Selain Album, Norman Juga Dikontrak Main Film
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Status Norman Kamaru sebagai polisi dinilai menjadi hambatan karir di dunia entertainment, karena seorang artis tentunya akan memiliki agenda padat. Apalagi Norman terikat oleh kesatuannya. Jalan tengah pun sepertinya tidak diperoleh kesepakatan."Berapa banyak sih 'oknum-oknum' kepolisian yang menyakiti masyarakat, Briptu Norman yang hanya menyanyi dan positif kenapa nggak dicarikan jalan keluarnya agar tetap menyalurkan hobi, menyanyinya," ungkap Andri W Kusuma SH. MM, selaku pengacara PT. Falcon. "Sebenarnya sayang. Kenapa nggak, dia diajari public speaking? Jadi saat dia menyanyi membawa agenda polisi. Norman dicintai masyarakat harusnya bisa dikemas dengan baik agar dapat mengubah image polisi," sambungnya.Label rekaman PT. Falcon memastikan mengontrak Norman Kamaru dengan nilai di atas 2 milyaran rupiah untuk sebuah album dan film layar lebar yang sudah dipersiapkan prosesnya. April mendatang dua lagi akan mulai dilempar ke pasaran. "Pertama untuk 2 lagu. Beliau minta dikembangkan minta satu album. Terus dia minta dibuatkan satu film. Kontrak sudah berjalan. Kita minta status beliau seperti apa," terang Andri setengah bertanya.Falcon juga sepenuhnya menyerahkan kepada Norman untuk menentukan pilihan. Keputusan sepenuhnya di tangan Norman untuk memilih, karena tanpa dia mundur pun sebenarnya bisa dengan catatan memiliki kelonggaran waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya, sekaligus kampanye kesatuannya."Kontrak itu kami serahkan ke beliau, kami tidak bisa memaksakan. Bukan kita mewajibkan dia. Tinggal dia waktunya kapan. Harusnya bisa dibahas, mungkin dia terburu-buru memutuskan untuk mundur. Sangat menyayangkan, biar gimana dia hadir sebagai icon kepolisian. Dia sendiri hadir di hiburan itu karena Briptu bukan Norman Kamaru-nya. Karena seragam cokelatnya. Tapi ya keputusan itu ada di tangan beliau," urainya.Bersamaan, di tempat yang sama pihak Falcon juga menggelar perdamaian dengan Farhat Abbas terkait perseteruannya merebutkan Norman. Mereka memilih berdamai, karena nantinya Norman tidak lagi menggunakan seragam polisi, sebagaimana yang dipersoalkan Farhat dalam somasinya."Kita dituntut lebih kreatif, karena kita tidak bisa menggunakan baju cokelat atau seragamnya lagi. Seragam kan nggak cuma polisi atau tentara. Kita sudah ada kesepakatan damai itu juga ada tertulis," tegas Andri.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/gum/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement