Sepuluh Film Terbaik Tahun 2009
Diterbitkan:
KapanLagi.com - Industri film baik di Amerika, Eropa maupun Asia memang tak pernah berhenti memproduksi film-film baru. Dalam tahun 2009 saja Hollywood konon memproduksi tak kurang dari tiga ratus judul film. Artinya, kalau Anda mau, Anda bisa menonton satu judul film setiap hari dan Anda tak akan kehabisan film sampai tahun berakhir. Sayang memang tak semua film yang diproduksi di tahun 2009 ini sudah masuk ke jaringan gedung bioskop di tanah air tapi paling tidak beberapa judul yang menjadi highlight sudah bisa ditonton masyarakat di kota-kota besar.
Dari tiga ratus lebih judul film yang diproduksi di tahun 2009 hanya sekitar seperempatnya saja yang sudah bisa kita nikmati di tanah air. Selebihnya adalah produksi tahun 2008 atau sebelumnya. Sayang memang karena beberapa film yang jadi jagoan tahun 2009 ternyata belum bisa kita tonton tapi bisa jadi film-film ini akan masuk juga ke Indonesia tahun depan.
Dari sekitar 70-an judul film yang masuk ke tanah air tak semuanya bagus, ada di antara film-film ini yang tak terlalu mengesankan. Menilai film sendiri memang bukan pekerjaan yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Film yang sukses mengumpulkan dolar bukan jaminan bahwa film tersebut punya nilai tinggi sementara sebaliknya film yang tak laku juga bukan berarti film tersebut buruk. Setelah menimbang-nimbang akhirnya muncul sepuluh judul film yang kami anggap layak mendapat gelar film terbaik tahun 2009, tentunya film-film tersebut yang sudah masuk ke jaringan gedung bioskop di tanah air.
Advertisement

Terlepas dari sudut pandang yang berbeda ini, penyajian ide dasar itu menjadi sebuah film memang sangat bagus. Ditata dengan plot yang nyaris tak ada film ini memang bertumpu pada kesatuan kesan yang tertangkap dari sederet adegan yang disajikan. Dengan durasi 130 menit, THE HURT LOCKER ini memang bukan tontonan ringan namun baik dari sisi penyutradaraan, naskah, akting hingga penyajiannya, membuat film ini layak menjadi film terbaik tahun 2009 ini.
Baca resensi selengkapnya

Soal kualitas animasi, Pixar memang tak perlu diragukan tapi bukan cuma itu saja yang membuat UP ini lantas layak masuk sebagai 10 film terbaik 2009. Sebenarnya UP ini menawarkan konsep yang lumayan berat untuk anak kecil namun toh itu tidak menghalangi pesan itu untuk sampai pada penonton. Memasukkan dua karakter dari generasi berbeda membuat film ini bisa ditonton baik orang dewasa maupun anak-anak. Dan jangan lupa, para pengisi suara animasi ini juga bekerja dengan sangat baik.
Baca resensi selengkapnya

Yang kedua, Abrams berhasil mengangkat ide lama ini menjadi sesuatu yang segar dan tetap relevan sehingga bisa dinikmati oleh generasi muda yang notabene tidak akrab dengan franchise Star Trek. Chris Pine dan Zachary Quinto pun cukup jeli mencari celah agar ia bisa memerankan karakter utama film ini tanpa harus mengekor aktor original franchise ini.
Baca resensi selengkapnya

Ide itu disampaikan dengan cara halus sehingga nyaris tak terbaca namun masih tetap bisa dirasakan oleh para penonton. Penyampaian pun cukup efektif dalam artian, trik pengambilan gambar sampai CGI digunakan untuk mendukung penyampaian pesan tersamar tadi.
Baca resensi selengkapnya

Sam Raimi mampu mengolah ide sederhana itu menjadi tontonan yang menakutkan namun tetap menyisipkan unsur-unsur humor di antara ketegangan yang disajikan. Legenda, sihir, gore dan kejutan masih menjadi menu utama namun Sam sepertinya menahan diri dari membuat film yang melebihi batas PG-13.
Baca resensi selengkapnya

Selebihnya, James lebih cenderung pada kekuatan cerita dari film itu sendiri. Pesan moral yang disampaikan memang klasik tapi James menatanya dengan rapi sehingga dari awal hingga akhir para karakter tetap tidak kehilangan bentuk karena masih ada plot yang menyangganya.
Baca resensi selengkapnya

Baca resensi selengkapnya8. INGLOURIOUS BASTERDS

Entah karena kebetulan atau memang tren sedang bergeser ke arah sana tapi yang jelas BASTERDS ini tergolong unik dibanding film-film tentang Nazi sebelumnya. INGLOURIOUS BASTERDS ini memang bernuansa beda. Adegan tembak-tembakan memang bukan menu utama dan perlu kesabaran tinggi untuk menyaksikan film ini hingga usai lantaran banyaknya dialog di antara para pemainnya. Ditambah dengan kepiawaian Christoph Waltz memerankan karakter Kolonel Hans Landa, lengkap sudah pencapaian Tarantino di tahun ini.
Baca resensi selengkapnya

Apa pun alasannya, yang jelas bagian keenam yang berjudul HARRY POTTER AND THE HALF-BLOOD PRINCE memang film yang layak tonton. CGI dimanfaatkan untuk mewujudkan adegan yang tak bisa diwujudkan di alam nyata dan tak sekedar pamer teknologi saja. Film ini juga menandai pertama kalinya serial Harry Potter mulai berani tak sepenuhnya berpijak pada sumber aslinya.
Baca resensi selengkapnya

Beberapa faktor yang ikut andil mengangkat pamor film buatan Sony Pictures Animation ini adalah kualitas animasi, para pengisi suara dan jelas ide cerita yang menarik. Nama-nama besar dipasang sebagai pengisi suara tapi jelasnya mereka tidak hanya menjual nama di sini. Kemampuan mereka meniupkan roh pada karakter dua dimensi ini layak diacungi jempol. Namun terlepas dari itu, kisah yang diangkat dari buku cerita tahun 1978 ini memang ide cerita yang fresh.
Baca resensi selengkapnya
Sebenarnya masih banyak lagi film-film berkualitas yang diproduksi di tahun 2009 ini namun sayangnya hingga tahun berakhir tak semua film yang diproduksi sudah masuk ke Indonesia. Akhirnya beberapa film yang bisa jadi masuk jajaran film terbaik seperti CRAZY HEART, FANTASTIC MR. FOX, REVANCHE, SUMMER HOURS, dan PONYO tak bisa ikut berlaga tahun ini.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/roc)
Fatchur Rochim
Advertisement