1. Hipertiroid

Jedar pun menanyakan apa saja efek dari kelebihan hormon tiroid pada dirinya. Sang dokter kemudian menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan seseorang mengalami hal ini. Pertama karena memiliki bawaan autoimun, yang kedua karena radang.

"Efeknya itu deg-degan, siklus menstruasi tidak teratur, rambut rontok. Itu yang ngatur tiroid semua. Itu kita jaga biar nggak sampai bengkak. Nanti kita USG supaya bisa evaluasi ukurannya," ujar Dr Indra.

"Bukan tumor kan?" tanya Erick Iskandar yang mengantarkan adiknya ke dokter.

"Bukan. Tumor nggak tumornya sih dilihat dari USG ya. Tapi so far ini nggak ngarah ke tumor," jawab Dr Indra.

2. Pemicu Kelebihan Hormon Tiroid

Ia kemudian meminta kepada Jedar untuk mengonsumsi obat dan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab hormon tiroidnya tinggi. Setelah tes, baru akan dilakukan langkah lanjutan untuk pengobatan.

"Pemicunya sebenarnya apa? Kalau positifnya autoimun kalau negatif radang? Penyebabnya apa," tanya Jedar.

"Seperti makan gorengan, dan sejenisnya. Kebanyakan memang perempuan daripada laki-laki," jawab sang dokter.

3. Cek ke Dokter Jantung

Dari dokter spesialis endokrin, Jedar melanjutkan pemeriksaan ke dokter jantung. Begitu konsultasi dimulai, ia langsung mengungkap berapa hasil rekam jantungnya yang di atas rata-rata.

"Udah cek EKG juga, emang itu cepet banget. Bangun tidur itu udah 102. Tapi tadi 95 sih. Cepat aja, deg-degan, mungkin dari Januari - Februari," ujar Jedar.

"Ini tiroidnya tinggi ya. Pada pasien yang hipertiroid itu biasanya gejala detak jantungnya di atas 100 waktu istirahat. Orang tidur harusnya 50-40an. Tidur ya. Normalnya 60 - 100. Tapi heart rate resting yang semakin rendah itu semakin bagus. Jadi ada penelitian kalau heart restingnya rendah, life expectationnya semakin tinggi. Kelihatan kalau dipasang monitor," jawab sang dokter.

"Bahaya nggak dok?" tanya Jedar.

"Kadang-kadang kalau nggak diobati, bisa nggak teratur jadi lebih berbahaya. Tadi saya lihat masih teratur ya," jawab dokter.

4. Tunggu Hasil Lab Berikutnya

Dokter pun meminta kepada Jedar untuk melakukan tes tambahan dengan USG jantung untuk melihat hasilnya. Sang dokter menduga bahwa detak jantung berlebihan yang dialami Jedar besar kemungkinan karena kelebihan hormon tiroid seperti yang diungkapkan oleh dokter sebelumnya.

"Hormon tiroid itu reseptornya di jantung, kalau berlebihan kerja jantung jadi berlebihan. Kalau hormon tiroidnya sudah mendekati normal, jantungnya bisa kembali normal," ujar sang dokter.

"Kalau takikardia itu, bisa bahaya nggak dok?" tanya Jedar.

"Takikardia kalau nggak diobati lama-lama berbahaya. Jantungnya bisa lemah, jadi lemes. Ibarat mobil, digas terus gak ada remnya. Jadi nanti dikasih obat," tukasnya.

Jedar pun langsung melakukan tes seperti yang diminta oleh sang dokter. Namun ia belum mengetahui hasil dari pemeriksaannya dan minta doa agar cepat sembuh.