Sundari Soekotjo Obati Kangen WNI di Belanda
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Penyanyi keroncong Sundari Soekotjo mengobati rasa rindu kampung halaman warga Indonesia yang menetap di Belanda saat ia tampil pada acara Tong Tong Fair di Maliveld Denhaag dari 25 Mei hingga 5 Juni mendatang. "Saya merasa surprise dengan tanggapan penonton," ujar Sundari kepada ANTARA seusai penampilannya di panggung utama Tong Tong Fair yang digelar untuk ke-53 kalinya, Minggu (29/5). Kehadiran Sundari Soekotjo di Tong Tong Fair yang sepenuhnya didukung Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berhasil menghipnotis lebih dari 1.000 pengunjung dari berbagai kalangan. Saat ia melantunkan Rayuan Pulau Kelapa, para penonton yang berada di bangku depan langsung ikut bergoyang. Bahkan saat melantunkan lagu Poco Poco, penonton dengan semangat pun terus bergoyang. Menurut Sundari, masyarakat Belanda ternyata sangat menghargai musik keroncong. "Mereka sampai hapal lagu keroncong yang saya bawakan," ujar artis yang menerima penghargaan anugerah kebudayaan kategori seni tahun 2011 dari Kemenbudpar ini.Apalagi saat lagu keroncong yang dibawakan Sundari Soekotjo yang menggunakan bahasa Belanda, ia merasa ada ikatan bathin yang kuat. Dengan diiringi grup Keroncong Sakmunine dari Yogyakarta, ia menampilkan sekitar delapan lagu di antaranya Bengawan Solo, Bunga Anggrek dengan versi Bahasa Belanda dan Malam Bulan Purnama yang akrab di telinga penonton.Menurut Sundari Sukotjo, banyak yang sudah mengenal lagunya karena seringnya lagu keroncong yang disiarkan di video klip dan juga pada penerbangan Garuda serta CD-nya yang sudah beredar luas di negeri Belanda.Diakuinya, musik keroncong tidak hanya diminati di kalangan generasi tertentu seperti generasi tua, tetapi juga mulai diminati generasi muda. Bahkan ada satu rombongan warga Indonesia yang berdomisili di Prancis dengan rombongan menyaksikan penampilan musik keroncong.Sundari berharap, dengan banyaknya minat masyarakat, musik keroncong akan mendunia, karena selama ini justru publik asing yang sangat menikmatinya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(antara/bun)
Editor:
Anton
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement