Cara Menanam Buah Matoa di Pot, Polybag, Botol Bekas, dan Tanah Terbuka

Cara Menanam Buah Matoa di Pot, Polybag, Botol Bekas, dan Tanah Terbuka
cara menanam buah matoa di pot (credit:Image by AI)

Kapanlagi.com - Buah matoa merupakan tanaman buah tropis yang semakin populer di kalangan pecinta berkebun karena rasanya yang unik dan kandungan nutrisinya yang tinggi. Menanam buah matoa kini bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari cara menanam buah matoa di pot, polybag, botol bekas, hingga di tanah terbuka sesuai dengan lahan yang tersedia.

Teknik budidaya matoa dapat disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan, baik untuk skala rumahan maupun komersial. Pemahaman tentang cara menanam buah matoa dari biji, dari batang, maupun dari akar akan membantu meningkatkan tingkat keberhasilan dalam budidaya tanaman ini.

Dengan metode yang tepat dan perawatan yang konsisten, siapa pun dapat membudidayakan buah matoa bahkan di lahan terbatas. Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai teknik penanaman matoa yang dapat dipraktikkan oleh pemula maupun yang sudah berpengalaman.

1. Mengenal Buah Matoa dan Karakteristik Tumbuhnya

Mengenal Buah Matoa dan Karakteristik Tumbuhnya (c) Ilustrasi AI

Buah matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah asli Papua yang memiliki rasa manis menyerupai kombinasi rambutan, durian, dan lengkeng. Tanaman ini termasuk dalam famili Sapindaceae dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 30-40 meter di habitat aslinya. Namun, dengan teknik budidaya modern, matoa dapat ditanam dalam wadah terbatas seperti pot atau polybag dengan hasil yang tetap optimal.

Karakteristik tanaman matoa memiliki sistem perakaran yang kuat dan batang yang kokoh dengan daun majemuk berwarna hijau mengkilap. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit berwarna cokelat kehitaman saat matang, daging buah berwarna putih transparan dengan biji di dalamnya. Tanaman ini membutuhkan iklim tropis dengan curah hujan yang cukup dan paparan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan optimal.

Dalam budidaya skala rumahan, pemilihan varietas matoa yang tepat sangat penting untuk disesuaikan dengan media tanam yang akan digunakan. Varietas matoa yang cocok untuk pot atau polybag biasanya memiliki pertumbuhan yang lebih kompak dibandingkan dengan yang ditanam di tanah terbuka. Pemahaman tentang karakteristik ini akan membantu dalam menentukan metode penanaman yang paling sesuai.

Menurut buku Budidaya Buah-Buahan Tropis, tanaman buah tropis seperti matoa memerlukan perhatian khusus pada sistem perakarannya, terutama saat penanaman dimana tanah di sekitar batang harus ditekan secara perlahan untuk memastikan akar dapat berkembang dengan baik. Proses adaptasi tanaman terhadap media tanam baru sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan selanjutnya.

2. Cara Menanam Buah Matoa di Pot dan Polybag

Cara Menanam Buah Matoa di Pot dan Polybag (c) Ilustrasi AI

Menanam matoa di pot atau polybag merupakan solusi ideal bagi mereka yang memiliki lahan terbatas namun tetap ingin menikmati hasil panen buah matoa sendiri. Persiapan dimulai dengan memilih pot atau polybag berukuran minimal 50-60 cm dengan lubang drainase yang cukup untuk mencegah genangan air. Media tanam yang digunakan harus memiliki komposisi yang tepat, yaitu campuran tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:1:1 untuk memastikan kesuburan dan aerasi yang baik.

Langkah pertama dalam cara menanam buah matoa di pot adalah menyiapkan bibit yang sehat, baik dari biji yang telah disemai maupun dari stek batang yang sudah berakar. Isi pot dengan media tanam hingga setengah bagian, letakkan bibit di tengah, kemudian tambahkan media tanam hingga menutupi akar dengan menyisakan 5 cm dari bibir pot. Padatkan media tanam secara perlahan di sekitar pangkal batang untuk memastikan bibit berdiri tegak dan akar tertanam dengan baik.

Untuk cara menanam buah matoa di polybag, prinsipnya sama dengan penanaman di pot, namun polybag menawarkan fleksibilitas lebih dalam hal mobilitas dan biaya. Pilih polybag dengan ketebalan yang cukup agar tidak mudah robek dan pastikan terdapat lubang drainase di bagian bawah. Setelah penanaman, letakkan pot atau polybag di lokasi yang mendapat sinar matahari minimal 6-8 jam per hari untuk mendukung fotosintesis optimal.

Perawatan tanaman matoa dalam pot atau polybag memerlukan perhatian khusus pada penyiraman dan pemupukan. Siram secara teratur setiap pagi atau sore hari, terutama saat musim kemarau, namun hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan akar membusuk. Pemupukan dilakukan setiap 2-3 bulan sekali menggunakan pupuk organik atau NPK dengan dosis yang disesuaikan dengan ukuran tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan pembungaan yang optimal.

3. Cara Menanam Buah Matoa di Botol Bekas

Cara Menanam Buah Matoa di Botol Bekas (c) Ilustrasi AI

Pemanfaatan botol bekas sebagai media tanam matoa merupakan inovasi ramah lingkungan yang cocok untuk pembibitan awal atau tanaman hias mini. Cara menanam buah matoa di botol bekas memerlukan kreativitas dalam memodifikasi botol agar dapat berfungsi sebagai wadah tanam yang efektif. Pilih botol plastik berukuran minimal 1,5-2 liter, potong bagian atas botol, dan buat beberapa lubang kecil di bagian bawah untuk drainase air.

Proses penanaman dimulai dengan membersihkan botol secara menyeluruh, kemudian isi dengan media tanam yang sama seperti untuk pot, yaitu campuran tanah, kompos, dan sekam. Metode ini sangat cocok untuk menanam matoa dari biji karena ukuran botol yang sesuai untuk fase pertumbuhan awal. Tanam biji matoa yang telah disemai atau bibit kecil ke dalam botol, pastikan akar tertutup sempurna dengan media tanam.

Keuntungan menggunakan botol bekas adalah kemudahan dalam memantau pertumbuhan akar melalui dinding botol yang transparan, sehingga dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memindahkan tanaman ke media yang lebih besar. Namun, perlu diingat bahwa botol bekas hanya cocok untuk fase pembibitan, setelah tanaman mencapai tinggi 30-40 cm atau akar mulai memenuhi botol, segera pindahkan ke pot atau polybag yang lebih besar.

Perawatan tanaman matoa dalam botol bekas memerlukan perhatian ekstra pada kelembaban media tanam karena volume media yang terbatas. Lakukan penyiraman dengan hati-hati menggunakan semprotan halus untuk menghindari erosi media tanam. Letakkan botol di tempat yang teduh dengan cahaya tidak langsung pada minggu-minggu awal, kemudian secara bertahap pindahkan ke lokasi dengan sinar matahari lebih banyak seiring pertumbuhan tanaman.

4. Cara Menanam Buah Matoa di Tanah Terbuka

Cara Menanam Buah Matoa di Tanah Terbuka (c) Ilustrasi AI

Penanaman matoa di tanah terbuka memberikan ruang pertumbuhan optimal bagi tanaman untuk mencapai ukuran maksimal dan produktivitas tinggi. Persiapan lahan dimulai dengan pemilihan lokasi yang tepat, yaitu area dengan paparan sinar matahari penuh, drainase baik, dan pH tanah antara 5,5-6,5. Bersihkan lahan dari gulma dan bebatuan, kemudian gemburkan tanah hingga kedalaman 50-60 cm untuk memudahkan penetrasi akar.

Cara menanam buah matoa di tanah terbuka memerlukan pembuatan lubang tanam berukuran 60x60x60 cm yang dibuat minimal 2 minggu sebelum penanaman. Campurkan tanah galian dengan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1, kemudian biarkan lubang terbuka agar terkena sinar matahari dan hujan untuk sterilisasi alami. Jarak tanam antar pohon matoa sebaiknya 8-10 meter untuk memberikan ruang pertumbuhan yang cukup dan memudahkan perawatan.

Saat penanaman, masukkan bibit matoa ke dalam lubang dengan posisi tegak lurus, pastikan leher akar sejajar dengan permukaan tanah. Isi lubang dengan campuran tanah dan kompos secara bertahap sambil dipadatkan perlahan untuk menghilangkan rongga udara di sekitar akar. Setelah lubang terisi penuh, buat parit kecil mengelilingi batang dengan jarak 30 cm untuk menampung air siraman dan mencegah erosi.

Perawatan pasca tanam sangat penting untuk memastikan bibit dapat beradaptasi dengan baik. Lakukan penyiraman rutin terutama pada 3 bulan pertama, berikan ajir atau penyangga untuk menjaga batang tetap tegak, dan aplikasikan mulsa organik di sekitar pangkal batang untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan pertama dilakukan setelah 1 bulan penanaman menggunakan pupuk NPK dengan dosis 100 gram per pohon, kemudian tingkatkan dosis seiring pertambahan umur tanaman.

5. Cara Menanam Buah Matoa dari Biji, Batang, dan Akar

Cara Menanam Buah Matoa dari Biji (c) Ilustrasi AI

Perbanyakan tanaman matoa dapat dilakukan melalui tiga metode utama yaitu dari biji, stek batang, dan cangkok akar, masing-masing memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri. Pemilihan metode perbanyakan disesuaikan dengan tujuan budidaya, ketersediaan bahan tanam, dan tingkat keahlian petani.

  1. Cara Menanam Buah Matoa dari Biji: Metode ini paling umum namun memerlukan waktu lebih lama hingga tanaman berbuah, sekitar 7-10 tahun. Pilih biji dari buah matoa yang matang sempurna, bersihkan dari daging buah, kemudian rendam dalam air selama 24 jam untuk meningkatkan daya kecambah. Semai biji dalam media campuran tanah dan sekam dengan kedalaman 2-3 cm, jaga kelembaban media dengan penyiraman rutin. Biji akan berkecambah dalam 2-4 minggu, setelah bibit memiliki 4-6 daun sejati, pindahkan ke polybag atau pot individu untuk pertumbuhan lebih lanjut.
  2. Cara Menanam Buah Matoa dari Batang (Stek): Metode stek batang lebih cepat menghasilkan buah dibanding biji, yaitu sekitar 4-5 tahun. Pilih batang matoa yang sehat berdiameter 1-2 cm dari cabang yang sudah berkayu, potong sepanjang 20-30 cm dengan 3-4 ruas. Buang daun pada bagian bawah, sisakan 2-3 daun di ujung yang dipotong setengahnya untuk mengurangi penguapan. Celupkan ujung bawah stek ke dalam hormon perakaran (rootone), kemudian tanam dalam media pasir atau campuran sekam dan tanah dengan kedalaman 10 cm. Tutup stek dengan plastik transparan untuk menjaga kelembaban, letakkan di tempat teduh, dan siram secara teratur. Akar akan tumbuh dalam 2-3 bulan, setelah itu stek dapat dipindahkan ke media tanam permanen.
  3. Cara Menanam Buah Matoa dari Akar (Cangkok): Metode cangkok atau perbanyakan dari akar merupakan teknik yang paling cepat menghasilkan buah, yaitu 2-3 tahun setelah tanam. Pilih cabang matoa yang sehat berdiameter 2-3 cm, buat sayatan melingkar sepanjang 5 cm dengan mengupas kulit batang hingga kambium. Bersihkan getah yang keluar, kemudian balut bagian yang disayat dengan media campuran tanah, kompos, dan sabut kelapa yang lembab. Bungkus dengan plastik transparan dan ikat kedua ujungnya dengan tali rafia. Jaga kelembaban media dengan menyuntikkan air secara berkala menggunakan jarum suntik. Setelah 2-3 bulan, akar akan tumbuh memenuhi media, potong cabang di bawah cangkokan, lepas plastik secara hati-hati, dan tanam cangkokan dalam pot atau langsung ke tanah terbuka.
  4. Persiapan Media Tanam untuk Semua Metode: Kualitas media tanam sangat menentukan keberhasilan perbanyakan matoa. Gunakan campuran tanah top soil, kompos matang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1 untuk memberikan nutrisi, aerasi, dan drainase yang optimal. Sterilisasi media tanam dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari selama 2-3 hari untuk membunuh patogen dan benih gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit.
  5. Perawatan Bibit Hasil Perbanyakan: Semua bibit hasil perbanyakan memerlukan perawatan intensif pada fase awal pertumbuhan. Letakkan bibit di tempat teduh dengan intensitas cahaya 50-70% selama 2-3 bulan pertama, kemudian secara bertahap pindahkan ke lokasi dengan sinar matahari penuh. Lakukan penyiraman rutin 1-2 kali sehari tergantung kondisi cuaca, hindari media tanam yang terlalu basah atau terlalu kering. Aplikasikan pupuk organik cair dengan konsentrasi rendah setiap 2 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan akar dan tunas baru.
  6. Seleksi dan Pemindahan Bibit: Setelah bibit mencapai tinggi 40-50 cm dengan sistem perakaran yang kuat, lakukan seleksi untuk memilih bibit terbaik yang akan dipindahkan ke lokasi tanam permanen. Kriteria bibit berkualitas meliputi batang tegak dan kokoh, daun hijau segar tanpa gejala penyakit, dan pertumbuhan akar yang merata. Proses pemindahan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi stres pada tanaman, siram bibit secukupnya sebelum dipindahkan agar media tanam tidak mudah rontok dari akar.

6. Tips Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Matoa

Tips Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Matoa (c) Ilustrasi AI

Keberhasilan budidaya matoa tidak hanya ditentukan oleh teknik penanaman yang tepat, tetapi juga perawatan dan pemeliharaan yang konsisten sepanjang masa pertumbuhan tanaman. Pemahaman tentang kebutuhan tanaman matoa pada setiap fase pertumbuhan akan membantu mengoptimalkan produktivitas dan kualitas buah yang dihasilkan.

Penyiraman merupakan aspek krusial dalam perawatan tanaman matoa, terutama pada fase pertumbuhan vegetatif. Tanaman muda memerlukan penyiraman rutin 1-2 kali sehari tergantung kondisi cuaca dan kelembaban media tanam, sementara tanaman dewasa cukup disiram 2-3 kali seminggu kecuali saat musim kemarau panjang. Pastikan air tidak menggenang di sekitar pangkal batang karena dapat menyebabkan pembusukan akar, gunakan sistem drainase yang baik untuk mengalirkan kelebihan air.

Pemupukan dilakukan secara berkala untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman matoa yang cukup tinggi. Pada fase vegetatif (0-3 tahun), berikan pupuk dengan kandungan nitrogen tinggi untuk mendukung pertumbuhan daun dan batang, dengan dosis 200-300 gram NPK (16:16:16) per pohon setiap 3 bulan. Setelah memasuki fase generatif (mulai berbunga), ubah komposisi pupuk dengan kandungan fosfor dan kalium lebih tinggi seperti NPK (15:15:15) atau (10:20:20) untuk mendukung pembungaan dan pembuahan optimal. Aplikasikan pupuk dengan cara membuat parit melingkar berjarak 50 cm dari batang, taburkan pupuk secara merata, kemudian tutup kembali dengan tanah.

Pemangkasan merupakan teknik penting untuk membentuk tajuk tanaman yang ideal dan meningkatkan produktivitas. Lakukan pemangkasan bentuk pada tanaman muda untuk membentuk struktur cabang yang kuat dan seimbang, buang tunas air dan cabang yang tumbuh ke arah dalam tajuk. Pada tanaman dewasa, lakukan pemangkasan produksi dengan membuang cabang yang tidak produktif, terserang hama penyakit, atau terlalu rimbun untuk meningkatkan penetrasi cahaya dan sirkulasi udara. Waktu pemangkasan terbaik adalah setelah panen atau menjelang musim hujan, gunakan alat pemangkas yang tajam dan steril untuk mencegah infeksi.

Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara preventif dan kuratif untuk menjaga kesehatan tanaman. Hama yang sering menyerang tanaman matoa antara lain ulat daun, kutu daun, dan penggerek batang, sementara penyakit yang umum adalah busuk akar, bercak daun, dan antraknosa. Lakukan monitoring rutin minimal seminggu sekali untuk mendeteksi serangan dini, aplikasikan pestisida organik seperti ekstrak daun mimba atau pestisida kimia sesuai dosis anjuran jika diperlukan. Sanitasi kebun dengan membersihkan gulma, daun gugur, dan buah busuk secara rutin juga penting untuk mengurangi sumber infeksi.

7. Masa Panen dan Pasca Panen Buah Matoa

Masa Panen dan Pasca Panen Buah Matoa (c) Ilustrasi AI

Tanaman matoa mulai berbuah pada umur yang bervariasi tergantung metode perbanyakan yang digunakan, yaitu 7-10 tahun untuk tanaman dari biji, 4-5 tahun untuk stek batang, dan 2-3 tahun untuk cangkok. Tanda buah matoa siap panen adalah perubahan warna kulit dari hijau menjadi cokelat kehitaman, tekstur kulit yang mulai mengeras, dan aroma khas yang tercium dari buah. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat buah benar-benar matang di pohon karena buah matoa tidak dapat matang sempurna setelah dipetik.

Teknik pemanenan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas buah dan tidak merusak tanaman. Gunakan galah pemetik atau tangga untuk menjangkau buah yang tinggi, petik buah beserta tangkainya dengan cara memotong menggunakan gunting atau pisau tajam. Hindari memetik buah dengan cara menarik atau memutar karena dapat merusak cabang dan mengurangi produktivitas musim berikutnya. Kumpulkan buah dalam wadah yang dilapisi kain lembut untuk mencegah memar atau luka yang dapat mempercepat pembusukan.

Penanganan pasca panen buah matoa memerlukan perhatian khusus karena buah ini termasuk mudah rusak dan memiliki daya simpan terbatas. Setelah dipanen, sortasi buah berdasarkan ukuran dan kualitas, pisahkan buah yang cacat atau terserang hama penyakit. Bersihkan buah dari kotoran dengan lap kering, hindari mencuci dengan air karena dapat mempercepat pembusukan. Buah matoa segar dapat bertahan 3-5 hari pada suhu ruang atau 1-2 minggu jika disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 10-15°C dengan kelembaban 85-90%.

Untuk meningkatkan nilai ekonomis, buah matoa dapat diolah menjadi berbagai produk seperti sirup, selai, dodol, atau dikeringkan menjadi keripik. Pengolahan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen untuk mempertahankan kualitas dan kandungan nutrisi buah. Diversifikasi produk olahan matoa tidak hanya memperpanjang masa simpan tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas, terutama untuk produk khas daerah atau oleh-oleh yang memiliki nilai jual tinggi.

8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk buah matoa berbuah?

Waktu berbuah tanaman matoa bervariasi tergantung metode perbanyakan yang digunakan. Tanaman dari biji memerlukan waktu 7-10 tahun, dari stek batang sekitar 4-5 tahun, sedangkan dari cangkok paling cepat yaitu 2-3 tahun setelah tanam. Faktor perawatan, pemupukan, dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi kecepatan tanaman mulai berbuah.

2. Apakah buah matoa bisa ditanam di dataran rendah?

Ya, buah matoa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 700 mdpl. Tanaman ini berasal dari Papua yang memiliki iklim tropis basah, sehingga cocok ditanam di daerah dengan curah hujan tinggi dan suhu hangat. Pastikan lokasi penanaman mendapat sinar matahari penuh dan memiliki drainase yang baik untuk hasil optimal.

3. Media tanam apa yang paling cocok untuk menanam matoa di pot?

Media tanam terbaik untuk menanam matoa di pot adalah campuran tanah top soil, kompos matang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Komposisi ini memberikan keseimbangan antara kesuburan, aerasi, dan drainase yang dibutuhkan tanaman matoa. Tambahkan pupuk kandang yang sudah matang untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan memperbaiki struktur media tanam.

4. Bagaimana cara merawat bibit matoa yang baru ditanam?

Bibit matoa yang baru ditanam memerlukan perawatan intensif terutama pada 3 bulan pertama. Letakkan bibit di tempat teduh dengan intensitas cahaya 50-70%, lakukan penyiraman rutin 1-2 kali sehari, dan berikan pupuk organik cair dengan konsentrasi rendah setiap 2 minggu. Lindungi bibit dari angin kencang dan hama dengan memasang ajir penyangga dan monitoring rutin.

5. Apakah tanaman matoa memerlukan penyerbukan khusus?

Tanaman matoa umumnya melakukan penyerbukan silang dengan bantuan serangga penyerbuk seperti lebah dan kupu-kupu. Untuk meningkatkan keberhasilan pembuahan, sebaiknya menanam minimal 2-3 pohon matoa dalam satu area agar penyerbukan dapat terjadi secara optimal. Hindari penggunaan pestisida kimia berlebihan saat masa pembungaan untuk melindungi populasi serangga penyerbuk.

6. Berapa ukuran pot minimal untuk menanam matoa?

Ukuran pot minimal untuk menanam matoa adalah diameter 50-60 cm dengan kedalaman yang sama untuk memberikan ruang pertumbuhan akar yang cukup. Seiring pertumbuhan tanaman, pot perlu diganti dengan ukuran lebih besar setiap 2-3 tahun atau saat akar mulai keluar dari lubang drainase. Pot yang terlalu kecil akan membatasi pertumbuhan dan mengurangi produktivitas tanaman.

7. Apa perbedaan hasil panen matoa dari biji dan cangkok?

Tanaman matoa dari cangkok akan menghasilkan buah lebih cepat (2-3 tahun) dengan karakteristik buah yang sama persis dengan induknya, termasuk rasa, ukuran, dan produktivitas. Sementara tanaman dari biji memerlukan waktu lebih lama (7-10 tahun) dan memiliki variasi genetik sehingga karakteristik buahnya bisa berbeda dari induknya. Namun, tanaman dari biji umumnya memiliki sistem perakaran lebih kuat dan umur produktif lebih panjang.

Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(kpl/vna)

Rekomendasi
Trending