Di balik layar, KGB mulai melakukan pengawasan ketat. Khomyuk menyelidiki penyebab ledakan dan mewawancarai para saksi.

Lyudmilla bertemu suaminya yang terlihat mulai membaik, tetapi Legasov memperingatkan bahwa itu hanya "masa tenang". Benar saja, dalam hitungan minggu, Vasily dan beberapa korban lainnya meninggal mengenaskan. Khomyuk menemukan fakta penting: tombol darurat AZ-5 justru memicu ledakan — hal yang dianggap mustahil oleh para insinyur.

Episode 4 – "The Happiness of All Mankind": Perang Melawan Waktu

Zona Eksklusi Chernobyl diperluas. Ratusan likuidator dikirim membersihkan tanah, hutan, dan hewan yang masih hidup. Robot Jerman yang dikirim ke atap reaktor langsung rusak karena radiasi terlalu tinggi. Akibatnya, 3.828 likuidator harus membersihkan puing manual dengan waktu maksimal 90 detik per orang. Banyak dari mereka akhirnya menderita kanker atau memiliki anak dengan cacat lahir.

Shcherbina memperingatkan Legasov bahwa membuka rahasia negara bisa berbahaya. Namun Khomyuk ingin kebenaran disampaikan ke dunia. Tragisnya, Lyudmilla melahirkan anaknya, tapi bayi tersebut meninggal hanya empat jam setelah lahir akibat paparan radiasi dari tubuh sang ayah.

Episode 5 – "Vichnaya Pamyat": Siapa yang Harus Disalahkan?

Menjelang akhir, kita mulai melihat asal mula tragedi. Uji keamanan ditunda karena alasan karier. Saat konferensi internasional, Legasov dipaksa menyembunyikan cacat desain reaktor. Namun saat persidangan, ia akhirnya mengungkap semuanya: bencana ini adalah kombinasi fatal dari kelalaian manusia dan cacat desain teknis.

Akibat keberaniannya, Legasov dikucilkan dan gelarnya dicabut. Namun memoar rekamannya bocor dan menyebar ke publik, memaksa Uni Soviet melakukan reformasi besar-besaran terhadap reaktor nuklir mereka.