Kapanlagi.com - Profesi sutradara kerap diidentikkan dengan profesi yang digeluti oleh lelaki saja. Namun hari gini gender nggak selalu bicara, terlebih di dunia seni. Yup, sudah banyak wanita yang mengisi kursi-kursi sutradara, termasuk di Indonesia.
Barangkali sutradara wanita Indonesia yang KLovers kenal adalah Upi Avianto, mantan kekasih Vino G. Bastian yang telurkan sejumlah film box office Indonesia. Sebut saja 30 HARI MENCARI CINTA, RED COBEX, hingga SERIGALA TERAKHIR adalah sederet filmnya karya Upi. Eits, ternyata Upi nggak sendiri, ada 10 sutradara wanita lainnya asal negeri ini. Siapa saja mereka?
Siapa yang nggak tahu film ARISAN! yang sempat jadi kontroversi itu? Bagaimana tidak, memasukkan tokoh gay dan berhasil sabet penghargaan, tentu film ini sempat menyita perhatian. Siapa lagi sutradaranya kalau bukan Nia Dinata. Nia memang dikenal berani mengangkat kisah-kisah sensitif masyarakat Indonesia. Sejumlah karyanya yang lain adalah BERBAGI SUAMI, PEREMPUAN PUNYA CERITA, dan CA BAU KAN.
Kalau KLovers beberapa bulan lalu sempat dengar soal ciamiknya film MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK yang bersetting di indahnya Sumba-NTT itu, Mouly Surya-lah sosok sutradara yang membidaninya. Sederet film yang lahir dari tangan dinginnya antara lain FIKSI dan WHEN THEY TALK ABOUT LOVE.
Sutradara satu ini dikenal dengan ketertarikannya untuk mengangkat isu-isu yang kurang mendapat perhatian, contohnya isu TKI pada filmnya yang berjudul MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK. Selain itu, ada juga JINGGA yang kisahkan tentang kehidupan para penyandang tuna netra.
Nggak cuma sutradara, wanita yang sempat nggak pecayai konsep pernikahan ini juga dikenal sebagai penulis. Sejumlah karyanya terlahir dalam bentuk sastra wangi yang berani. Salah stu film karyanya yang berhasil membawa Djenar menyabet penghargaan khusus sutradara baru terbaik adalah MEREKA BILANG, SAYA MONYET!
Kalau yang satu ini barangkali sudah begitu akrab namanya di telinga KLovers. Yup, sejumlah filmnya sempat difavoritkan anak muda. Sebut saja REALITA, CINTA, DAN ROCK N' ROLL dan MY STUPID BOSS. Berbeda dengan para sutradara lain, Upi cenderung tampilkan perspektif maskulin dalam film-filmnya.
Kalau KLovers pernah nonton film CIN(T)A, barangkali tahu dengan Sammaria Simanjuntak. Yup, dialah sutradara dari film yang kisahkan soal cinta beda agama itu. Selain CIN(T)A, Sammaria juga sutradari film DEMI UCOK yang sempat masuk nominasi di berbagai kategori FFI 2012.
Memang nama Kamila Andini ini nggak sepopuler nama-nama di atas, namun jejak karyanya nggak bisa dipandang sebelah mata. Filmnya sudah melanglang buana ke berbagai festival Internasional. salah satunya SEKALA NISKALA yang bahkan jadi film terbaik di ajang Berlin Film Festival.
Satu lagi sutradara yang karyanya sudah berkiprah di ajang festival film Internasional, dialah Pritagita Arianegara. Filmnya yang bertajuk SALAWAKU, telah berhasil tayang di Festival Film Tokyo. DI FFI sendiri, SALAWAKU masuk nominasi film terbaik.
Salah satu karya Lasja F. Susatyo adalah SEBELUM PAGI TERULANG KEMBALI. Siapa sangka meski judulnya terkesan puitis namun film ini berkisah soal korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu Lasja juga terlibat dalam pembuatan film PEREMPUAN PUNYA CERITA bareng Nia Dinata, Upi Avianto, dan Fatimah Tobing Rony.
Wanita satu ini bisa disebut sebagai salah satu pembangkit dunia perfilman Indonesia dari tidur panjang. Yup, KULDESAK jadi karyanya di penghujung era 90-an, mengawali segala geliat produksi film lainnya. Selain KULDESAK, PASIR BERBISIK dan THE PHOTOGRAPH adalah karya-karyanya juga.
Ditulis oleh: Tantri D. Rahmawati
(kpl/mag)