Cara Memasak Jengkol Agar Tidak Bau dan Pahit

Cara Memasak Jengkol Agar Tidak Bau dan Pahit
cara memasak jengkol agar tidak bau dan pahit

Kapanlagi.com - Jengkol merupakan salah satu bahan makanan tradisional yang populer di Indonesia dengan cita rasa unik dan tekstur kenyal. Meski banyak penggemarnya, tidak sedikit orang yang ragu mengonsumsi jengkol karena aroma menyengat dan rasa pahit yang kerap muncul saat pengolahan kurang tepat.

Aroma khas jengkol berasal dari kandungan belerang atau sulfur di dalamnya yang merupakan komponen alami. Namun dengan teknik pengolahan yang benar, cara memasak jengkol agar tidak bau dan pahit dapat diterapkan sehingga menghasilkan hidangan lezat dan menggugah selera.

Melansir dari Plants For A Future, jengkol tergolong dalam kacang-kacangan yang bermanfaat untuk mengurangi gejala diabetes dan mengandung berbagai nutrisi penting seperti protein, vitamin C, fosfor, dan serat. Dengan pengolahan yang tepat, jengkol dapat menjadi menu sehat dan nikmat untuk keluarga.

1. Memahami Karakteristik Jengkol

Sebelum mempelajari cara memasak jengkol agar tidak bau dan pahit, penting untuk memahami karakteristik bahan makanan ini terlebih dahulu. Jengkol atau yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum merupakan tanaman polong-polongan yang tumbuh di wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Kandungan nutrisi dalam 100 gram jengkol cukup beragam, meliputi energi 192 kalori, protein 5,4 gram, karbohidrat 40,7 gram, serat 1,5 gram, serta berbagai mineral seperti fosfor 150 mg, kalsium 4 mg, dan kalium 241 mg. Jengkol juga mengandung vitamin C sebanyak 31 mg yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh.

Aroma menyengat pada jengkol disebabkan oleh kandungan asam amino bersulfur yang merupakan komponen penyusun protein dominan. Ketika jengkol diolah, terjadi degradasi asam amino bersulfur menjadi komponen lebih kecil yang menghasilkan aroma khas tersebut. Selain itu, jengkol juga mengandung asam jengkolat yang dapat memicu gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.

Rasa pahit pada jengkol umumnya berasal dari kulit atau selaput yang masih menempel saat pengolahan. Oleh karena itu, pembersihan yang menyeluruh menjadi kunci utama dalam mengolah jengkol. Tekstur jengkol yang mirip daging membuatnya cocok diolah menjadi berbagai masakan seperti semur, rendang, balado, hingga sambal goreng.

2. Memilih Jengkol Berkualitas

Memilih Jengkol Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Langkah pertama dalam cara memasak jengkol agar tidak bau dan pahit adalah memilih jengkol dengan kualitas terbaik. Pemilihan jengkol yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil akhir masakan, baik dari segi rasa, tekstur, maupun aroma.

Pilihlah jengkol yang sudah tua dengan ciri-ciri warna daging putih kekuningan. Jengkol tua memiliki tekstur lebih kenyal dan rasa lebih enak dibandingkan jengkol muda yang masih kehijauan. Namun hindari jengkol yang warnanya terlalu kuning hingga kehitaman karena menandakan sudah terlalu lama disimpan dan rasanya akan lebih pahit.

Bentuk jengkol juga perlu diperhatikan dalam proses pemilihan. Pilihlah jengkol yang bentuknya agak menggembung, tidak terlalu tipis atau pipih. Jengkol dengan bentuk menggembung biasanya memiliki tekstur lebih empuk dan mudah diolah. Pastikan juga tidak ada bercak hitam atau tanda-tanda pembusukan pada permukaan jengkol.

Saat membeli jengkol, periksa kesegarannya dengan menekan sedikit bagian luarnya. Jengkol segar akan terasa keras dan padat, tidak lembek atau mudah penyok. Aroma jengkol segar memang menyengat namun tidak berbau busuk atau asam. Jika memungkinkan, belilah jengkol yang masih berkulit karena lebih terjaga kesegarannya.

3. Teknik Pembersihan dan Persiapan

Teknik Pembersihan dan Persiapan (c) Ilustrasi AI

  1. Pengupasan Kulit Menyeluruh

    Kupas kulit jengkol hingga benar-benar bersih tanpa menyisakan selaput sedikitpun. Kulit dan selaput yang masih menempel merupakan penyebab utama rasa pahit pada jengkol. Gunakan pisau tajam untuk memudahkan proses pengupasan dan pastikan tidak ada bagian kulit yang tertinggal.

  2. Pencucian Berulang

    Setelah dikupas, cuci jengkol di bawah air mengalir sebanyak 3-5 kali. Pencucian berulang membantu menghilangkan kotoran dan sisa kulit yang mungkin masih menempel. Gosok perlahan permukaan jengkol dengan tangan untuk memastikan kebersihan maksimal.

  3. Pembelahan Jengkol

    Belah jengkol menjadi dua bagian untuk mempercepat proses penyerapan bumbu nantinya. Pembelahan juga memudahkan proses perebusan sehingga jengkol matang merata. Untuk jengkol berukuran besar, bisa dibelah menjadi 3-4 bagian.

  4. Perendaman Awal

    Rendam jengkol yang sudah dibersihkan dalam air bersih selama 15-30 menit sebelum proses selanjutnya. Perendaman awal ini membantu melunakkan tekstur dan memudahkan penyerapan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menghilangkan bau.

  5. Pemeriksaan Akhir

    Lakukan pemeriksaan terakhir untuk memastikan tidak ada kulit atau kotoran yang tertinggal. Periksa satu per satu jengkol yang sudah dibersihkan sebelum masuk ke tahap pengolahan berikutnya.

4. Metode Perendaman untuk Mengurangi Bau

Metode Perendaman untuk Mengurangi Bau (c) Ilustrasi AI

Perendaman merupakan tahap penting dalam cara memasak jengkol agar tidak bau dan pahit. Terdapat beberapa metode perendaman yang dapat dipilih sesuai dengan bahan yang tersedia di rumah.

  1. Perendaman dengan Air Cucian Beras

    Rendam jengkol dalam air bekas cucian beras selama semalaman atau minimal 8 jam. Air cucian beras mengandung zat yang mampu menetralisir aroma menyengat jengkol. Gunakan air cucian beras yang pertama atau kedua untuk hasil maksimal. Keesokan harinya, buang air rendaman dan bilas jengkol dengan air bersih sebelum dimasak.

  2. Perendaman dengan Air Kapur Sirih

    Larutkan 1 sendok teh kapur sirih dalam 1 liter air bersih, kemudian rendam jengkol selama 6-8 jam. Air kapur sirih efektif mengurangi bau dan rasa pahit pada jengkol. Setelah direndam, cuci kembali jengkol hingga bersih untuk menghilangkan sisa kapur sirih.

  3. Perendaman dengan Air Es

    Rendam jengkol dalam air es atau air dingin selama semalaman. Suhu dingin membantu mengunci aroma jengkol dan mengurangi intensitas baunya. Metode ini juga membuat tekstur jengkol lebih renyah saat diolah.

  4. Perendaman dengan Air Garam

    Larutkan 2 sendok makan garam dalam 1 liter air, lalu rendam jengkol selama 4-6 jam. Air garam membantu menarik keluar senyawa penyebab bau pada jengkol. Bilas hingga bersih setelah perendaman untuk menghilangkan rasa asin berlebih.

  5. Perendaman dengan Susu

    Rendam jengkol dalam susu cair selama 2-3 jam sebagai alternatif metode perendaman. Susu dapat menetralisir aroma dan memberikan tekstur lebih lembut pada jengkol. Metode ini cocok untuk jengkol yang akan diolah menjadi masakan berkuah.

5. Teknik Perebusan yang Tepat

Teknik Perebusan yang Tepat (c) Ilustrasi AI

Perebusan merupakan tahap krusial dalam mengolah jengkol agar empuk dan tidak berbau. Teknik perebusan yang tepat akan menentukan kualitas akhir dari jengkol yang akan dimasak.

  1. Perebusan dengan Daun Jambu Biji

    Rebus jengkol bersama 5-7 lembar daun jambu biji dalam air mendidih selama 30-45 menit. Daun jambu biji mengandung senyawa yang efektif menetralisir bau jengkol. Pastikan air rebusan menutupi seluruh permukaan jengkol agar matang merata.

  2. Perebusan dengan Daun Salam dan Sereh

    Tambahkan 3-4 lembar daun salam dan 2 batang sereh yang dimemarkan ke dalam air rebusan. Kombinasi rempah ini tidak hanya mengurangi bau tetapi juga memberikan aroma harum pada jengkol. Rebus selama 30-40 menit dengan api sedang.

  3. Perebusan dengan Daun Jeruk Purut

    Iris kasar 5-6 lembar daun jeruk purut dan masukkan ke dalam air rebusan jengkol. Aroma segar daun jeruk membantu menutupi bau menyengat jengkol. Metode ini sangat efektif dan memberikan aroma yang menyegarkan.

  4. Perebusan dengan Kopi Bubuk

    Tambahkan 1 sendok makan kopi bubuk tanpa gula untuk setiap 300 gram jengkol ke dalam air rebusan. Rebus selama 1 jam dengan api kecil hingga jengkol empuk. Kopi bubuk sangat efektif menyerap dan menetralisir aroma jengkol.

  5. Perebusan dengan Jahe

    Parut 3-4 cm jahe dan masukkan ke dalam air rebusan jengkol. Jahe tidak hanya mengurangi bau tetapi juga memberikan rasa hangat dan sedikit pedas yang nikmat. Rebus selama 35-45 menit hingga jengkol lunak.

  6. Penggantian Air Rebusan

    Ganti air rebusan sebanyak 2-3 kali selama proses perebusan untuk hasil maksimal. Setiap kali mengganti air, buang air lama dan tambahkan air bersih yang sudah mendidih. Teknik ini sangat efektif menghilangkan bau yang keluar selama perebusan.

Durasi perebusan jengkol sangat penting untuk diperhatikan. Jengkol muda cukup direbus selama 20-30 menit, sedangkan jengkol tua membutuhkan waktu 45-60 menit agar benar-benar empuk. Gunakan api sedang hingga kecil untuk menjaga tekstur jengkol tetap utuh dan tidak hancur.

6. Tips Pengolahan Lanjutan

Tips Pengolahan Lanjutan (c) Ilustrasi AI

Setelah melalui proses perendaman dan perebusan, masih ada beberapa langkah penting dalam cara memasak jengkol agar tidak bau dan pahit yang perlu diterapkan untuk hasil optimal.

  1. Pememarkan Jengkol

    Setelah direbus dan ditiriskan, geprek atau memarkan jengkol satu per satu menggunakan ulekan atau punggung pisau. Jangan memarkan terlalu keras hingga hancur, cukup sampai jengkol sedikit pipih dan retak. Pememarkan membantu bumbu meresap lebih dalam ke dalam jengkol.

  2. Penggorengan Sebentar

    Untuk jengkol muda, setelah direndam bisa langsung digoreng dengan api kecil selama 5-7 menit. Penggorengan dengan api kecil memastikan bagian dalam jengkol matang sempurna. Teknik ini membuat jengkol lebih renyah di luar namun tetap lembut di dalam.

  3. Penggunaan Rempah Saat Memasak

    Tambahkan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, dan ketumbar saat mengolah jengkol menjadi masakan. Rempah-rempah ini tidak hanya menambah cita rasa tetapi juga membantu menyamarkan aroma jengkol yang tersisa.

  4. Memasak dengan Api Kecil

    Gunakan api kecil saat memasak jengkol dengan bumbu agar bumbu meresap sempurna tanpa membuat jengkol gosong. Masak selama 15-20 menit sambil sesekali diaduk agar bumbu merata. Api kecil juga mencegah jengkol menjadi keras.

  5. Penambahan Santan atau Kaldu

    Untuk masakan berkuah seperti gulai atau rendang jengkol, tambahkan santan atau kaldu secara bertahap. Masak hingga kuah menyusut dan bumbu meresap sempurna. Santan membantu melunakkan tekstur dan mengurangi rasa pahit yang mungkin masih tersisa.

  6. Waktu Memasak yang Tepat

    Hindari memasak jengkol terlalu lama setelah direbus karena dapat membuat rasanya menjadi pahit dan teksturnya keras. Cukup masak selama 15-25 menit setelah bumbu ditambahkan. Koreksi rasa di akhir memasak untuk memastikan hasil sesuai selera.

7. FAQ Seputar Cara Memasak Jengkol

FAQ Seputar Cara Memasak Jengkol (c) Ilustrasi AI

1. Berapa lama waktu ideal merebus jengkol agar empuk?

Waktu perebusan jengkol tergantung pada tingkat kematangannya. Jengkol muda cukup direbus selama 20-30 menit, sedangkan jengkol tua membutuhkan waktu 45-60 menit. Gunakan api sedang dan pastikan air menutupi seluruh permukaan jengkol agar matang merata.

2. Apakah jengkol harus direndam semalaman?

Perendaman semalaman sangat dianjurkan untuk mengurangi bau dan rasa pahit secara maksimal. Namun jika waktu terbatas, minimal rendam selama 4-6 jam dengan air cucian beras atau air kapur sirih untuk hasil yang cukup baik.

3. Bagaimana cara membedakan jengkol muda dan tua?

Jengkol tua memiliki warna daging putih kekuningan dan tekstur lebih keras, sedangkan jengkol muda berwarna kehijauan dan teksturnya lebih lunak. Jengkol tua lebih cocok untuk masakan berkuah seperti semur atau rendang, sementara jengkol muda cocok untuk digoreng atau ditumis.

4. Mengapa jengkol masih terasa pahit meskipun sudah direbus?

Rasa pahit biasanya disebabkan oleh kulit atau selaput jengkol yang tidak dibersihkan dengan sempurna. Pastikan mengupas kulit hingga bersih total sebelum dimasak. Selain itu, perebusan yang terlalu lama juga dapat menyebabkan rasa pahit, jadi perhatikan durasi memasak.

5. Apakah air cucian beras benar-benar efektif menghilangkan bau jengkol?

Ya, air cucian beras mengandung zat yang dapat menetralisir aroma menyengat jengkol. Gunakan air cucian beras pertama atau kedua untuk merendam jengkol semalaman. Metode ini terbukti efektif dan mudah diterapkan karena bahan mudah didapat.

6. Bolehkah jengkol dimasak tanpa direbus terlebih dahulu?

Untuk jengkol muda, bisa langsung digoreng dengan api kecil tanpa direbus terlebih dahulu setelah direndam. Namun untuk jengkol tua, perebusan sangat penting untuk melunakkan tekstur dan mengurangi bau. Tanpa perebusan, jengkol tua akan keras dan sulit dikunyah.

7. Bagaimana cara menyimpan jengkol agar tetap segar?

Jengkol segar yang masih berkulit dapat disimpan di tempat sejuk dan kering selama 3-5 hari. Jika sudah dikupas, simpan dalam wadah tertutup di kulkas dan gunakan dalam 1-2 hari. Jengkol yang sudah direbus dapat disimpan di freezer hingga 2 minggu dalam wadah kedap udara.

(kpl/fed)

Rekomendasi
Trending