Anime dan Imej Negatif Awam Tentang Tontonan Anak-Anak
Anime © Istimewa
Kapanlagi.com - Jepang adalah salah satu negara yang punya segudang cara untuk menghadirkan hal-hal unik dan baru, yang sebagian besar selalu jadi viral dan dikenal luas di seluruh dunia. Salah satu karya sukses mereka adalah anime.
TENTANG ANIME
Adalah animasi dari Jepang yang digambar dengan tangan maupun teknologi komputer. Istilah ini masih sering disalah artikan sebagai bentuk genre oleh sebagian publik. Dalam Bahasa Jepang, anime adalah tontonan animasi, tak peduli dari mana asal negaranya. Namun sebaliknya, di mata dunia, anime itu adalah animasi yang berasal dari Jepang.
Advertisement
Hingga kini, tak terhitung berapa banyak anime jepang yang sudah bisa kalian tonton, tentunya dengan genre yang berbeda-beda, mulai dari horor, school, fantasy, sport, romance dan masih banyak lainnya. Dan untuk sekedar informasi, anime Jepang pertama yang populer adalah Astro Boy, karya Osamu Tezuka tahun 1963 silam.
'Astro Boy', salah satu anime populer asal Jepang © IstimewaSaat ini, anime suah mengalami perkembangan pesat. Mulai dari jumlah judul yang diproduksi setiap season hingga kualitas grafiknya sendiri, yang tentu jadi jauh lebih baik. Ada anime yang tayang dalam format movie (langsugn habis), serial pendek (sekitar 12 episode), hingga super panjang (mencapai ratusan episode).
Bahkan saking populernya, beberapa anime Jepang sempat ditayangkan di stasiun televisi Indonesia loh. Masa jaya anime Jepang di Indonesia bisa kalian temukan pada era 90an silam. Beberapa judul seperti Doraemon, Crayon Shinchan, Saint Seiya, Dragon Ball, Chibi Maruko Chan, Detective Conan, Sailor Moon pernah ditayangkan secara bergantian di stasiun televisi Indonesia.
Salah satu anime paling populer di Indonesia © IstimewaSTIGMA AWAM TENTANG ANIME
Yang namanya anime, pasti digambarkan dalam bentuk animasi. Anime sendiri memang tak beda jauh dengan yang namanya tontonan kartun. Dan karenanya, banyak sekali orang yang beranggapan bahwa anime adalah tontonan anak-anak.
"Buat temen-temenku, kalau genre-nya Studio Ghibli nggak masuk lah, terlalu bocah mereka anggepnya or nggak masuk akal banget. Lain versinya waktu aku nonton Sakamoto Desu Ga, temen temenku agak kesel sampai ngakak. Apalagi waktu nontonnya Attack on Titan mereka suka banget karena alur ceritanya emang masuk. Kalau yang Ghibli itu emang alur ceritanya kan rata-rata buat anak-anak dan temen-temenku pada komen, 'Inget umur', or ada yang bilang, 'Please jangan film dewa rusa (princess mononoke) lagi, kalau Attack on Titan boleh lah'," kenang Veli, salah satu pecinta anime Jepang yang berasal dari Bandung.
'My Neighbor Totoro', salah satu anime produksi Studio Ghibli © IstimewaBahkan stigma ini tak hanya terjadi di Indonesia. Dari hasil penelusuran, kebanyakan orang yang tidak suka anime, selalu melabeli anime sebagai 'tontonan anak-anak'.
"Ketika teman-temanku datang ke rumah, aku lagi nonton anime di handphone-ku, sambil nungguin teman yang lain untuk datang. Lalu ada yang lihat ke layar hapeku dan bilang, 'Kamu lagi nonton apa?', Aku jawab, 'Anime Bleach'. Lalu dia bilang, 'Kamu nggak terlalu tua untuk nonton kartun? Childish banget'. Aku jawab lagi, 'Ini bukan kartun, karena ceritanya kompleks dan banyak adegan-adegan kekerasan, yang nggak ada di film kartun'. Dan dia cuma bilang, 'Masih terlihat seperti kartun bagiku karena animasi'," ujar Brianna Zuasnabar, salah satu pecinta anime Jepang yang tinggal di Las Vegas, Nevada, Amerika.
Well, pendapat mereka tak sepenuhnya salah, karena beberapa anime Jepang sendiri memang dibuat dengan genre yang pas untuk ditonton anak-anak, contohnya film-film karya Studio Ghibli, seperti My Neighbor Totoro, Spirited Away, Ponyo, Howl's Moving Castle dan beberapa lainnya.
Namun jika kita tengok lagi dalam beberapa tahun terakhir, tak pantas rasanya jika melabeli anime Jepang sebagai tontonan anak-anak secara general. Alasannya, kebanyakan anime selalu menghadirkan cerita-cerita yang sangat berat, twisted, dan kadang penuh dengan hal-hal berbau ecchi, hingga kekerasan yang bahkan tak disensor.
'Attack on Titan', anime dengan banyak adegan violence © IstimewaMari kita ambil satu contoh; Shingeki no Kyojin (Attack on Titan). Anime yang super booming ini menghadirkan grafis yang cukup mencekam, pembunuhan-pembunuhan sadis, darah di mana-mana, bahkan cerita yang sangat kompleks, yang kemungkinan besar tak mungkin bisa dipahami oleh anak-anak.
Kepada mereka yang beranggapan bahwa anime adalah tontonan anak-anak, saya pun coba tunjukkan beberapa cuplikan adegan dari Shingeki no Kyojin. Uniknya, sebagaian besar dari mereka cukup terkejut dan mulai berkata bahwa ini tak pantas ditonton untuk anak-anak.
"Wah, sadis. Ini beneran kartun? Kalau kayak gini sih bukan konsumsi anak-anak," ujar seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Asal Mula Munculnya Stigma Anime Adalah Tontonan Anak-Anak
Ketika bertanya-tanya lebih jauh, rupanya mereka menganggap anime adalah tontonan anak-anak karena beberapa alasan. Yang pertama adalah penyajiannya yang dalam bentuk animasi. Karena itu, mereka sering menganggapnya sebagai film kartun, yang memang kebanyakan dibuat untuk anak-anak.
'Crayon Shin-chan', salah satu anime yang populer tahun 90an silam © IstimewaAlasan kedua adalah karena anime Jepang yang pernah ditayangkan di Indonesia, kebanyakan memang bergenre fantasi atau yang lekat dengan imej anak-anak. Sebut saja, Doraemon, Crayon Shinchan, Chibi Marukochan, Sailor Moon, Bakusō Kyōdai Let's & Go!, Pokemon, Digimon dan masih banyak lainnya.
Gara-gara 2 alasan di atas, mindset mereka tentang anime jadi menyempit, yakni 'Tontonan anak-anak'. Padahal seperti lagu anak-anak di Indonesia, semakin ke sini, anime Jepang dengan genre anak-anak sudah semakin habis. Kebanyakan malah menghadirkan cerita-cerita yang sangat berat.
Dan dari sini bisa kita simpulkan bahwa Anime Jepang tidak bisa dicap sebagai tontonan anak-anak secara general. Atau dengan kata lain, mereka yang suka nonton Anime Jepang tidak selalu bersifat kekanak-kanakan.
KLovers ada yang suka nonton anime dan punya pengalaman seperti yang telah dijabarkan di atas? Jangan lupa tulis komentarmu ya!
Jangan Lewatkan!
Memahami Arti Loli Yang Dikaitkan Dengan Pedofilia Gara-Gara Kasus Nafa Urbach
From Zero to Hero, Anime Bertema Sports Ini Ajarkan Kita Untuk Tak Pernah Menyerah
Kompetisikan Gundam dan Plastic Model Jagoanmu, Tetsujin Hadir di Jakarta
Daftar Lengkap Performer C3 Anime Festival Asia 2017 di Jakarta
NARUTO Tamat, BORUTO Lanjutkan Petualangan Para Shinobi Konoha
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
Berita Foto
(kpl/gtr)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget
