Putu Wijaya Tunggu Penghargaan Sejak 1970
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Sebagai salah satu penerima Satya Lencana Kebudayaan, Putu Wijaya mengaku telah merindukan untuk memperoleh penghargaan serupa sejak tahun 1970-an.
"Sejak tahun 1970-an saya sudah merindukan untuk menerima penghargaan ini. Waktu itu peraih penghargaan juga menerima hadiah uang sebesar Rp100 ribu, dan itu banyak sekali," tuturnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/12).
Namun dari hasil desas-desus, Putu mengetahui bahwa ia sebenarnya sempat beberapa kali dicalonkan, namun selalu gagal.
"Saya dibilang kurang Pancasilais," katanya sambil tertawa.
Advertisement
Pada jaman itu, Putu mengaku bahwa ia juga sempat merasa marah kepada Pemerintah yang dianggap kurang memperhatikan kehidupan kaum seniman.
Ia mengaku merasa iri dengan nasib seniman penerima penghargaan serupa di Malaysia yang hidupnya dijamin Pemerintah, termasuk mendapat asuransi kesehatan.
"Pemerintah gimana sih, kok tidak memperhatikan memperhatikan senimannya?" Putu mengulangi keluhannya waktu itu.
Tapi suatu kali ia bertemu seorang maestro tari di TIM yang "menyadarkannya" bahwa seniman tidak seharusnya bergantung kepada Pemerintah, tetapi harus bisa berusaha sendiri.
"Waktu itu dia bilang, `Pemerintah itu urusannya banyak, sudah dilihat saja (seniman) sudah untung. Lebih baik kita usahakan sendiri`," tutur pria bernama asli I Gusti Ngurah Putu Wijaya itu.
Sejak saat itu Putu mengatakan bahwa ia berhenti berharap untuk mendapatkan penghargaan dari Pemerintah, sampai akhirnya ia termasuk sebagai salah satu penerima Satya Lancana Kebudayaan 2004.
Selain Putu Wijaya, penerima Satya Lancana Kebudayaan 2004 adalah Remy Sylado, Suka Hardjana, Abdul Hamid Jabbar (almarhum), Nortier Simanungkalit, Hj. Andi Siti Nurhaeni Sapada, H.A. Muhammad Rum, Edward Hutabarat, Mursal Esten (almarhum), dan Bambang Hasrinuksmo (almarhum).
Penyerahan penghargaan yang merupakan apresiasi pemerintah kepada para penyair, dramawan, komponis, koreografer, penulis buku, ahli tradisi, perancang busana dan budayawan itu akan diserahkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik, Senin (19/12), di Jakarta.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan Hadiah Seni (berdasarkan Kepmen Budpar 2004) yang diberikan kepada empat tokoh dari berbagai daerah, yakni Ahyar Adam (Sumatera Barat), Muhamad Salim (Makassar), Yufen Afonsius Biakai (Jayapura) dan I Libertus Ahie (Kalimantan Barat).
Anugerah Kebudayaan juga akan diberikan kepada tiga penulis buku anak, yakni Soekanto SA (Depok), Suyadi atau lebih dikenal sebagai Pak Raden (Jakarta) dan Bambang Joko Susilo (Bekasi).
(Duh! Onad lagi-lagi terjerat kasus narkoba dan diamankan pihak kepolisian.)
(*/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa
