Sinopsis ‘THE ELECTRIC STATE’, Petualangan Retro-Futuristik di Zona Pengasingan Robot

Penulis: Ruth Anastasia

Diterbitkan:

Sinopsis ‘THE ELECTRIC STATE’, Petualangan Retro-Futuristik di Zona Pengasingan Robot
ELECTRIC STATE dibintangi Millie Bobby Brown dan Chris Pratt (credit: instagram.com/prattprattpratt)

Kapanlagi.com - THE ELECTRIC STATE mengambil latar di tahun 90-an pada era pasca pemberontakan yang dilakukan robot. Kejadian tersebut memberikan dampak yang besar kepada kehidupan manusia, sehingga mereka mengisolasi diri dan enggan berhubungan dengan manusia lainnya. Film ini dimulai dengan karakter Michelle, seorang gadis yatim piatu yang kehilangan adik laki-lakinya, Christopher dengan bantuan dari Cosmo, sebuah robot berukuran manusia yang misterius.

Dalam perjalanan itu penonton tidak hanya menyaksikan situasi wilayah Amerika yang hancur, tetapi juga dapat merasakan secara emosional hubungan persaudaraan, menemukan harapan yang hilang, dan mencari jati diri di dunia yang sudah hancur. Tak hanya dengan Cosmo, Michelle juga mendapatkan bantuan dari Keats, seorang penyelundup eksentrik yang memberikan warna baru dalam perjalanan mereka.

Banyak tantangan yang harus dilalui oleh Michelle dan Cosmo untuk sampai pada tempat yang mereka tuju. Peradaban teknologi yang dulu dapat diandalkan, kini menjadi puing-puing yang dibiarkan begitu saja. Hubungan antara manusia dan robot pun dikemas dengan sangat menarik dalam cerita ini. Tak hanya dikemas dalam bentuk drama, film ini juga dilengkapi dengan adegan action sebagai usaha mereka untuk melawan robot drone dari Sentre Technology yang menghalangi mereka. Film ini akan tayang tanggal 14 Maret mendatang di Netflix secara global.

1. Karakter Dalam Film THE ELECTRIC STATE

Karakter utama dalam film ini adalah Michelle yang diperankan oleh Millie Bobby Brown, seorang gadis yatim piatu yang kehilangan keluarganya dalam kecelakan mobil. Ia harus menjalani masa-masa kelam peperangan manusia dan robot bersama dengan ayah tirinya yang menelantarkannya. Michelle meninggalkan rumah bersama dengan Cosmo untuk mencari keberadaan adiknya Christopher.

Cosmo, sebuah robot kuning lucu yang menjadi bentuk nyata dari kartun masa kecil favorit Michelle dan Christopher. Karakter Cosmo yang ceria menjadi penghibur di tengah-tengah ketegangan yang terjadi di sepanjang film. Ia juga menjadi contoh bahwa hubungan antara manusia dan robot dapat terjalin dengan baik.

Keats yang diperankan Chris Pratt adalah penyelundup eksentrik yang membantu Michelle dalam pencarian adiknya. Karakter Keats yang santai dan dan sikap praktisnya menambahkan warna baru dalam cerita, meski tak sejalan dengan karakter Michelle yang sedih. Interaksi antara ketiga karakter utama ini yang menjadi inti cerita dari film ini.

2. Diadaptasi Dari Novel Grafis Dan Dilengkapi Dengan Permainan

(credit: instagram.com/netflixfilm)

Film ini diadaptasi dari buku novel grafis karya Simon Stalenhag tentang seorang gadis muda dan robot mainan kecil berwarna kuning yang melakukan perjalanan ke barat melalui gurun berteknologi tinggi. Dalam adaptasi ini, Netflix menggandeng Russo Brothers (Joe dan Anthony Russo) sebagai sutradara. Russo Brothers dikenal dengan karyanya dalam film AVENGERS: END GAME dan THE GRAY MAN tentang science-fiction yang dilengkapi adegan action. Untuk film ini Russo Brother mengambil sudut pandang yang berbeda, mereka mengambil konsep cerita dan mengembangkannya dengan tetap mempertahankan sisi emosional yang dijalin Stalenhag dalam karyanya.

Tak hanya memproduksi film, Russo Brothers juga menyiapkan permainan untuk sebagai prekuel dari film ini. THE ELECTRIC STATE: KID COSMO ini mengambil latar waktu 5 tahun sebelum film dengan mengeksplorasi cerita dari sudut pandang Michelle dan Christopher. Prekuel ini akan tersedia di iOS dan Android secara eksklusif untuk anggota Netflix pada tanggal 18 Maret. Russo Bersaudara membantu Netflix mengembangkan game seluler Electric State melalui perusahaan AGBO.

3. Reaksi Penonton Atas Trailer THE ELECTRIC STATE

(credit: youtube.com/@netflix)

Mereka yang sudah pernah membaca buku karya Stalenhag ini menganggap bahwa film ini tidak sesuai dengan apa yang mereka bayangkan ketika membaca bukunya. Dalam bukunya benar-benar menekankan perjalanan seorang gadis bersama robot kecil untuk mencari adiknya yang dikira sudah meninggal dalam dunia dystopia teknologi yang sudah hancur dan bagaimana perusahaan yang tidak bertanggung jawab akan kerusakan yang sudah mereka ciptakan.

Meskipun begitu, Stalenhag menyukai cerita yang digarap oleh Russo Brothers ini karena benang merah cerita masih menjadi poin utama yang ingin disampaikan dalam film ini.

Rekomendasi
Trending