Kisah Sacha Stevenson Yang Random, Cerdas dan Tangguh!

Penulis: Dewi Ratna

Diperbarui: Diterbitkan:

Kisah Sacha Stevenson Yang Random, Cerdas dan Tangguh!
Sacha Stevenson @ KapanLagi.com®/Bambang

Kapanlagi.com - Sore hari itu cerah, bahkan agak terlalu panas. Kedatangan tim KapanLagi.com® untuk mengobrol dengan Sacha Stevenson di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, disambut oleh seekor pudel putih.
Sacha muncul tak lama kemudian, tampak segar mengenakan atasan kebanggaan bertuliskan How To Act An Indonesia dan rok pendek. Dia menggenggam sebuah ponsel warna putih yang mengejutkannya, pecah di bagian screen.
"Iya, ini handphone punya saya," katanya seraya tertawa saat mengajak KapanLagi.com® duduk di balai di pinggir kolam renang.
Nama Sacha Stevenson dikenal dari akun YouTube. Hidup di Indonesia, dia memperhatikan apa-apa saja yang menjadi kebiasaan masyarakat awam Jakarta dan mengungkapkannya melalui YouTube, di mana dia mempunyai akun Sacha Stevenson.
Sore itu, KapanLagi.com® berbicara tentang siapakah Sacha Stevenson yang ramah dan sangat bersemangat, bicara blak-blakan apa adanya.

1. Siapakah Sacha?

KapanLagi.com®/Bambang

Wanita yang baru menikah pada 2013 lalu ini terdiam sejenak mendapat pertanyaan tersebut, lalu tertawa. "Aku orang yang tidak malu keluarkan handphone seperti ini," ujarnya seraya menunjuk screen ponsel yang pecah.

Sacha Stevenson adalah warga negara Kanada yang pernah bepergian untuk liburan ke Kepulauan Karibia di usia remajanya. Di sana, nuraninya tergugah melihat banyaknya kemiskinan. Kembali ke Kanada yang dirasanya terlalu nyaman, Sacha pun memutuskan tinggal di negara dunia ketiga.

"Negara dunia ketiga itu lebih menarik, ada lebih banyak masalah yang belum terselesaikan. Di Kanada, tak ada lagi masalah feminisme," kata Sacha, memberi contoh.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Kenapa Sacha Memilih Indonesia?

KapanLagi.com®/Bambang

Begitu memutuskan pindah ke kawasan negara ketiga yang sedang berkembang, Sacha pun mengirimkan lamaran-lamaran kerja. Faktanya, dia bahkan tak peduli di mana dia akan hidup!

"Aku tak peduli bakal ke mana, aku tak tahu. Aku cuma memasukkan lamaran kerja secara online, dan semua terjadi begitu cepat! Dua minggu setelah aku menyelesaikan kursus bahasaku, aku dapat kerja di Indonesia," tutur Sacha.

"Aku membuka peta, melihat letak Indonesia, dan kupikir, 'baiklah'. Aku tidak tahu Indonesia itu apa, tapi aku datang saja dan aku sangat terkejut. Aku tidak menduga wajah kalian akan seperti ini. Dan kalian punya banyak buah-buahan, pepohonan... ," katanya.

Dan Sacha Stevenson pun jatuh cinta pada Indonesia.

3. Tentang Video-Video Sacha

KapanLagi.com®/Bambang

Sama seperti ketidaksengajaan random Sacha sampai ke Indonesia, demikian pula kiprah wanita berambut pirang itu di YouTube.

"Aku sudah beberapa kali mencoba bikin video parodi, nyanyi lagu, tapi tidak berhasil. Aku bersungguh-sungguh mengerjakannya, tapi gagal. Tetapi lalu aku menyadari, orang-orang yang buka internet, mereka berbeda dari yang nonton televisi. Mereka teredukasi dan menginginkan hal baru, itu persis seperti aku!" ungkap Sacha bersemangat.

Terbiasa membaur dengan masyarakat awam Jakarta yang tidak datang dari kaum menengah ke atas, Sacha mengerjakan apa yang dia tahu. "Aku memutuskan untuk bicara soal pengalamanku saja, seperti ketika aku berada di rumah seseorang, dia menyajikan secangkir teh dengan setengah gelas gula. Aku harus meminumnya kan?" tanya Sacha.

"Aku tahu aku harus meminumnya, walaupun aku khawatir bakal kena diabetes. Jadi begitulah, dari sana aku berpikir untuk membuat sebuah sketsa, dan jadilah sebuah video!" katanya.

4. Terkenal, Sacha Terkejut

KapanLagi.com®/Bambang

Mengunggah video ke YouTube tanpa tendensi apapun, Sacha pun terkejut tak kepalang ketika dia menyadari semakin banyak orang menonton karya-karyanya.

"Aku tidak mengharapkan apapun. Kupikir bakal gagal, seperti yang sudah-sudah. Ya tentu aku ingin orang melihatnya, tapi aku sudah berusaha keras begitu lama sampai ketika hal itu terjadi, aku jadi heran sendiri," ucap Sacha.

"Musim panas tahun lalu, aku mengunggah How To Act Indonesian 1, 2 dan 3, lalu pulang sebentar ke Kanada. Lalu tiba-tiba follower Twitter-ku mulai bertambah, dari yang sebelumnya cuma 300-an orang. Ponselku mulai berbunyi terus-menerus sampai ibuku kesal," katanya mengingat, lalu tertawa.

"Ratusan orang menonton videoku, lalu orang-orang terkenal menyapaku di Twitter, seperti Joko Anwar, Monty Tiwa, Raditya Dika. Aku suka sekali sama mereka! Walaupun tentu saja aku tak bakal nongkrong bareng, karena mereka keren dan aku tidak," imbuh Sacha.

5. Sacha Menikmati Impiannya

KapanLagi.com®/Bambang

"Ya, ini seperti mimpi yang jadi kenyataan," cetus Sacha, tersenyum.

Dengan karakter sangat mandiri, bisa bekerja dan menjadi bos dari diri sendiri tentu sangat menyenangkan. Akun YouTube itu pun segera menjadi bisnis Sacha. Apalagi, dia didukung sang suami.

"Suamiku adalah manajerku. Dia mendukung apapun yang kulakukan. Kalau aku mau bikin video dan butuh seragam sekolah, dia yang akan ke Pasar Minggu lalu pulang membawa baju anak SD, SMP, SMA, topi, badge," tutur Sacha yang tak bisa menahan seringai senangnya.

6. Sacha Pernah Kecewa

KapanLagi.com®/Bambang

Sebuah kisah pahit pun pernah dialami Sacha. Di awal popularitasnya, sebuah stasiun televisi memberinya kesempatan memiliki acara sendiri. Ketika kontrak itu selesai, ternyata urusan pembayaran tidak diselesaikan.

"Waktu itu aku harus membayar perpanjangan visaku. Tepat ketika acaraku tidak diteruskan, aku tiba-tiba tak punya kerjaan, tak punya uang sampai aku harus tanya mereka (stasiun televisi). Mereka tidak bayar gajiku selama dua bulan. Waktu itu aku agak susah, jadi sekarang aku sakit hati pada mereka," cerita Sacha lugas.

7. Bertahan Melawan Hater

KapanLagi.com®/Bambang

Meneruskan mengunggah video-videonya yang semakin disukai orang, Sacha pun bersiap untuk reaksi negatif yang akan didapatnya. Sebutan kerennya, hater.

"Komentar-komentar negatif itu ada di setiap video YouTube, kadang-kadang menyakiti, kadang tidak. Kalau kamu sensitif terhadap suatu hal dan tidak percaya diri sendiri, oh, itu akan menyakitkan," jelas Sacha.

"Jadi aku bikin tebal kulit saja. Ada komentar yang bikin sakit hati, tapi itu bagian dari pekerjaan. Apapun yang kamu lakukan di YouTube, bakal ada yang tak suka. Tetapi mereka tak akan mengatakannya di depanmu, mereka cuma sembunyi di balik komputer," tukasnya.

8. Tentang Wanita Indonesia

KapanLagi.com®/Bambang

"Semua orang Indonesia itu sangat sopan, tetapi khusus untuk wanitanya, aku merasa mereka masih terlalu dilindungi, sama kakaknya, sama bapaknya. Itu membuat pengalaman sebagai wanita terhambat, sayang sekali," ungkap Sacha, kali ini lebih serius.

"Wanita Indonesia bukan tidak mandiri, tetapi menjadi seperti itu karena lingkungannya. Rasanya kita sudah tak bisa berbuat apa-apa soal ini. Wanita itu sebenarnya sangat kuat, kita akan baik-baik saja bahkan bertambah kuat," jelas Sacha yang buru-buru menambahkan, "Aku tidak menghakimi siapapun di sini."

(kpl/rea/dew)

Reporter:

Renata Angelica

Rekomendasi
Trending