Angkat Kisah Penculikan Anak, Sutradara Rako Prijanto Jadikan 'MONSTER' Film Minim Dialog

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Angkat Kisah Penculikan Anak, Sutradara Rako Prijanto Jadikan 'MONSTER' Film Minim Dialog
Rako Prijanto ©The Publicist

Kapanlagi.com - Sutradara Rako Prijanto menggarap sebuah thriller diberi tajuk MONSTER. Film produksi Falcon Pictures tersebut merupakan remake resmi dari THE BOY BEHIND THE DOOR yang rilis pada tahun 2021 lalu.

Berbeda dengan versi Amerika Serikat, remake Indonesia berubah menjadi film dengan minim dialog. Sehingga akan lebih banyak mengandalkan kepiawaian para pemain cilik dalam berekspresi.

"Film ini adalah film non verbal. Tentang seorang anak berusia sembilan tahun yang mendapat musibah dan bagaimana intuitif dia menghadapi situasi itu. Ada kepolosan yang ingin ditonjolin. Karena karakternya berusia sembilan tahun, kita (penonton) harus duduk di umur itu," kata Rako dijumpai di Empire XXI, Yogyakarta, Rabu (29/11).

1. Sulit Syuting Tanpa Dialog

Sulit Syuting Tanpa Dialog

Pemain utama film MONSTER yang tayang perdana di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2023 adalah aktor cilik Anantya Kirana. Dia berperan sebagai Alana, anak berusia sembilan tahun yang berusaha menyelamatkan temannya ketika diculik.

Anantya mengaku bila syuting film ini cukup menegangkan baginya. Selain adegan-adegan yang sulit, juga karena dia tidak banyak berdialog.

"Proses syutingnya tegang juga karena adegannya lumayan susah buat aku, apalagi tanpa dialog. Jadi aku harus main ekspresi dan itu lumayan susah," ucap Anantya pada kesempatan yang sama.

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

2. Skenario Berubah di Tengah Jalan

Penulis skenario MONSTER adalah Alim Sudio yang kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Ia mengaku bila awalnya remake ini memiliki dialog seperti film aslinya. Namun kemudian mengalami perubahan proses kreatif.

"Proses minim dialog ini terjadi pada draf ke-sekian. Versi awal skenarionya tebal dan normal dengan dialog. Challenge-nya adalah bagaimana menghilangkan itu semua dan menjadi bahasa visual. Basic-nya ini dari sudut pandang anak-anak, kalau kita dewasa yang melihat mungkin bisa berpikir lebih logis. Tapi kalau anak-anak berada di situasi itu, kita bayangkan intuisi apa yang paling bisa muncul dari mereka. Kita jaga keanak-kecilan itu," tutur Alim.

(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)

Rekomendasi
Trending