Nama Ilmiah Pisang: Klasifikasi Taksonomi dan Penjelasan Lengkap

Nama Ilmiah Pisang: Klasifikasi Taksonomi dan Penjelasan Lengkap
nama ilmiah pisang

Kapanlagi.com - Nama ilmiah pisang yang paling umum dikenal adalah Musa paradisiaca L., yang merupakan nama latin untuk tanaman pisang yang telah digunakan sejak abad ke-18. Pisang termasuk dalam famili Musaceae dan genus Musa, dengan berbagai spesies yang tersebar di seluruh dunia.

Dalam dunia botani, nama ilmiah pisang sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan berbagai jenis pisang yang ada. Sistem penamaan ini membantu para ilmuwan dan peneliti dalam mempelajari karakteristik dan hubungan kekerabatan antar spesies pisang.

Menurut Species Plantarum yang dipublikasikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753, nama Musa paradisiaca pertama kali digunakan sebagai nama ilmiah untuk pisang. Penamaan ini merujuk pada "buah terlarang dari surga" dan menjadi dasar klasifikasi taksonomi pisang hingga saat ini.

1. Pengertian dan Definisi Nama Ilmiah Pisang

Pengertian dan Definisi Nama Ilmiah Pisang (c) Ilustrasi AI

Nama ilmiah pisang mengacu pada sistem penamaan binomial yang digunakan dalam taksonomi untuk mengidentifikasi spesies pisang secara ilmiah. Sistem ini menggunakan dua kata latin, yaitu nama genus dan nama spesies, untuk memberikan identitas unik bagi setiap jenis pisang.

Musa paradisiaca merupakan nama ilmiah yang paling umum digunakan untuk pisang budidaya, di mana "Musa" adalah nama genus dan "paradisiaca" adalah nama spesies. Nama genus Musa diambil dari nama dokter Antonius Musa, sedangkan "paradisiaca" berasal dari kata Latin yang berarti "dari surga".

Dalam perkembangannya, nama ilmiah pisang telah mengalami revisi dan penyempurnaan seiring dengan kemajuan penelitian botani. Saat ini, banyak pisang budidaya dianggap sebagai hibrida dari dua spesies liar utama, yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana.

Menurut World Checklist of Selected Plant Families dari Royal Botanic Gardens Kew, Musa paradisiaca atau Musa x paradisiaca tetap diakui sebagai nama yang valid untuk pisang hibrida. Tanda "x" menunjukkan bahwa tanaman tersebut merupakan hasil persilangan antara dua spesies yang berbeda.

2. Klasifikasi Taksonomi Pisang

Klasifikasi taksonomi pisang menunjukkan posisi sistematis tanaman ini dalam kerajaan tumbuhan. Pisang termasuk dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, dan kelas Liliopsida yang menandakan bahwa pisang adalah tumbuhan berbunga berkeping biji tunggal.

  1. Kingdom (Kerajaan): Plantae - menunjukkan bahwa pisang adalah organisme autotrof yang dapat melakukan fotosintesis
  2. Divisi: Magnoliophyta - pisang termasuk tumbuhan berbunga atau angiospermae
  3. Kelas: Liliopsida - menandakan pisang sebagai tumbuhan monokotil dengan sistem pembuluh yang tersebar
  4. Ordo: Zingiberales - pisang berada dalam ordo yang sama dengan jahe dan kunyit
  5. Famili: Musaceae - famili khusus untuk pisang-pisangan dengan karakteristik batang semu
  6. Genus: Musa - genus yang mencakup semua spesies pisang di dunia
  7. Spesies: paradisiaca - spesies khusus untuk pisang budidaya hibrida

Berdasarkan klasifikasi ini, nama ilmiah lengkap pisang adalah Musa paradisiaca L., di mana huruf "L." menunjukkan bahwa nama tersebut pertama kali dideskripsikan oleh Linnaeus. Klasifikasi ini membantu para botanis memahami hubungan evolusioner pisang dengan tumbuhan lainnya.

Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan, disebutkan bahwa buah pisang memiliki nilai Net Dietary Protein and Energy (NDPE) sebesar 1,5%, yang menunjukkan kontribusi pisang dalam pemenuhan kebutuhan protein dan energi manusia.

3. Spesies-Spesies Pisang Utama

Spesies-Spesies Pisang Utama (c) Ilustrasi AI

Dunia pisang memiliki keanekaragaman spesies yang sangat luas, dengan dua spesies liar utama yang menjadi nenek moyang sebagian besar pisang budidaya saat ini. Musa acuminata dan Musa balbisiana merupakan spesies dasar yang genom-nya berkontribusi pada variasi pisang modern.

  1. Musa acuminata: Spesies liar diploid yang memberikan kontribusi genom A pada pisang budidaya. Spesies ini umumnya menghasilkan buah yang lebih manis dan cocok untuk konsumsi langsung.
  2. Musa balbisiana: Spesies liar yang memberikan kontribusi genom B, biasanya menghasilkan buah dengan kandungan tepung yang lebih tinggi dan cocok untuk diolah.
  3. Musa paradisiaca: Nama yang digunakan untuk hibrida antara M. acuminata dan M. balbisiana, terutama untuk kelompok AAB.
  4. Musa sapientum: Nama yang pernah digunakan untuk kelompok AAB tertentu, namun kini dianggap sinonim dari M. paradisiaca.
  5. Musa textilis: Spesies pisang abaka yang dimanfaatkan untuk serat, bukan buahnya.

Sistem klasifikasi modern menggunakan kombinasi genom untuk mengelompokkan pisang budidaya. Kelompok AA mencakup pisang mas dan pisang lilin, kelompok AAA meliputi pisang ambon dan cavendish, sedangkan kelompok AAB mencakup pisang raja dan plantain.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal botani, hibridisasi alami antara M. acuminata dan M. balbisiana telah menghasilkan keragaman pisang yang luar biasa. Setiap kombinasi genom menghasilkan karakteristik buah yang berbeda, mulai dari rasa, tekstur, hingga cara konsumsinya.

4. Sejarah Penamaan Ilmiah Pisang

Sejarah Penamaan Ilmiah Pisang (c) Ilustrasi AI

Sejarah penamaan ilmiah pisang dimulai pada abad ke-18 ketika Carl Linnaeus, bapak taksonomi modern, memperkenalkan sistem penamaan binomial. Linnaeus pertama kali mengamati pisang yang ditanam di rumah kaca George Clifford dekat Haarlem, Belanda, yang terkenal sebagai pisang pertama yang berbunga di Eropa.

Pada tahun 1736, Linnaeus awalnya menamai pisang tersebut Musa Cliffortiana untuk menghormati George Clifford. Namun, nama ini masih tergolong "pra-Linnean" karena belum mengikuti sistem penamaan yang kemudian dia standardisasi. Dalam publikasi Species Plantarum tahun 1753, Linnaeus mengubah nama tersebut menjadi Musa paradisiaca.

  1. 1736: Penamaan awal sebagai Musa Cliffortiana (nama pra-Linnean).
  2. 1753: Publikasi resmi nama Musa paradisiaca dalam Species Plantarum.
  3. 1758: Linnaeus mendeskripsikan Musa sapientum sebagai spesies terpisah.
  4. 1955: Norman Simmonds dan Kenneth Shepherd memperkenalkan sistem klasifikasi genom.
  5. Modern: Penggunaan tanda "x" untuk menunjukkan status hibrida (Musa x paradisiaca).

Nama genus "Musa" sendiri diambil dari Georg Eberhard Rumphius yang telah menggunakan nama tersebut sebelumnya. Rumphius adalah seorang botanis Jerman yang bekerja di Indonesia dan menulis tentang flora Maluku dalam karyanya Herbarium Amboinense yang diterbitkan pada tahun 1741.

Dalam ENSIKLOPEDI BUDAYA ISLAM NUSANTARA, disebutkan bahwa pisang raja memiliki makna simbolis dalam budaya Jawa, di mana "setandan pisang raja yang sebagian sudah matang" melambangkan pentingnya kepemimpinan yang tegas dalam keluarga.

5. Variasi Nama Ilmiah Berdasarkan Kelompok Genom

Variasi Nama Ilmiah Berdasarkan Kelompok Genom (c) Ilustrasi AI

Sistem klasifikasi modern pisang menggunakan kombinasi genom A dan B untuk mengelompokkan berbagai kultivar pisang. Setiap kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dan kadang-kadang dikaitkan dengan nama ilmiah tertentu, meskipun secara teknis semuanya dapat dianggap sebagai varian dari Musa x paradisiaca.

Kelompok diploid AA mencakup pisang-pisang seperti pisang mas (Musa acuminata) dan pisang lilin yang umumnya berukuran kecil dengan rasa manis. Kelompok triploid AAA meliputi pisang ambon, pisang cavendish, dan pisang susu yang populer sebagai buah meja karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut.

  1. Kelompok AA (diploid): Pisang seribu, pisang lilin, pisang mas — umumnya menggunakan nama Musa acuminata.
  2. Kelompok AAA (triploid): Pisang ambon, cavendish, pisang susu — sering dirujuk sebagai Musa acuminata grup AAA.
  3. Kelompok AAB (triploid): Pisang raja, plantain — menggunakan nama Musa paradisiaca atau Musa x paradisiaca.
  4. Kelompok ABB (triploid): Pisang kepok, pisang siam — juga menggunakan Musa x paradisiaca.
  5. Kelompok AAAB (tetraploid): Beberapa kultivar khusus dengan empat set kromosom.

Sistem ini dikembangkan oleh Norman Simmonds dan Kenneth Shepherd pada tahun 1955 berdasarkan karakter morfologi dan terbukti lebih berguna bagi para ilmuwan dibandingkan penggunaan nama binomial Latin tradisional. Setiap huruf A mewakili kontribusi genom dari Musa acuminata, sedangkan huruf B mewakili kontribusi dari Musa balbisiana.

Dalam Pemantauan Status Gizi Pada Lansia, dijelaskan bahwa "buah pisang mengandung serat, kalium, vitamin B6" yang menunjukkan nilai gizi pisang terlepas dari nama ilmiah atau kelompok genomnya.

6. FAQ (Frequently Asked Questions)

FAQ (Frequently Asked Questions) (c) Ilustrasi AI

1. Apa nama ilmiah pisang yang paling umum digunakan?

Nama ilmiah pisang yang paling umum digunakan adalah Musa paradisiaca L. atau Musa x paradisiaca untuk pisang budidaya hibrida. Nama ini pertama kali dipublikasikan oleh Carl Linnaeus dalam Species Plantarum tahun 1753 dan masih diakui hingga saat ini.

2. Mengapa pisang memiliki nama ilmiah Musa paradisiaca?

Nama "Musa" diambil dari genus yang sudah digunakan sebelumnya oleh Georg Eberhard Rumphius, sedangkan "paradisiaca" berasal dari bahasa Latin yang berarti "dari surga" atau merujuk pada buah terlarang dari surga. Linnaeus memilih nama ini karena pisang dianggap sebagai buah yang istimewa.

3. Apakah semua jenis pisang memiliki nama ilmiah yang sama?

Tidak, berbagai jenis pisang memiliki nama ilmiah yang berbeda tergantung pada spesies dan kelompok genomnya. Misalnya, Musa acuminata untuk pisang liar diploid, Musa balbisiana untuk spesies liar lainnya, dan Musa textilis untuk pisang abaka.

4. Apa perbedaan antara Musa paradisiaca dan Musa sapientum?

Kedua nama ini sebenarnya merujuk pada pisang hibrida yang sama dan kini dianggap sebagai sinonim. Musa sapientum yang dideskripsikan Linnaeus pada 1758 kini dianggap sebagai nama yang tidak valid, dan semua pisang hibrida serupa dikategorikan sebagai Musa x paradisiaca.

5. Bagaimana sistem klasifikasi genom pisang bekerja?

Sistem klasifikasi genom menggunakan huruf A dan B untuk menunjukkan kontribusi dari spesies induk. A mewakili Musa acuminata dan B mewakili Musa balbisiana. Kombinasi seperti AA, AAA, AAB, atau ABB menunjukkan jumlah dan asal genom dalam setiap kultivar pisang.

6. Siapa yang pertama kali memberikan nama ilmiah untuk pisang?

Carl Linnaeus, bapak taksonomi modern, adalah orang pertama yang memberikan nama ilmiah resmi untuk pisang. Dia pertama kali menamai pisang sebagai Musa Cliffortiana pada 1736, kemudian mengubahnya menjadi Musa paradisiaca dalam publikasi Species Plantarum tahun 1753.

7. Mengapa nama ilmiah pisang penting dalam penelitian?

Nama ilmiah pisang penting untuk identifikasi yang akurat dalam penelitian, perdagangan internasional, dan konservasi. Sistem penamaan ini membantu para ilmuwan berkomunikasi secara universal tentang spesies tertentu tanpa kebingungan yang mungkin timbul dari penggunaan nama lokal yang berbeda-beda di setiap daerah.

(kpl/cmk)

Rekomendasi
Trending