FILM INDONESIA

Bikin Merinding Sekujur Tubuh, Ini Deretan Pengalaman Mistis Para Pemeran Hingga Sutradara Selama Syuting Film Horor - Sampai Pernah Kesurupan Massal

Senin, 31 Oktober 2022 13:07

credit: Istimewa

Kapanlagi.com - Siapa nih KLovers yang suka banget nonton film bergenre horor? Pasti lagi happy banget ya karena belakangan ini banyak film horor berkualitas yang bergantian tayang. Nggak terkecuali karya-karya sineas Tanah Air. Misalnya KKN DI DESA PENARI, IVANNA hingga PENGABDI SETAN 2: COMMUNION.

Di balik kesuksesan film-film tersebut, ternyata ada banyak cerita menarik yang tersimpan. Salah satu yang hal yang mungkin sering mengundang rasa penasaran adalah kira-kira bagaimana ya proses syuting film horor itu? Apakah ada hal-hal mistis yang pernah dialami para pemeran atau kru yang ada di lokasi?

Demi menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Kapanlagi.com telah melakukan wawancara langsung dengan sejumlah orang yang terlibat dalam pembuatan sebuah film horor. Mulai dari produser, sutradara hingga para aktor dan aktrisnya. Supaya nggak makin penasaran, yuk langsung saja simak ulasannya berikut ini.

1. Ditimpuk Batu - Tak Bisa Keluar dari Lokasi Syuting

Buat para penggemar film horor lawas Indonesia pasti sudah nggak asing dengan sosok Ozy Syahputra. Pria yang sering mengambil peran dalam film-film bernuansa mistis tahun 90-an itu mengungkapkan bila ada beberapa kejadian mistis yang menimpa rekan-rekannya ketika menjalani proses syuting.

"Aku sih nggak pernah (ngalamin) ya. Cuma sekali waktu itu syuting di Purwakarta. Itu kayak ada orang yang nimpuk. Tahu sendiri kan dahulu mulut aku hahaha saat belum hijrah. Nah dari mana datangnya batu itu aku samperin. Itu malam, aku marah-marah, aku samperin. Eh aku malah ditimpuk lagi dengan batu yang lebih besar. Aku jadi merasa aneh gitu karena aku lihat arah batu itu tidak ada siapa-siapa," ceritanya.

"Kalau bintang tamu banyak ya, entah kesurupan atau diganggu kayak Lola Amaria itu waktu baru-barunya dia tiba-tiba menjerit karena melihat wanita dengan rambut berkepang dua yang entah siapa. Kiki Fatmala juga pernah waktu syuting di Kebun Raya Bogor. Waktu itu dia pulang jam 1 malam. Dia sudah senang pamit pulang. Tapi beberapa jam kemudian dia balik lagi. Terus cerita 'aku tuh nggak bisa keluar dari area Kebun Raya Bogor'. Dia bilang kayak ada orang yang ngikutin dan akhirnya dia balik lagi," imbuh Ozy.

Meski mengalami sejumlah gangguan, tetapi Ozy merasa dengan adanya hal-hal tersebut membuat suasana mencekam semakin terasa dalam sebuah film. Ia pun menuturkan bila setiap kali menjelang syuting selalu ada ritual atau doa bersama yang dilakukan sebagai bentuk menghormati 'para penghuni' di lokasi syuting.

"Iya sebelum syuting kami juga gimana ya saling menghormati karena kan kami tahu bahwa ada kehidupan juga kan di sana (alam lain). Jadi sebelum syuting ada ritual doa. Ya kayak kita mau mampir ke rumah orang lah, izin dahulu," tutur Ozy.

2. Kesurupan Massal

Pengalaman kejadian mistis lain juga diceritakan oleh Ki Kusumo yang selama ini dikenal sebagai paranormal sekaligus produser film. Ki Kusumo mengatakan, dari sekian banyak film horor yang pernah diproduserinya, ada beberapa diantaranya yang pernah mengalami kendala karena gangguan hal mistis. Satu diantaranya adalah ketika ia menggarap film 13 CARA MEMANGGIL SETAN yang rilis pada tahun 2011 lalu.

"Film horor yang waktu itu proses syutingnya terkendala karena gangguan adalah 13 CARA MEMANGGIL SETAN. Kendalanya kameranya sudah fokus tiba-tiba nggak fokus, kemudian pemainnya sakit. Ada beberapa hal yang terkadang kita bawa judul horor itu membawa energi, jadi kalau pemain dan kru nggak siap itu kadang-kadang saat proses sering terjadi masalah," ujarnya.

Faktor lain yang membuat penggarapan film tersebut menjadi sangat diingat oleh Ki Kusumo adalah kejadian kesurupan massal yang menimpa para kru dan pemeran saat proses syuting.

"Itu waktu syuting 13 CARA MEMANGGIL SETAN, pemain kompak dan waktu itu juga sampai kesurupan massal," sambung Ki Kusumo.

3. Pengalaman Joko Anwar

Lain dengan Ozy Syahputra dan Ki Kusumo yang mengalami kejadian mistis secara langsung, Joko Anwar punya cerita yang sedikit berbeda. Sebagai seorang pembuat film, Joko Anwar memilih untuk berusaha lebih logis ketika sedang mengalami hal-hal yang mungkin menurut orang lain adalah kejadian mistis.

"Kalau saya selalu berusaha untuk mencari penjelasan yang logis bahkan ketika syuting kan ada beberapa kali kita mengalami hal-hal yang kalau orang-orang yang ada di lokasi di syuting baik kru maupun pemain merasa bahwa ini kayaknya kejadian supranatural. Kayak kemarin kita syuting di rumah susun yang memang sudah tidak dihuni selama 15 tahun banyak kejadian yang aneh, tapi saya bilang pasti ada penjelasan yang logis gitu," tegasnya.

Misalnya saat ia melakukan proses syuting film PENGABDI SETAN 2: COMMUNION yang kala itu menjadikan sebuah rusun terbengkalai sebagai lokasi pengambilan gambarnya. Dari rumor yang beredar, ada satu lantai yang memang tidak boleh didatangi siapapun. Tetapi Joko Anwar justru nekat datang ke lokasi tersebut.

"Ada satu lantai yang memang tidak boleh didatangin karena katanya tempat sarang makhluk-makhluk halus yang tinggal di situ lantai tujuh katanya. Tapi saya mencoba untuk ke sana aja tapi ketika saya ke sana ternyata ada yang kemasukan tapi saya bilang ini kayaknya kekurangan oksigen, tapi ternyata orang-orang percaya tapi nggak tau juga ya apakah itu benar-benar kemasukan apa nggak," terang sutradara berusia 46 tahun tersebut.

Selain itu, Joko Anwar juga pernah mengalami beberapa kejadian mistis. Meski lagi-lagi ia berusaha untuk mencari penjelasan logis dari situasi itu. Kejadian ini ia rasakan ketika sedang menulis sebuah skenario film.

"Misalnya saya pernah menulis skenario. Saya merasa saya cuma menulis skenario selama tiga hari. Tapi ternyata saya keluar rumah teman saya bilang saya sudah tidak ketemu mereka selama dua minggu. Jadi saya membuat skenario itu saya kasih judul Dead Time waktu yang mati. Tapi mungkin karena saya terlalu asyik nulis saya nggak kerasa jadi waktu berjalan begitu cepat kan bisa aja," tuturnya.

4. Syuting Lebih Seram

Para pemeran dalam film PENGADI SETAN 2: COMMUNION seperti Tara Basro dan Endy Arfian rupanya juga benar-benar ikut merasakan suasana mencekam ketika proses syuting berlangsung.

Sebagai pemeran yang sudah terlibat sejak film PENGABDI SETAN yang dirilis tahun 2017, Tara Basro mengakui kalau proses syuting sekuelnya lebih menyeramkan. Lokasinya pun sengaja dipilih yang lebih mencekam.

"Kalau syuting ini kayaknya lebih seram yang kedua ya karena lokasinya juga lebih seram. Ceritanya juga seru memang dari awal bang Joko Anwar berkomitmen oh pengabdi setan 2 semuanya harus lebih, dari segi teknikal, kamera, suara, akting, semuanya harus lebih baik," ujarnya.

Pendapat yang tak jauh berbeda juga diungkapkan Endy Arfian yang berperan sebagai Toni. Kengerian benar-benar terasa selama proses syuting karena lokasi rusun yang dipilih memang sudah lebih dari 15 tahun tak berpenghuni.

"Pengalaman syuting Pengabdi Setan 2 menurut saya pengalaman syuting paling seru karena setnya adalah di rusun jadi kita selama satu bulan lebih kita syuting di dalam rusun yang mana sudah 15 tahun tidak ada penghuninya. Jadi dapat horornya dan memang dari kondisi bangunannya juga udah mulai rapuh, udah mulai lapuk kita juga harus hati-hati," kata Endy.

"Ada satu lantai yang kita nggak boleh syuting di situ, nggak tahu alasannya apa mungkin memang itu yang berbahaya atau mungkin ada sesuatu hal gitu. Banyak banget juga tantangannya makanya saya bilang itu adalah pengalaman yang paling seru," sambungnya.

5. Pemilihan Lokasi Syuting

Sebenarnya, pengalaman mistis yang dialami para sineas ketika syuting film horor berkaitan dengan lokasi yang dijadikan tempat pengambilan gambar. Maka dari itu, sering kali dilakukan semacam ritual sebagai bentuk memohon izin atau permisi ke 'para penghuninya'. Ki Kusumo pun mengungkapkan bila selalu ada persiapan khusus dalam menentukan sebuah tempat yang akan dijadikan lokasi syuting film horor.

"Persiapan khusus itu ada karena biasanya orang hunting lokasi biasanya dicari di tempat yang punya cerita khusus. Misalnya kemarin ada cerita desa penari tentu lokasinya bisa saja di desa penari (tapi) cuma diambil sebagian-sebagian aja. Mungkin ya itu kalau saya sebagai produsernya cuma diambil beberapa tempat, sisanya diambil di tempat yang tidak mengerikannya," ujar Ki Kusumo.

Ki Kusumo juga mengakui kalau banyak lokasi syuting film yang sebenarnya bukan tempat asli melainkan senagaja dibuat demi menyesuaikan dengan suasana yang diinginkan. Apalagi saat ini teknologi di dunia perfilman juga sudah banyak berkembang.

"Namanya juga film semuanya serba direkayasa. Banyak tempat gak serem dibikin serem, banyak tempat sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan orang. Film adalah film, biasanya pengambilan gambarnya di tempat biasa yang dibuat luar biasa. Disetting luar biasa, diberi gambaran supaya itu mengerikan padahal sebenarnya itu tempatnya biasa saja. Terkadang tempat ramai dibikin sepi, terkadang tempat-tempat seperti ada gunung-gunung deket sungai yang sebenernya tidak sepi banget akan dibuat ulang," terangnya.

Now that you are AWAKE, it's time for you to wake right now!

Awake
REKOMENDASI
TRENDING