Dituduh Lakukan Pembunuhan Berencana, Yudha Arfandi Sebut Seolah Seperti Monster yang Mengerikan Atas Kematian Dante
Diperbarui: Diterbitkan:

Yudha di persidangan kasus Dante © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Kapanlagi.com - Sidang lanjutan kasus pembunuhan Dante kembali digelar pada Senin (7/10/2024). Agenda sidang kali ini adalah mendengarkan nota pembelaan dari terdakwa, Yudha Arfandi, yang sebelumnya dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dalam kesempatan ini, Yudha Arfandi membuka pembelaannya dengan ungkapan syukur atas kekuatan yang diberikan Tuhan kepada dirinya dan keluarganya di tengah masa-masa sulit ini. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim, Penasihat Hukum, dan JPU atas pemeriksaan yang penuh kesabaran dalam menggali kebenaran material.
Menurutnya, kebenaran ini penting demi memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Yudha kemudian mengungkapkan perasaan tertekannya selama persidangan berlangsung. Ia merasa dirinya dan keluarganya menjadi sasaran hinaan, cacian, serta tekanan yang luar biasa dari berbagai pihak.
Advertisement
1. Yudha Putus Asa dan Frustasi
Yudha di persidangan kasus Dante © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Kondisi ini membuatnya sering merasa putus asa dan frustrasi. Berbagai tuduhan yang ditujukan kepadanya terasa begitu berat, sehingga seolah-olah tidak ada ruang untuk memberikan pembelaan. Ia merasa hak-haknya sebagai terdakwa terabaikan, seakan sudah dinyatakan bersalah sejak awal pemeriksaan tanpa diberikan kesempatan untuk memberikan alasan atau penjelasan.
"Bagi saya, selama dalam jangkauan majelis hakim yang mulia, jaksa penuh kesabaran, dan penasihat hukum, hormat. Di tengah hinaan caci maki serta tekanan luar biasa dari semua pihak terhadap saya dan keluarga dalam menjalani pemeriksaan dan persidangan ini, acapkali membawa saya ke dalam keputusasaan dan rasa frustrasi. Berbagai tuduhan telah dijatuhkan kepada saya. Rasanya tidak ada ruang sedikitpun untuk menyampaikan pembelaan," ujar Yudha Arfandi dalam sidang.
"Bahkan sepotong kata pun tidak pantas untuk dianggap benar lagi, dipertimbangkan dari seorang terdakwa seperti saya. Saya nyaris kehilangan hak sebagai seorang terdakwa untuk mendapatkan pemeriksaan objektif, dianggap telah bersalah sejak awal pemeriksaan, dan haruslah begitu berat tanpa perlu mempertimbangkan alasan apapun dari saya sebagai terdakwa," sambungnya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Persepsi Negatif Publik
Media massa, menurut Yudha, turut andil dalam membentuk persepsi publik yang negatif terhadap dirinya. Ia menuduh media telah mem-framing dirinya dan keluarganya sebagai pelaku kejahatan yang keji. Hal ini, katanya, mempengaruhi persepsi publik dan bahkan mungkin juga memengaruhi jalannya persidangan. Tuduhan ini, lanjutnya, tidak berdasarkan fakta, tetapi lebih untuk mengikuti kepentingan sebagian pihak yang mencari popularitas dari kasus yang ia hadapi.
"Mengikuti kehendak sebagian pihak, termasuk juga mereka yang mencari popularitas dari perkara yang tengah saya hadapi. Saya tidak memahami bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Sejak awal saya diperiksa dalam perkara ini, beragam tuduhan telah disebarluaskan di media dan masyarakat seolah saya adalah monster yang mengerikan," katanya.
Dalam nota pembelaannya, Yudha secara tegas membantah tuduhan bahwa ia melakukan tindakan sadis terhadap korban. Ia juga membantah tuduhan bahwa dirinya memanfaatkan anak korban untuk melakukan kekerasan, atau bahwa ia merencanakan kekerasan yang berulang-ulang.
"Saya telah dituduh secara sadis melakukan perbuatan keji terhadap korban. Bahkan saya yang dituduh pinjam tangan pada anak korban. Begitu juga dituding melakukan perencanaan kekerasan yang berulang-ulang kepada seseorang," ujarnya.
Tuduhan bahwa ia mengakses CCTV sebelum kejadian dan memiliki dendam karena tidak direstui dalam hubungan dengan keluarga korban juga dibantahnya. Menurut Yudha, semua tuduhan ini tidak benar dan hanya dimaksudkan untuk membentuk opini publik yang memberatkan dirinya.
"Begitu juga dituding melakukan perencanaan kekerasan yang berulang-ulang kepada seseorang. Melakukan pencarian dan mengakses CCTV sebelum kejadian, serta memiliki dendam kepada keluarga korban karena tidak direstui dan tidak berlangsungnya pernikahan. Ke semua tuduhan tersebut adalah tidak benar," ucap Yudha, sembari menangis.
Advertisement
3. Bantah Tak Menyesal
Yudha di persidangan kasus Dante © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Yudha juga menyinggung pernyataan JPU yang menyebutkan bahwa ia tidak menunjukkan penyesalan. Ia membantah hal tersebut, dan menegaskan bahwa selama persidangan ia telah berulang kali menyatakan penyesalan dan rasa bersalahnya. Namun, menurutnya, pernyataan ini mungkin tidak didengarkan atau dianggap oleh pihak JPU.
"Penuntut umum mungkin lupa atau tidak mendengarkan dengan cermat pernyataan penyesalan dan rasa bersalah saya sewaktu saya diperiksa di ruang persidangan ini. Yang mengulang sakit sambil mengingatkan kembali peristiwa yang melibatkan anak korban dalam perkara ini," katanya.
Terakhir, Yudha menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan pembunuhan berencana atau kekerasan terhadap anak korban, sebagaimana yang dituduhkan. Justru, katanya, selama ini ia selalu melindungi, menyayangi, dan mencintai anak korban. Tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya, menurutnya, tidak didasarkan pada kebenaran.
"Saya dituduh melakukan sesuatu hal yang tidak pernah saya lakukan. Tuduhan melakukan pembunuhan berencana, kekerasan terhadap anak korban adalah tidak benar. Saya justru selama ini memberikan perhatian lebih kepada anak korban, selalu melindungi, mengajari, menyayangi, bahkan mencintai anak korban," pungkasnya.
Yang Ini Nggak Kalah Hot!!!
Dante Berulang Tahun Desember Nanti, Ini Cara Tamara Tyasmara Obati Rindunya
Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Kematian Dante, Sang Ayah Beberkan Fakta Sebenarnya
Dituding Matre dan Pacaran Karena Uang, Tamara Tyasmara Bakal Beberkan Sebuah Rahasia?
Tanggapi Tuntutan Hukuman Mati, Ayah Yudha Arfandi: Terlalu Berlebihan
Tangis Haru Ibunda Tamara Tyasmara Mendengar Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati Terkait Kematian Dante
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/far/phi)
Advertisement