Bulan Ramadan, Bulan Penuh Celaan?

Penulis: Dewi Ratna

Diterbitkan:

Bulan Ramadan, Bulan Penuh Celaan?
Foto: KapanLagi.comĀ®

Kapanlagi.com - Siaran Ramadan di televisi semestinya harus dibuat berdasarkan bingkai kaidah-kaidah agama. Selain itu juga, seharusnya menggambarkan realita kehidupan masyarakat beragama tersebut dalam layar kaca. Sehingga nantinya, siaran Ramadan dapat menumbuhkan dan meningkatkan ketaatan beribadah masyarakat sebagai konsumen televisi.
Namun, pada prakteknya, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Bukannya memberi contoh yang baik dan bermanfaat, program yang mengudara tersebut malahan menyajikan sebuah tayangan yang bisa dibilang jauh dari kata mendidik.
Tercatat untuk Lebaran tahun ini, ada 7 program Ramadan yang mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI pun sudah melayangkan teguran tertulis kepada stasiun televisi dari ketujuh program acara tersebut.
Apa saja tujuh program Ramadan itu? Waktunya Kita Sahur (Trans TV), Kampung Sahur Bejo (RCTI), Sahur Bersama Srimulat (Indosiar), Ngabuburit (Trans TV), Sabarrr Tingkat 2 (SCTV), John Lenong (Trans 7), dan Inbox (SCTV). Di mana letak kesalahannya? Mari kita simak halaman berikut ini...

1. Dialog Kontroversial

Dialog Kontroversial

Sebagai gambaran, di ANTV, acara Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriti), ditayangkan menjelang buka puasa setiap harinya, pukul 17.00. Pada salah satu episodenya, ada dialog dari Olga Syahputra sebagai pengisi acara yang mengatakan, "Jangan pakai assalamualaikum, seperti pengemis saja".

Lalu, pada episode tanggal 25 Juli 2012, pada salah satu adegan percakapan yang melibatkan Christy Jusung dan Raffi Ahmad, Christy sempat melontarkan kalimat, "Gimana kalo tukeran deh Hengky sama Yuni Sara, aku sama kamu. Mau cobain stang tinggi."

(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)

2. Aksi Kontroversial

Aksi Kontroversial

Di Trans 7, Opera Van Java (OVJ): Sahurnya Indonesia, yang dibintangi Sule, Parto, Nunung, Andre Taulany, dan Azis Gagap, tingkah laku pemain juga dianggap kerap mengabaikan etika. Pada episode 4 Agustus 2012, komedian senior Mpok Nori yang sudah lansia dibentak dan secara tiba-tiba dicium secara kasar oleh Sule.

3. Peran Kontroversial

Peran Kontroversial

Tampil aktor pria menyerupai wanita diperankan Sule. Model sejenis disajikan Tessy pada Sahur Bareng Srimulat di Indosiar. Sosok waria memang sering jadi sajian menu program televisi. Tentu saja ini jelas bukan contoh edukasi yang baik.

4. Tanggapan KPI

Tanggapan KPI

Dari beberapa contoh tadi, tergambar bahwa adanya pelanggaran terhadap norma dan etika kehidupan sehari-hari, yang ironisnya justru terjadi pada bulan suci Ramadan. Memang, ada beberapa kejadian yang tidak jelas-jelas menunjukkan sesuatu yang berbau pornografi, tetapi seringkali dibuat sebagai isyarat atau mengarah kepada konotasi porno. Hal ini kemudian ditanggapi serius oleh KPI.

"Tayangan pada Ramadan sekarang ini tidak ada perubahan berarti. Setiap episode diwarnai olok-olokan, ejekan, saling menghina, ucapan kasar dan kalimat yang mengarahkan sosiasi seks vulgar. Walaupun dalam konteks maksud bergurau," ujar Sinansari Ecip, Ketua MUI Bidang Informasi dan komunikasi dalam Perskon Hasil Pantauan Konten Media Paruh Pertama Ramadhan 1433 H, beberapa waktu lalu.

Entah mengapa, format lawakan yang sedang trend pada saat ini adalah lawakan yang justru bersifat, mengolok, mencela, menghina fisik, bahkan sampai ke kontak fisik pun sering terjadi. Tentu saja, hal ini menjadi kecemasan bagi banyak orang, karena tontonan seperti itu bisa menjadi dampak buruk ke depannya.

"Sebenarnya teguran semacam ini tidak hanya berlaku saat Ramadan. Kami memantau sepanjang tahun. Tapi banyaknya acara komedi yang disiarkan langsung ini berpotensi membuat pelanggaran. Kalau stasiun TV mengacu pada pedoman penyiaran saya yakin bakal clean," ujar Nina Mutmainnah Armando, Komisioner Bidang Isi dan Siaran KPI, dalam Pressconference Hasil Pantauan Konten Media Paruh Pertama Ramadhan 1433 H.

5. Kontroversi Sah Demi Rating?

Kontroversi Sah Demi Rating?

Hipotesisnya adalah, bahwa saat ini media mengalami pergeseran fungsi. Media massa adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa pun bisa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya.

Tanpa sadar, media massa telah membawa masyarakat masuk kepada pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir serta perilaku masyarakat. Perubahan pola tingkah laku yang paling terasa adalah dari aspek gaya hidup. Aspek ini paling terlihat dalam lingkungan generasi muda. Dampak yang ditimbulkan media massa juga bisa beraneka ragam, diantaranya: terjadinya perilaku menyimpang dari norma-norma sosial dan nilai nilai budaya. Yang mana perilaku menyimpang tersebut dianggap sebagai bagian dari trend masa kini.

Kembali pada pokok permasalahan, timbul pertanyaan, apakah yang menjadikan program program komedi di televisi saat ini cenderung mengarah ke contoh edukasi yang tidak baik? Apakah untuk mengejar rating semata? Karena mungkin, lawakan-lawakan konyol seperti itulah yang justru diminati kebanyakan orang saat ini. Semakin konyol, berbau seks, kasar dan mencela, semakin banyak pula pemirsa yang 'manteng' di depan tv untuk menikmati sajian 'spesial' di bulan Ramadan ini.

(Deddy Corbuzier buka suara terkait isu cerai, marah ke pihak Pengadilan Agama!)

(kpl/ben/dew)

Reporter:

Ruben Daniel

Rekomendasi
Trending