Kapanlagi.com - Gaza dengan statusnya sebagai daerah konflik tentu bukan tempat yang ideal untuk mengembangkan perfilman. Dana yang terbatas, larangan untuk berkunjung ke sana, serta serangan dari Israel benar-benar membuat Palestina kesusahan mengembangkan perfilmannya.
Kalau pun film berdana besar dibuat, di sana jarang ditemukan gedung bioskop yang megah. Karena kemiskinan pula warganya tak akan mampu untuk secara rutin menonton film di bioskop.
Apakah berarti perfilman Palestina mati? Tidak! Warga Gaza tetap menikmati film tapi dengan cara yang berbeda. Salah satunya dengan menyelenggarakan event musim panas untuk pemutaran film Palestina.
Salah satu festival film yang sukses adalah Al Rowwad Children’s Theatre Troupe, yang dilangsungkan di kamp pengungsian Tepi Barat. "Teater dan bioskop adalah media ekspresi yang luar biasa," Abdelfattah Abu-Srour, direktur acara tersebut. Lewat pertunjukan ini, anak-anak bisa mengeluarkan emosi mereka sehingga nantinya mereka bisa menyampaikan sesuatu dengan penuh damai dan beradab. "Mereka tak akan bisa membangun negaranya dengan saling bertarung di jalanan," tambahnya.
Demi mengembangkan perfilman negaranya, sebanyak 28 sineas Palestina dibiayai untuk menempuh pendidikan di Yordania demi membuat film pendidikan bagi negaranya. Empat puluh lima klub film pun didirikan di sekolah-sekolah Palestina. Harapannya supaya anak-anak Palestina, yang jarang pergi ke bioskop bisa menikmati menonton film.
Hampir semua bioskop di Palestina ditutup oleh militer Israel sejak awal penyerangan di tahun 1987, tidak satu pun dibuka kembali sejak saat itu. Dengan mengadakan festival film dan juga mendirikan klub film, para sineas dan juga penyelenggara ingin menghindarkan sejauh mungkin warganya dari pembunuhan, pertumpahan darah, dan penyerangan. Ya film memang bisa membawa kebahagiaan meski di tengah kondisi perang sekalipun.