Mengenal Ciri Kuning pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya
Diterbitkan:

Ilustrasi Bayi. (hak cipta/Canva).
Kapanlagi.com - Bayi kuning, atau ikterus neonatorum, merupakan kondisi yang umum dialami oleh bayi baru lahir. Gejala utama dari kondisi ini adalah perubahan warna kulit dan bagian putih mata yang tampak kekuningan, yang sering kali membuat orang tua merasa khawatir. Meskipun bayi kuning adalah fenomena yang sering terjadi, penting untuk memahami penyebab di baliknya agar orang tua dapat memberikan perhatian yang tepat.
Kondisi ini biasanya berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi, yang merupakan hasil dari pemecahan sel darah merah yang terjadi lebih cepat pada bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kematangan organ hati yang belum sepenuhnya berkembang, jumlah sel darah merah yang lebih tinggi, serta proses pemecahan sel darah merah yang lebih cepat.
Meskipun kebanyakan kasus bayi kuning bersifat fisiologis dan akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, orang tua tetap perlu waspada. Ada kalanya kondisi ini bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, jika Anda melihat tanda-tanda bayi kuning pada buah hati Anda, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna memastikan bahwa kesehatan bayi tetap terjaga, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Kamis(5/12).
Advertisement
1. Ciri-Ciri dan Gejala Bayi Kuning
Mengenali tanda-tanda bayi kuning (ikterus) sangat penting bagi orang tua untuk penanganan yang cepat. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi perubahan warna kulit dari wajah ke seluruh tubuh, bagian putih mata yang menguning, serta warna kuning pada gusi dan mulut.
Selain itu, perhatikan urin yang gelap, feses pucat, dan bayi yang tampak lemas serta kurang bersemangat menyusu. Untuk pemeriksaan awal, orang tua bisa menekan kulit bayi jika muncul warna kuning, kemungkinan bayi mengalami ikterus.
Namun, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan untuk memastikan diagnosis dan tingkat keparahan. Pengamatan rutin pada minggu-minggu awal kehidupan bayi sangatlah penting.
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
2. Penyebab Bayi Kuning
Bayi kuning disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin, sering terjadi akibat ketidakmatangan organ hati, terutama pada bayi prematur. Faktor lain yang mempengaruhi termasuk ketidakcocokan golongan darah, kurangnya asupan ASI atau susu formula, infeksi, kelainan genetik, cedera saat kelahiran, dan penyumbatan saluran empedu.
Memahami penyebab ini penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat, karena kondisi ini bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius.
Advertisement
3. Diagnosis Bayi Kuning
Diagnosis bayi kuning adalah langkah penting yang melibatkan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahan dan penanganan yang tepat. Proses dimulai dengan pemeriksaan fisik, di mana dokter mengamati warna kulit dan mata bayi. Jika kulit tetap kuning setelah ditekan, ini bisa menandakan ikterus.
Kadar bilirubin biasanya diukur secara non-invasif, tetapi hasilnya sering perlu dikonfirmasi dengan tes darah. Pemeriksaan tambahan seperti golongan darah, analisis urin dan feses, serta ultrasonografi dan tes fungsi hati juga dapat dilakukan untuk mencari penyebabnya.
Diagnosis yang cepat dan tepat membantu mencegah komplikasi serius akibat kadar bilirubin tinggi, seperti kernikterus, yang dapat membahayakan perkembangan otak bayi.
4. Penanganan dan Pengobatan Bayi Kuning
Penanganan bayi kuning penting untuk mencegah komplikasi serius, dengan metode yang bervariasi sesuai tingkat keparahan, usia, dan penyebabnya. Untuk kasus ringan, meningkatkan frekuensi pemberian ASI hingga 8-12 kali sehari dapat membantu, karena ASI mendorong buang air besar yang mengeluarkan bilirubin.
Fototerapi digunakan untuk ikterus sedang hingga berat, di mana sinar biru mengubah bilirubin menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan. Pada kasus ekstrem, transfusi tukar mungkin diperlukan, dan terapi farmakologis dapat diresepkan untuk mendukung fungsi hati.
Penanganan juga harus memperhatikan penyebab dasar dan memerlukan pemantauan dokter. Dukungan nutrisi penting, dan jika bayi kesulitan menyusu, ASI perah atau susu formula dapat menjadi alternatif. Setiap bayi memiliki kebutuhan unik, jadi selalu ikuti saran dokter untuk menjaga kesehatan bayi.
5. Komplikasi Bayi Kuning
Meskipun banyak kasus bayi kuning bersifat ringan dan sembuh sendiri, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kernikterus, yang merusak otak akibat kadar bilirubin yang tinggi. Gejala yang perlu diwaspadai termasuk letargi ekstrem, kejang, dan tangisan nyaring.
Ensefalopati bilirubin akut juga dapat menunjukkan tanda awal kerusakan otak, serta risiko gangguan pendengaran dan masalah perkembangan. Selain itu, anemia, dehidrasi, dan infeksi yang menyebabkan bayi kuning dapat berujung pada sepsis.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau kondisi bayi baru lahir dan mencari bantuan medis jika ada tanda-tanda ikterus untuk mencegah komplikasi serius.
6. Pencegahan Bayi Kuning
Bayi kuning dapat diminimalkan risikonya dengan beberapa langkah efektif. Pertama, pemberian ASI yang cukup sangat penting, dengan ibu disarankan menyusui 8-12 kali sehari dan memastikan teknik menyusui yang benar. Pemeriksaan kehamilan rutin juga penting untuk mengidentifikasi faktor risiko, serta penanganan cepat terhadap infeksi.
Setelah lahir, pemantauan ketat dan edukasi orang tua mengenai tanda-tanda bayi kuning dan pentingnya ASI diperlukan. Untuk bayi berisiko tinggi, pemantauan lebih intensif mungkin diperlukan. Paparan cahaya matahari pagi yang lembut dapat membantu, namun harus hati-hati.
Konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat selama kehamilan dan menyusui juga disarankan. Meskipun langkah-langkah ini bermanfaat, pemantauan dan konsultasi rutin dengan tenaga kesehatan tetap sangat penting, terutama di minggu-minggu awal kehidupan bayi.
7. Kapan Harus ke Dokter
Mengetahui kapan harus membawa bayi ke dokter sangat penting, terutama terkait masalah bayi kuning. Meskipun banyak kasus bersifat ringan, ada tanda-tanda yang memerlukan pemeriksaan medis segera, seperti munculnya gejala kuning dalam 24 jam pertama setelah kelahiran, warna kuning yang semakin pekat, kesulitan menyusu, atau tampak lesu.
Gejala demam, urin gelap, feses pucat, dan tanda dehidrasi juga perlu diwaspadai. Jika gejala tidak membaik setelah dua minggu atau ada riwayat keluarga dengan kondisi tertentu, segera konsultasikan dengan dokter. Insting orang tua juga penting dalam menjaga kesehatan bayi.
(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)
(kpl/rao)
M Rizal Ahba Ohorella
Advertisement